Mohon tunggu...
Kokom Komariyah8
Kokom Komariyah8 Mohon Tunggu... -

saya suka membaca dan ingin bisa menulis. saya suka nonton film dan ingin bergabung membuat film. saya ingin apasaja yang menarik menurut saya dan saya akan mewujudkannya.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kapan Jodohku Datang ya? part 1

2 Januari 2012   14:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:26 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nduk, bapak mau bicara,sini duduk dan dengerin bapak baik-baik,langsung saja ya,Pak man kemarin datang kerumah ma wanto,anaknya yang jadi anggota TNI itu lho nduk.. mereka ngobrol sama bapak,kalo wanto itu suka sama kamu,mau melamar kamu,tapi nanti tunangan dulu kok,ndak langsung nikah.. " Ujar bapak sore itu selesai sholat maghrib.

" Maaf pak, Dina ndak mau, Dina suka sama dia," jawabku singkat.

" Tapi kenapa nduk ?? wanto anak yang baik, sopan,udah kerja mapan.. Kamu juga sudah cukup umur nduk buat nikah, bapa pengen cepet nimang cucu nduk,apa kamu ada pilihan lain? Tapi bapak sarankan jangan nikah sama orang luar jawa nduk, fisik bapak sudah ndak kuat kalo harus naik kendaraan jarak jauh.. yang namanya anak bakti itu anak yang " nyunggi duwur mendhem jero " tapi bukan berarti bapak minta di sunggi atau nanti kalau bapak mati di kubur  dalam-dalam, bukan itu nduk... Bapak ini kan cuma tukang becak, itupun sudah mantan,bapak pengen punya mantu orang yang punya pangkat kaya wanto.."

" Lho, bapak kok jadi gila jabatan gitu to pak?? bapak kan tau Dina ndak suka punya suami seorang aparat,titik.!Kenapa? kamu trauma ma ade? wanto kan orang sini juga nduk, kita juga sudah kenal dengan orang tuanya."

"Dina ndak mau pak, jangan paksa Dina "

"kalau kamu nikah sama wanto, setidak nya kita sedikit bangga, kamu sudah menolak lamaran yono,dia sudah guna-guna kamu nduk, makanya kamu jadi kaya sekarang ini kan.. Tapi terseraah kamu nduk, bapak ga maksa,bapak cuma kasih saran saja,cuma mengingatkan kalau kamu itu sudah cukup umur untuk nikah, anak perempuan ndak baik kalau lama-lama melajang, tolong pikirkan lagi ya nduk " Jawab bapak ku sambil berlalu ke kamar.

" Wooooiiiiii, ( plak ),ngelamun aja , kerja-kerja... " tau-tau mbak tin dah di belakangku smabil cengengesan liat aku kaget..

" Sapa juga yang melamun? sahutku

" Udah ketauan masih juga ya ngeles kaya bajaj... Daasaaaarrrr"  jawabnya sambil cubit pipiku

" Beeeuuuh...ni orang, demen banget sih nyiksa orang, cita- citanya pasti jadi ibu tiri.. " Ucapku sambil ancang-ancang ambil langkah seribu, takut di jitak euy..."

Mbak tin, teman cewe satu- satunya di kantorku, udah berkeluarga, orangnya baik, dewasa, enak di ajak ngobrol,makanya aku suka curhat sama dia...

Kenapa sih, tadi ngelamun neng? tanya mbak tin..

Sapa yang ngelamun? orang lagi mikir kok... jawabku sekenanya..

halaaah... Alesaaaan aja, cerita doooong....

Nanti aja, kalau udah siap...

oke-oke... tapi btw kapan siapnya???

Nanti, kalau udah makan siang... hahahaha...

euuumm niii anaaak...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun