Mohon tunggu...
Komang Trisuci Nirmala W
Komang Trisuci Nirmala W Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki hobi cooking and baking

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal Ajaran Brahman Atau Widhi Tattwa dalam Agama Hindu

14 Mei 2024   19:42 Diperbarui: 14 Mei 2024   19:58 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

            Agama Hindu merupakan salah satu agama tertua di dunia. Sebelum kata 'hindu" atau 'hinduisme' dipakai oleh umat Hindu sekarang, istilah ini diberikan oleh orang asing yang berdatangan ke India seperti Persia, Yunani, Arab, melalui jalur daerah Barat-Daya India, yang disebut Hindu Kush, di pegunungan Himalaya. Para pendatang tersebut mengartikan Hindu adalah orang-orang yang berdiam di daerah lembah Sungai Sindhu dan memiliki agama serta budaya yang dianut oleh mereka. Umat Agama Hindu menyebutkan agaman ya Waidika Dharma atau agama Weda, karena bersumber dari Weda. Weda merupakan wahyu dari Tuhan yang diterima oleh para Rsi pada saat zaman dahulu kala.

Wilayah India, khususnya Sungai Indus dan Sungai Ganges serta dataran tinggi di sekitarnya, adalah tempat di mana agama Hindu berkembang dari tradisi dan kepercayaan kuno. Keberadaan agama Hindu sangat erat kaitannya dengan sejarah, budaya, dan masyarakat di wilayah ini. Pada awalnya, agama Hindu mungkin berkembang di wilayah-wilayah pedalaman India, di mana masyarakat agraris yang maju hidup. Kemudian, dengan berjalannya waktu, ajaran-ajaran agama Hindu menyebar ke berbagai wilayah di India, mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial, budaya, dan politik.

            Suatu agama memiliki pelaksanaan yang bertitik dari kepercayaan manusia kepada Tuhan, sehingga para pelaksanaan suatu agama tidak bisa lepas dari kepercayaan agama yang dianut kepada ajaran ke-Tuhananya. Isi kepercayaan kepada Tuhan adalah ajaran ke-Tuhanan suatu agama tentang bagaimana agama tersebut mempercayai dan memandang Tuhan. kepercayaan akan kesatuan antara manusia, alam semesta, dan Tuhan, serta memberikan panduan moral dan spiritual bagi penganutnya dalam menjalani kehidupan yang bertanggung jawab dan bermakna.

            Setiap agama tentu memiliki keyakinan dasar dan Tuhannya masing-masing. Agama Hindu memiliki lima keyakinan dasar yang disebut dengan Panca Sradha dan Tuhan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Panca yang memiliki arti lima dan Sradha yang memiliki kepercayaan atau keyakinan, Panca Sradha adalah lima dasar kepercayaan atau keyakinan dalam Agama Hindu yang wajib dipegang teguh dalam menjalani kehidupan beragama dan bermasyarakat untuk mencapai tujuan hidup sesungguhnya. 

Panca Sradha terdiri dari Widhi Tattwa yakni kepercayaan atau keyakinan terhadap Brahman, Atman Tattwa yakni kepercayaan atau keyakinan terhadap Atman, Karmaphala Tattwa yakni kepercayaan atau keyakinan terhadap karmaphala, Punarbhawa Tattwa yakni kepercayaan atau keyakinan terhadap kelahiran kembali dan Moksa Tattwa yakni kepercayaan atau keyakinan terhadap moksa.

            Keyanikan Agama Hindu yang menjadi bagian dalam Panca Sradha disebut dengan Widhi Tattwa. Widhi Tattwa adalah keyakinan atau kepercyaam terhadap kebenaran atau keberadaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam Agama Hindu, Brahman diwujudkan ke dalam dua sifat yakni Saguna Brahman (Apara Brahman) dan Nirguna Brahman (Para Brahman). Saguna Brahmana merupakan Tuhan Yang Maha Esa digambarkan sebagai pribadi dan dibayangkan dalam wujud Yang Maha Agung oleh alam pikiran manusia secara empiris. Lalu, Nirguna Brahman merupakan Tuhan Yang Maha Esa dalam keadaan yang tidak terkondisikan dan tanpa fisik, tidak dapat dipikirkan karena ada diluar batas pikiran manusia. Ajaran Widhi Tattwa pada dasarnya mengajarkan tentang hakikat ajaran ke-Tuhanan atau Brahman dalam ajaran agama Hindu, konsep dan hakikat ke-Tuhanan disebut juga sebagai Brahmavidya.

            Dalam agama Hindu dikatakan bahwa Tuhan itu tunggal atau satu. Seperti yang diutarakan dalam Kitab Suci Veda, yakni "Ekam Ewa Adwittiyam Brahman" yang berarti hanya terdapat satu (Ekam ewa) tiada duanya (adwiriyam) Hyang Widhi (Brahman) itu. Umat beragama Hindu khususnya di Bali menyebutkan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan bermacam-macam sebutan sesuai dengan tugas dan fungsi-Nya, hal ini didasari kemaha kuasaan Tuhan yang tak terhingga oleh pikiran, sehingga manusia membayangkan atau memfokuskan Tuhan melalui berbagai manifestasi sesuai dengan fungsinya.

            Manusia meyakini Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan sujud bhakti melalui suatu yadnya, dimana yadnya tersebut merupakan persembahan yang dihaturkan secara tulus Ikhlas dan memohon perlindungan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Konsep ke-Tuhana agama Hindu dijelaskan dalam kita suci RegVeda VIII.24.6 sebagai berikut:

"Ayam eka itya casthevi vispaytih Tasyan ratay anuyas caramasi"

Terjemahan:

"Disini Tuhan Yang Maha Esa, Rajanya umat manusia, yang terlihat membentang terus jauh dan luas untuk kesejahteraan hidupmu, ikutilah hukum-hukum-Nya"

Dari sloka diatas menjelaskan bahwa Tuhan dalam Veda adalah Yang Maha Esa atau Tunggal dan mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, dalam segalanya memiliki arti Tuhan adalah kesatuan tertinggi yang dapat disebutkan sebagai raja dari segala makhluk hidup yang tidak lain diciptakan oleh beliau yang maha Esa.

            Brahman meresap kedalam seluruh alam semesta beserta isinya sehingga perwujudan beliau tidak dapat digambarkan oleh umat manusia. Dalam kehidupan, manusia yang berumat Hindu harus memiliki sradha (kepercayaan) yang mantap. Seseorang yang memiliki kepercayaan yang tidak mantap, hidupnya akan menrasa canggung, ragu, tidak tenang, dan terombang-ambing.

Tuhan memiliki empat kemahakuasaan yang disebut dengan Cadhu Sakti. Berasal dari Bahasa Sansekerta Cadhu memiliki arti catur atau empat dan Sakti artinya kemahakuasaan atau kekuatan. Sehingga Cadhu Sakti adalah empat kemahakuasaan atau kekuatan yang dimiliki oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Berikut penjelasan terkait bagian-bagian dari Cadhu Sakti:

1. Prabhu Sakti

Memiliki arti Ida Sang Hyang Widhi mempunyai sifat maha kuasa. Kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi tidak mungkin dimiliki oleh umat manusia di bumi ini. Hal tersebut dikatakan dalam beberapa sloka seperti, "Sarvam idham kalu Brahman" memiliki arti segala yang ada diciptakan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sloka "Wyapi Wyapaka Nirwikara" memiliki arti Ida Sang Hyang Widhi berada dimana-mana dan tidak terpikirkan, Sehingga hanya Ida Sang Hyang Widhi saja yang memiliki sifat yang maha kuasa. Menguasai seluruh ciptaan-Nya, memelihara segala yang ada di dalam alam Bhur Loka, Bhuah Loka, dan Swah Loka. Seluruh makhluk hidup memiliki cara hidupnya masing-masing walaupun diciptakan oleh satu Tuhan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh Pramana yang berbeda-beda. Tumbuhan memiliki Eka Pramana yang menyebabkan tumbuhan hanya bisa tumbuh dan berkembang saja, Binatang/hewan memiliki Dwi Pramana yang menyebabkan hewan bisa tumbuh/bergerak dan berbicara, lalu manusia memiliki Tri Pramana yang menyebabkan bisa berpikir, berbicara, dan bergerak. Oleh sebab itu, manusia dikatakan makhluk yang paling sempurna.

2. Wibhu Sakti

Memiliki arti Ida Sang Hyang Widhi bersifat maha ada. Dimana setiap makhluk yang ada di bumi dijiwai oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sehingga disebut juga sebagai Sang Hyang Sangkan. Memiliki sifat yang ada dimana-mana dikatakan sebagai Hana Tan Hana yang artinya ada tapi tidak terlihat.

3. Jnana Sakti

Memiliki arti Ida Sang Hyang Widhi bersifat maha tau. Dimana sifat kemahatahuan ini menyebabkan umatnya selalu yakin dan berusaha untuk melakukan sesuatru di jalan yang baik dan benar. Tuhan maha tau selalu mengetahui, melihat, dan mendengar apa yang kita lakukan, apa yang kita ucapkan, dan apa yang kita pikirkan. Hal ini karena Tuhan memiliki tiga sifat yakni Dura Jnana (mengetahui segalanya), Dura Darsana (melihat segalanya sehingga beliau disebut Betel Tingal atau berpenglihatan yang tembus), dan Dura Srawana (memiliki pendengaran yang tembus yaitu dimanapun umatnya berada Tuhan mendengarkan ucapan-ucapannya). Dengan kemampuan Jnana Sakti menyebabkan adanya ajaran Karma Phala. Ajaran Kharma Phala adalah ajaran dimana setiap perbuatan yang dilakukan selalu membuahkan hasil, mencakup perbuatan baik dan buruk. Untuk itu kita perlu untuk selalu berbuat baik kepada siapapun, dimanapun, dan kapanpun.

4. Kriya Sakti

Memiliki arti Ida Sang Hyang Widhi bersifat maha karya. Dimana sifat ini disebut dengan takdir atau kodrat. Kemampuan yang dimiliki Tuhan tidak ada yang bisa menahan, menentang, dan melawan kehendak Beliau. Kemahakuasaan yang dimiliki Tuhan seperti, adanya musim kemarau, musim hujan, gempa bumi, gunung Meletus, tsunami, dan peritiwa alam lainnya adalah kehendak Tuhan.

Dari pemaparan materi diatas, dapat dilihat Panca Sradha adalah lima dasar keyakinan dalam agama Hindu. Bagian-bagian dari Panca Sradha yakni Widhi Tattwa, Atman Tattwa, Karmaphala Tattwa, Punarbhawa Tattwa, dan Moksha Tattwa. Ajara tentang kepercayaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa berada dalam ajaran Widhi Tattwa. Untuk itu kita sebagai umat beraga Hindu sudah seharusnya mempercayai seluruh bagian dari Panca Sradha. Meyakini dan mempercayai ajaran Panca Sradha dengan melakukan Bhakti maka kita dapat menempuh tujuan hidup yang sesungguhnya yakni Moksha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun