Masih banyak celoteh-celoteh para tokoh negeri ini yang semakin mengkerdilkan Islam, dikatakan bahwa Pilpres bukan merupakan urusan agama tapi urusan mencari pemimpin. Seolah mereka ingin berkata agar Islam tak turut campur dalam hal bernegara (baca: sekuler).Â
Padahal Islam adalah agama sempurna dan paripurna yang semestinya akan membawa kesejahteraan jika  diterapkan dalam kehidupan termasuk dalam ranah politik. Termasuk di dalamnya, fenomena keberadaan Islam Wasathiyyah yang belum  lama ini dikukuhkan dalam sebuah Konferensi Internasional Moderasi Islam di Lombok.
Konsep ini nyatanya sangat berbahaya bagi ajaran Islam dimana kata wasathiyah ini tidak lebih dari konsep Islam moderat yang terbuka dengan ide-ide Barat yang liberal. Konsep jalan tengah yang memang muncul pertama kalinya di Barat saat Eropa dalam masa kegelapan, yang berakhir dengan pengukuhan sekulerisme dalam kehidupan. Islam wasathiyyah yang berujung untuk membuat umat hanya puas dengan penerapan Islam yang tidak totalitas, tapi sebatas ibadah mahdoh seperti sholat, puasa, zakat, dan haji.Â
Sembari menuding setiap pihak dari kaum muslimin yang hendak memperjuangkan Islam kaffah sebagai Islam radikalis atau fundamentalis. Â Jika sudah begitu, maka perpecahanlah yang ada di tubuh umat. Mungkinkah ini kemaksiyatan yang membuat Allah murka hingga Allah guncang negeri ini dengan gempa yang dahsyat? Â
Cukuplah kisah sahabat Umar bin Khattab RA ketika  Madinah diguncang gempa bumi, maka hal pertama yang Umar tanyakan pada rakyatnya adalah "maksiyat apa yang telah dilakukan?". Maka tidak ada yang lain yang bisa kita lakukan melihat fenomena berguncangnya bumi di negeri seribu masjid ini selain memperbaiki diri untuk terus dalam ketaatan kepada Allah sehingga rahmat Islam muncul ke tengah-tengah kita.
Menjadikan aturan Islam sebagai satu-satunya rujukan dalam kehidupan kita baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat, maupun bernegara. Sesungguhnya dibalik duka ini, Allah titipkan mutiara hikmah yang sungguh berharga, ialah kembalinya kita menuju ketaatan kepada aturanNya (Islam). Kembali kepada tatanan kehidupan yang disana SyariatNya diterapkan secara kaffah. Dengannya Allah hadirkan berkahNya dari langit dan bumi. Disanalah ketika tujuan hidup yang hakiki setiap muslim tercapai, yakni hidup di dunia semata untuk menggapai Ridho-Nya.
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi merekaa mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS al A'raaf: 96)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H