Mohon tunggu...
Komang Trisuci Nirmala W
Komang Trisuci Nirmala W Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki hobi cooking and baking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Hari Raya Nyepi

12 Maret 2024   09:09 Diperbarui: 12 Maret 2024   09:12 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Komang Trisuci Nirmala Wandhani

NIM: 2314101106

Hari raya Nyepi merupakan salah satu hari raya besar keagamaan umat Hindu. Hari raya Nyepi dilakukan setiap setahun sekali untuk menyambut tahun baru saka yang bertepatan pada penanngal Apisan Sasih Kedasa (Eka Sukla Paksa Waisaka) sehari setelah Tilem Kesanga (Panca Dasi Krsna Paksa Sasih Chaitra). Kata "Nyepi" berasal dari kata sepi. Kata sepi yang mengandung arti hening, senyap, "sipeng". Pada tahun 2024, hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1446 jatuh pada tanggal 11 Maret 2024.

Pada pergantian tahun baru Saka memiliki serangkaian upacara sebagai berikut:

A. Upacara Melasti atau Mekiis

Upacara melasti atau mekiis biasanya dilakukan dua atau tiga hari sebelum hari raya Nyepi. Pelaksanaan upacara melasti bertujuan untuk menyucikan peralatan upacara serta penyucian diri bagi umat agama Hindu. Upacara melasti sering dilakukan di pantai atau Sungai, karena adanya pandangan bahwa laut, danau, dan Sungai merupakan sumber air suci dan dipercaya bisa meleburkan segala kekotoran.

B. Tawur Agung (Mecaru)

Sehari sebelum Nyepi umat agama Hindu di Bali melakukan Tawur Agung (Mecaru) tepat pada saat tilem sasih kesanga. Upacara Bhuta Yadnya atau Tawur Kesangan dilakukan untuk menetralisir kekuatan yang ada di alam agar bergerak secara seimbang dan harmonis, sehingga terwujudnya kelestarian, kesejahteraan, serta keselamatan bagi makhluk hidup dan alam yang berada di dunia ini. Dengan caru yang dipersembahkan pada saat sandikala dihalaman sanggah/pemerajan (tempat suci keluarga) masing-masing.

Dilanjutkan dengan upacara pengerupukan yang bertujuan untuk mengusir para Bhuta kala dari lingkungan rumah dan bilik-bilik bangunan rumah agar kembali ketempatnya. Alat yang digunakan seperti obor, kentungan, dan perlengkapan lainnya. Upacara ini dilakukan dengan mengelilingi rumah sebanyak lima kali mengikuti arah mata angin. Pada malam pengerupukan, para warga akan melakukan pawai ogoh-ogoh yang bisa disaksikan oleh seluruh orang. Setelah dilakukannya pawai ogoh-ogoh, dilanjutkan dengan membakarnya sebagai symbol bahwa Bhuta kala telah dikembalikan ke tempatnya masinh-masing.

C. Hari Raya Nyepi

Pada saat puncak hari raya Nyepi, para umat Hindu tidak bisa melakukan aktivitas normal sebagai mana biasanya. Nyepi yang artinya "sepi" atau "sunyi" dilaksanakan dengan melakukan tapa, brata, yoga, semadhi, sesuai dengan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari:

  • Amati Geni, tidak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan menyalakan api, tidak menyalakan lampu, dan berpuasa
  • Amati Karya, tidak melakukan pekerjaan fisik
  • Amati Lelaungan, tidak menikmati sebuah hiburan (menonton tv dan hiburan lainnya) dan memfokuskan intropeksi diri (Amulatsarira)
  • Amati Lalungan, tidak berpergian keluar rumah

D. Ngembak Geni

Ngembak Geni mengandung arti bahwa berakhirnya catur brata penyepian. Seluruh umat Hindu pada saat Ngembak Geni melakukan Dharma Santih (upata kedamaian diri dan bersama berlandaskan ajaran umat agama Hindu).

Dari keempat rangkaian hari raya Nyepi tentu kita bisa mengetahui tujuan dilakukannya hari raya Nyepi adalah hari dimana manusia bisa merenungkan, merasakan, dan mengingat segala perbuatan yang pernah dilakukan agar mengetahui kelebihan, kekurangan dan kesalahan yang pernah dilakukannya. Pada saat hari raya Nyepi hal terpenting adalah melakukan catur braya penyepian. Semua perbuatan yang dilakukan nantinya akan dimaafkan dana memaafkan pada saat hari Ngembak Geni yang dimaknai memulai lembaran hidup baru dengan penuh keseimbangan dan keharmonisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun