Mohon tunggu...
kolintang
kolintang Mohon Tunggu... Seniman - Penggiat kolintang

kolintang adalah alat musik perkusi bernada dari Indonesia lengkapnya di www.kolintang.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kayu Bilahan Kolintang terbaik

28 Desember 2017   19:02 Diperbarui: 28 Desember 2017   19:13 1089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam eksperimen Petrus Kaseke membandingkan dengan kayu keras untuk bilahan kolintang,ternyata hasilnya kayu Waru tetap yang terbaik.Alat musik Marimba/Xylophone yang menggunakan kayu keras dapat terdengar dengung yang panjang itu karena pengaruh resonatornya yang berbeda dengan kolintang.Tidak dipungkiri nada nada kayu keras lebih tahan terhadap perubahan cuaca,oleh sebab itu Petrus Kaseke juga menggunakan bilahan kayu keras untuk bilahan acuan tuning selain menggunakan digital tuner.  

Suatu ketika kami berkesempatan untuk memperkenalkan kolintang pada universitas di Australia,terjadi diskusi tentang kwalitas suara kayu Waru.Kami dapat membuktikan dengan membandingkan bilahan xylophone yang tersedia disitu,tanpa resonator suara kayu waru lebih terdengar bagus terutama untuk nada nada rendah.Sedangkan untuk kekuatan dan keawetan yang diragukan orang Australia,karena menurut dia lebih baik kayu keras yang bahkan dapat dipakai untuk bantalan kereta api,kami dapat menjawab selama dipergunakan dalam ruang dan tidak dilindas kereta api,kayu Waru dapat bertahan lama.

Dalam kesempatan lain,karena sudah mendapat penjelasan dari Petrus Kaseke tentang keunggulan suara kayu Waru,saya usulkan ke guru gamelan saya,agar bilahan gambangnya diganti dengan kayu Waru,yang dijawab oleh pak guru :"ojo keminter"(jangan sok tahu).

Diterangkan kalau empu empu pembuat gamelan sudah mempunyai pertimbangan matang,karena mereka selain membuat suara gamelan  dapat terdengar bagus oleh telinga,juga dirancang untuk dapat merasuk kedalam jiwa,sehingga dalam pemilihan bahan untuk membuat gamelan juga tidak sembarangan,bahkan mereka melakukan ritual puasa selama membuat gamelan.(wuih...lebih dalam lagi ilmunya :) ).

Jadi kesimpulannya sulit untuk membandingkan secara obyektif kayu bilahan mana yang terbaik,kalaupun di voting ,pemenang votingnya adalah kayu yang disukai(karena dipilih oleh lebih banyak peserta voting),tetapi belum tentu kayu yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun