Mohon tunggu...
Komang Dimas Riskiawan
Komang Dimas Riskiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka olahraga santai

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pesta Demokrasi Dunia Tahun 2024, Ajang Negara Besar Berkuasa di Dunia

1 Juli 2024   18:43 Diperbarui: 1 Juli 2024   18:58 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2024 banyak negara di dunia melaksanakan sistem pemilihan nasional untuk menentukan kepala pemerintahan dan parlemen di masing-masing negara. Tahun 2024 juga menjadi tahun bagi dunia internasional melakukan pesta demokrasi dan akan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Menurut Time setidaknya 64 negara (ditambah Uni Eropa) yang mewakili hampir setengah (49%) penduduk dunia akan menyelenggarakan pemilihan nasional, termasuk negara Indonesia. Hasil pemilihan ini, bagi banyak pihak, baik negara hingga non-state actor akan membawa dampak signifikan selama beberapa tahun ke depan.

Hasil dari pemilu yang diadakan di berbagai negara di dunia tentunya akan mempengaruhi kondisi politik internasional secara keseluruhan. Beberapa negara besar seperti India, Meksiko, Inggris, Afrika Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat, akan berpartisipasi dalam pemilihan tahun 2024 ini. Adanya keterlibatan negara-negara besar akan membawa arah politik dunia di lima tahun kedepan akan menjadi peran penting dalam melaksanakan berbagai kebijakan dunia internasional. Hal tersebut akan membawa semua negara di dunia menantikan dari hasil pemilihan umum untuk menentukan arah kebijakan politik yang akan diambil. Maka, penting bagi semua masyarakat dunia untuk melaksanakan demokrasi secara bijak untuk menentukan pemimpin negaranya masing-masing.

Pemilihan umum di berbagai negara akan menjadi cerminan pelaksanaan demokrasi di dunia. Demokrasi menurut Abraham Lincoln merupakan sistem pemerintahan yang dibentuk dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat itu sendiri (Akhira et al., 2021). Demokrasi dunia hingga saat ini menjadi salah satu bagian yang memacu sebuah negara agar mampu untuk menjalankan kebijakannya sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan. Dalam konteks pemilu tahun 2024, tentunya setiap Presiden atau pemimpin terpilih akan menentukan kebijakan pemerintahan yang diambil. Sebagai contoh, di tahun 2024 ini Amerika Serikat akan melaksanakan pemilu untuk memilih presiden Amerika dalam beberapa tahun kedepan. 

Calon presiden AS yakni Joe Biden dari partai demokrat dan Donald Trump dari partai republik, akan bersaing menjadi nomor satu di Amerika. Menurut data dari 270 to Win, Donald Trump lebih diuntungkan dalam pemilihan tahun 2024 mengungguli pesaingnya yaitu Joe Biden. Karena Donald Trump diprediksi akan menang di Pilpres Amerika 2024 tentunya Trump sebagai pihak oposisi dari partai republik akan menentukan arah kebijakan yang berbeda dengan Joe Biden.    

Salah satu kebijakan yang ditakutkan akan berubah adalah keberpihakan Amerika Serikat dalam perang antara Russia dan Ukraina. Jika Trump mengubah kebijakannya dalam membantu Ukraina berperang melawan Russia, seperti pemangkasan dana militer dan bantuan logistik takutnya Russia akan semakin menggila untuk melawan Ukraina dan tentunya akan berimbas kepada negara-negara lainnya. Selain itu salah satu contoh yang lain adalah pemilu di India, dimana India saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi yang memiliki kebijakan kepemimpinan mayoritarianisme yang menganggap bahwa kelompok mayoritas mempunyai hak yang lebih besar dalam menentukan keputusan. 

Menurut CNBC Indonesia, India melaksanakan pemilunya dan membuat Narendra Modi dari Bharatiya Janata Party (BJP) kembali memenangkan pemilu India 2024. Dengan demikian kebijakan yang akan diambilnya akan tetap seperti semula akan tetapi tetap mengedepankan mayoritas sebagai kekuatan utama dan tentunya akan bertentangan dengan penegakan Hak Asasi Manusia di India.

Pemilu tahun 2024 akan menjadi momen penting dalam sejarah politik internasional, dengan partisipasi negara-negara besar seperti India, Meksiko, Inggris, Afrika Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat. Hasil dari pemilihan ini tidak hanya akan menentukan arah kebijakan domestik masing-masing negara, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada kondisi politik global. Di Amerika Serikat, hasil pemilu antara Joe Biden dan Donald Trump akan mempengaruhi kebijakan luar negeri, termasuk dukungan terhadap Ukraina dalam konflik dengan Rusia. Sementara itu, di India, kebijakan mayoritarianisme Narendra Modi yang berfokus pada kepentingan mayoritas Hindu akan terus mempengaruhi dinamika sosial dan hak asasi manusia di negara tersebut.

Secara keseluruhan, pemilu 2024 adalah cerminan dari pelaksanaan demokrasi di dunia. Keputusan yang diambil oleh pemimpin terpilih akan membentuk arah politik dan kebijakan global selama beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat global untuk melaksanakan demokrasi dengan bijak, guna memastikan pemimpin yang terpilih mampu membawa perubahan positif dan menjaga stabilitas internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun