Mohon tunggu...
wulan komalawati
wulan komalawati Mohon Tunggu... Lainnya - Trader

Seorang yang siap belajar dan sedang mencari pekerjaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Oleh-oleh From Youth Mangrove Action (YMA)

29 Oktober 2024   20:15 Diperbarui: 29 Oktober 2024   20:18 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh-oleh From Youth Mangrove Action (YMA) *

Berawal dari Dialog Publik Mangrove For Future, kegiatan kami dilanjutkan dengan menjadi Volunteer  Youth Mangrove Action (YMA) Kalimantan Timur, 22-25 Oktober 2024. Dialog Publik Mangrove For Future diselenggarakan oleh BRGM untuk memperingati World Mangrove Day yang jatuh setiap tanggal 26 Juli.

Hari kesatu, Selasa; 22 Oktober 2024. Volunteer YMA tiba di Balikpapan. Mereka terdiri dari pemuda-pemudi yang telah melalui tahap seleksi. Acara yang diselenggarakan oleh BRGM ini, selain menanam Mangrove, juga bertujuan untuk meningkatkan a sense of belonging, awareness, care, terhadap mangrove. Di hari pertama ini, Volunteer YMA berkunjung ke SMAN 8 Balikpapan. BRGM memilih sekolah tersebut karena reputasinya dalam pengelolaan mangrove. Predikat “Sekolah Mangrove” telah melekat sejak 2008, ketika Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar berkunjung dan meresmikan "Sekolah Mangrove".

Sambutan yang hangat ketika kami datang ke sekolah ini. Sekolah yang asri, pemandangan di luar Aulanya  langsung Hutan Mangrove. Pihak sekolah memaparkan tentang mangrove yang dikelola mereka. Luas Hutan Mangrove yang dikelola sekolah tersebut sekitar 20 Ha. Acara ini juga diikuti oleh murid-murid yang merupakan Relawan Mangrove di sekolah itu."Bangga" ujar Ibu Dewi sebagai guru pembina kegiatan Extra Kulikuler Mangrove. "Tentunya Bangga, sekolah kami ditetapkan sebagai Sekolah Mangrove dan hanya satu-satunya di Indonesia" lanjut Ibu Dewi.

Acara pun dilanjutkan dengan penanaman mangrove di areal yang telah disediakan, dan dengan antusias, Volunteer YMA melakukan hal tersebut. “Kapan lagi tanam mangrove di Kalimantan, next 10 tahun lagi, pasti sudah tinggi pohonnya” ujar salah satu Volunteer YMA.

Sore harinya, Volunteer YMA dan Relawan Mangrove SMAN 8 melakukan susur Hutan Mangrove di lingkungan sekolah. Ibu Dewi pun dengan semangat menerangkan flora dan fauna Mangrove yang berada di hutan tersebut, dan hal lainnya yang berkaitan dengan Hutan Mangrove. Susur hutan menjadi penutup kegiatan hari pertama.

Hari kedua, Rabu; 23 Oktober 2024. Volunteer YMA mengunjungi Mangrove Center Graha Indah yang merupakan kawasan konservasi Mangrove dan satwa endemik Kalimantan. Agus Bei, merupakan pelopor penggerak ,mangrove di kawasan ini. First impression datang ke tempat ini, merasakan atmosfer mangrove sekali. Di aula kecilnya terdapat peghargaan yang selama ini diperoleh Agus Bei. Mangrove Center Graha Indah yang tak jauh dari pusat kota Balikpapan, ramai dikunjungi sebagai destinasi wisata edukasi Mangrove, dan kerap dikunjungi tamu manca negara. Disini, pengujung dapat menyusuri hutan mangrove dengan menggunakan perahu.

Kepada volunteer YMA, Agus Bei memaparkan sepak terjangnya dalam mengkonservasi hutan sejak 2001. Bibit yang digunakan berasal dari buah tua atau propagu yang dipetik dari pohon langsung. Luasan konservasi yang dikelola sekitar 150 Ha, dengan area bagian utara Teluk Balikpapan yang memanjang dari barat ke timur. Appreciation kepada Agus Bei yang mematenkan inovasinya berupa"Buis Pot". Buis Pot merupakan rekayasa kantong lumpur untuk penanaman mangrove di lahan yang berada dibawah permukaan laut. Pak Agus juga memberikan trik, agar mangrove yang ditanam tumbuh. “Sepertiga bagian dimasukkan ke media tanam” ujar Agus Bei, dan hal itu dijadikan acuan bagi volunteer YMA untuk menanam bibit.

Setelah puas dengan pemaparan Agus Bei, volunteer YMA mendapat knowledge dasar jurnalistik dari seorang wartawan Kompas. Acara ini pun tidak kalah seru, volunteer praktek untuk menulis berita yang baik.

