Oleh: Komariah S.S
Di ujung handphone seorang rekan mengabarkan sedang berada di pengungsian setelah rumah-rumah mereka roboh dan hancur akibat gempa Lombok pekan lalu, sementara rekan yang lain mengaku jasad neneknya baru bisa dievakuasi setelah 3 hari terperangkap di bawah runtuhan rumah.
Dikutip dari detik.com bahwa jumlah pengungsi akibat gempa Lombok telah mencapai 417.529 orang yang tersebar di berbagai titik daerah di Lombok. Jumlah korban yang tewas tercatat hingga 15 Agustus 2018 adalah 460 orang dengan sebaran di berbagai daerah sekitar Lombok yang juga diguncang gempa yakni Lombok Utara, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah dan juga Bali
Demikian sekelumit fakta yang saya dapatkan terkait gempa Lombok yang hingga hari ini masih dirasakan oleh saudara kita di Lombok sana.
Tak pernah ada seorangpun yang berharap musibah menimpanya.  Gempa bumi yang terjadi di Lombok, lebih dari sepekan ini  meninggalkan duka yang mendalam bagi anak bangsa, terlebih jika teringat ratusan jumlah korban yang tewas akibat gempa. Jumlah korban gempa 7SR yang mengguncang  Nusa Tenggara Barat terus bertambah. Hingga Senin (15/8), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 460 orang meninggal dunia.
Gempa utama berkekuatan 7SR tersebut dan ratusan gempa-gempa susulan setelahnya hingga kini juga telah merobohkan gedung-gedung yang kokoh, tempat ibadah, pasar, sekolah, rumah sakit dan tentu saja rumah hunian.
Betul bahwa setiap yang terjadi di dunia adalah telah menjadi kehendak Allah SWT. Termasuk gempa Lombok yang dahsyat ini. Bagi muslim sudah barang tentu banyak pelajaran yang harusnya diambil dari peristiwa ini.
Tidak hanya kepekaan sosial kita yang tengah diuji demi membantu saudara-saudara kita di Lombok. Lebih dari itu kepekaan iman Islam kitalah yang sesungguhnya diuji dengan gempa ini.
Tak merasakah kita bahwa begitu banyak senda gurau tak berguna yang kita lakukan terhadap syariatNya? Di saat seorang muslim dengan konsekuensi mengambil Islam secara keseluruhan sebagaimana termaktub dalam al qur'an surat al-Baqarah ayat 208, yakni
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kaaffah (keseluruhan)"
kita justru terus berupaya menjauhkan Islam dari kehidupan kita. Lihat saja bagaimana para tokoh negeri ini terus berceloteh pentingnya memisahkan agama dari politik. Dengannya, agama (baca: Islam) terkucil di pojok-pojok masjid. Dan akibatnya adalah kerusakan sendi-sendi kehidupan yang merebak seperti jamur di musim hujan. Berita kejahatan dimana-mana setiap waktu. Perampokan misalnya, dari mulai perampokan kecil-kecilan kelas amatir, hingga perampokan kekayaan negeri ini yang terus berlangsung oleh pihak asing.Â