Teknik STOP (Stop, Take a deep breath, Observe, dan Proceed) artinya S-Berhenti, T-ambil nafas dalam, O-amati sensasi pada tubuh, perasaan, pikiran dan lingkungan, P- selesai dan lanjutkan. STOP sebagai teknik pembelajaran yang bermanfaat dalam membangun kesadaran penuh (mindfulness), meredakan ketegangan, mengembalikan dan membangun fokus murid.
Keterkaitan Antar Materi
Sebelum saya mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa kompetensi sosial emosional murid akan terbentuk dengan sendirinya sejalan dengan pertumbuhan dan bertambahnya usia mereka menuju kedewasaan. Sehingga dalam pembelajaran di kelas saya lebih berfokus pada penyampaian materi pembelajaran atau kemampuan kognitifnya saja. Tapi, setelah mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran berbasis sosial emosional perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa kesiapan , ketertarikan, dan fokus murid dalam memulai pembelajaran. Harapannya jika murid mampu mengelola KSE mereka juga kan mampu menguasai kemampuan kognitif
Keterkaitan modul 1.1 filosofi KHD dengan modul 2.2 pembelajaran sosial emosional
Menurut KHD mendidik adalah menuntun tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan zamannya sehingga menjadi manusia yang merdeka. KHD juga menekankan adanya pendidikan budi pekerti yang seimbang serta pendidikan haruslah berpusat pada murid. Hal ini tentunya sesuai dengan konsep pembelajaran sosial emosional dengan mengintegrasikan dan membudayakan KSE di dalam kelas dan di sekolah anak akan mampu mengenali dan mengelola dirinya, anak juga akan memiliki budi pekerti yang luhur sehingga tercipta lingkungan belajar yang berpusat pada murid aman dan nyaman.
Keterkaitan modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak dengan modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
Pembelajaran sosial emosional akan mampu membuat seorang guru menyadari dan memahami nilai-nilai dan perannya sebagai seorang guru penggerak.Ketika seorang guru penggerak telah mampu menyadari nilai dan perannya maka ia akan mampu memupuk nilai-nilai dan karakter siswa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila baik melalui pelajaran eksplisit,integrasi dalam praktek belajar, maupun mencipta dan menumbuhkan iklim budaya sekolah
Keterkaitan modul 1.3 Visi Guru Penggerak dengan modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
Melalui PSE dan pendekatan IA BAGJA kita akan mampu untuk menggali nilai-nilai positif dalam diri siswa. Nilai-nilai positif yang tergali tersebut dapat kita jadikan sebuah visi yang nantinya akan menjadi sebuah kebiasaan dan budaya sekolah. Pelaksanaan visi tersebut akan terwujud melalui pembelajaran sosial emosional yang kita laksanakan sehingga akan membentuk Profil Pelajar Pancasila.
Keterkaitan modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi dengan modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
Untuk mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi guru harus mampu mengenali karakter kelasnya. Pengintegrasian PSE dalam pembelajaran serta penciptaan iklim budaya sekolah akan sangat membantu guru untuk mengidentifikasi karakter kelasnya. Hal ini akan sangat berguna bagi bahan pertimbangan dalam penentuan strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang akan diterapkan di kelasnya. Pengintegrasian PSE ini juga akan mampu mendukung guru untuk menciptakan suasana belajar yang mengundang murid sehingga pembelajaran berdiferensiasi dapat terlaksana dengan aman dan nyaman.