Minggu jadi hari libur yang membuat orang malas melakukan aktivitas. Ada yang memilih berlibur, ada juga yang memilih di rumah melepas lelah setelah hari-hari sebelumnya penuh dengan aktivitas.
Begitu juga dengan Riko, dia memilih buat bersantai di rumahnya. Sampai-sampai setelah hari Minggu Riko masih belum siap menghadapi aktivitas sekolah yang menurutnya sangat membosankan.
"Riko, kamu gak berangkat sekolah? Ini sudah siang lho. Nanti telat." Tanya ibunya.
"Riko  masih capek, Bu. Bolos sehari aja gak apa-apa kan? Lagian gak ada PR dan tes kok, Bu."
" Ya jangan begitu. Sekolah itu bayar loh Ko. Menuntut ilmu itu, jangan kamu sepelekan begitu aja Ko." Jawab ibunya menyanggah.
"Sudahlah bu, Riko  masih ngantuk mau lanjut tidur lagi."
Melihat gelagat dari anaknya, ibunya jadi kesal, geram dan menyeret anaknya ke sebuah tempat.
Lalu, ibunya mengajak Riko  ke panti asuhan yang di sana dipenuhi oleh anak-anak dengan latar belakang yang beda.
"Nah, lihat mereka. Udah gak punya orang tua, yang membiayai sekolah juga tidak ada, Â padahal mereka juga mau sekolah." Jelas ibunya memberi tahu anaknya.
Lalu, ibunya mengajak lagi ke suatu tempat yang di sana banyak anak-anak yang mengamen di jalanan.
"Lihat mereka, mereka mengemis mencari uang. Buat makan aja, mereka harus bersusah payah apa lagi buat biaya sekolah." Jelas ibunya lagi.
Kemudian, Riko sadar dan akhirnya dia mau berangkat sekolah meski agak terlambat.
Dia diantar ibunya sampai ke sekolah dan didalam perjalanan menuju sekolah dia melihat anak sekolah yang berjalan pincang.
"Alangkah beruntungnya aku, masih punya fisik yang sempurna tapi bermalas - malasan buat sekolah.
Sedangkan, mereka yang cacat aja bisa semangat seperti itu." Gumam Riko dalam hatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H