Aktifitas penanaman Mangrove dilakukan oleh para volunteer setelah pemaparan Agus Bei dan wartawan Kompas selesai. Para volunteer antusias dengan penanaman ini, dan sudah tahu trik penanamannya. Penanaman selesai, dilanjutkan susur Hutan Mangrove di areal Mangrove Center Graha Indah. Kawasan yang tertata rapi, membuat para pengunjung nyaman dalam mengexplore hutan tersebut. Jembatan sebagai jalan para pengunjung mengkelilingi hutan yang aman di lengkapi tulisan di kayu yang berisi awareness tentang hutan, dan banyak spot cantik untuk berfoto.

Perjalanan volunteer YMA dilanjutkan menuju Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), Ibu Kota Nusantara (IKN). Perjalanan darat menuju kesana ditempuh selama lebih dari 2 jam. Tiba disana, para peserta tidak tahan untuk segera berfoto di kawasan itu. Kawasan yang sedang dalam pembangunan, namun ikon Istana Garuda dan Taman Kusuma merupakan spot yang instagramable. Di KIPP, peserta mengunjungi Miniatur Hutan Hujan Tropis Nusantara. Disini, pengelola memaparkan tentang keberadaan hutan, dan hal-hal yang terkait. Setelah puas berada di Miniatur Hutan Hujan Tropis Nusantara, para peserta menuju penginapan di sekitaran KIPP.

Giat YMA hari kedua
Giat YMA hari kedua

Hari ketiga, Kamis; 24 Oktober 2024. Pagi hari, Kami menuju Desa Mentawir. Disana kita akan bertemu Lamale, pengerak Hutan Manggrove, dan ketua kelompok Sadar Wisata Tiram Tambun. Beliau memiliki penghargaan sebagai Penyelamat Lingkungan dari Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (2020), dan Penyelamat Lingkungan dari Provinsi Kaltim (2021). Sebelum pandemi Covid, desanya terkenal akan wisata Hutan Mangrove.

Perjalanan darat menuju Mentawir sekitar satu jam. Tiba di rumah Lamale, kami disambut hangat. Salam hormat dan salam takzim kami padanya. Kami bermalam di rumah beliau, dan Lamale menginfokan bahwa rumahnya sudah langganan menjadi basecamp untuk penelitian dan wisata mangrove.

Hari makin siang, terik matahari tidak menghalangi kami untuk bergegas menyusuri Hutan Mangrove yang dikelola Lamale. Konon, Wisata hutan mangrove tersebut hadir sejak 2016. Kami menyeberang dengan perahu ke jembatan setapak untuk menyusuri Hutan Mangrove. Sepanjang jalan setapak, Lamale bercerita tentang sepak terjangnya dalam mengelola Hutan Mangrove. Berbeda dengan susur hutan sebelumnya, susur hutan kali ini berjalan di jembatan yang merupakan jalan dengan lebar tidak kurang dari 2 meter, namun tidak dilengkapi pegangan tangan untuk keamanan dalam berjalan. Kami berada di atas sungai. Susur hutan yang menyenangkan, walau disisi lain ada worry kalau jatuh ke sungai.

Setelah susur Hutan Mangrove selesai, kami kembali ke basecamp untuk melihat demo pengolahan hasil mangrove. Lamale dan Pokdawisnya telah melakukan pengolahan hasil mangrove menjadi sirop, kopi, pupur, dodol, dan makanan lainnya. Lamale mendemokan pembuatan sirup mangrove kepada kami. Buah Pidada, merupakan bahan baku untuk membuat sirup. Pidada (Sonneratia alba) merupakan jenis mangrove yang melimpah di desa tersebut.  Selama proses pembuatan sirup, para volunteer bersemangat mengikuti. Demo pembuatan sirup selesai, kami pun menikmati sirup dingin hasil demo tersebut.

Hari berlanjut sore, para volunteer mengikuti games yang seru. Malam harinya kami bermalam di rumah Lemale. Bagi saya pribadi, tidak masalah; teringat masa KKN yang harus menginap di rumah penduduk.

Giat YMA hari ketiga
Giat YMA hari ketiga

Hari keempat, Jumat; 25 Oktober 2024. Pagi hari, sebelum kegiatan Youth Mangrove Action (YMA) berakhir, kami berkumpul untuk mempresentasikan ide pengolahan hasil mangrove. Setiap kelompok mempresentasikan idenya dengan bersemangat. Kami pun berdiskusi tentang inovasi pengelolaan hasil mangrove. Meeting selesai, kami bergegas ke Balikpapan untuk melanjutkan perjalanan pulang menuju Jakarta.  Dari Desa Mentawai menuju  Balikpapan, kami menggunakan speed boat. Bagi kami, yang rerata anak kota, tentu ini pengalaman seru, karena tidak terbiasa memakai transportasi sungai. Panitia memilih jalur sungai, karena lebih efektif. Lama perjalanan hanya 45 menit bila via sungai, sedangkan  perjalanan via darat dapat memakan waktu 2-3 jam.

Usai sudah kegiatan Youth Mangrove Action (YMA). Bagi kami, ini pengalaman berharga yang tidak terlupakan. Semoga kita dan generasi muda di tanah air dapat menjadi agen “Hijaukan Mangrove, Lestarikan Bumi”.

Terim kasih BRGM….

                                                                                                                                                                                                               * Penulis adalah Alumni UGM

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun