Mohon tunggu...
redz label
redz label Mohon Tunggu... -

Koperasi Lestari Burung Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Langka Tapi Nyata Banyaknya...

5 Mei 2014   02:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:52 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Cara berfikir kita sederhana saja. Kalau untuk menangkarkan burung Jalak Bali tidak usah jauh-jauh ke Singapura apa lagi pakai ke Jerman segala. Kalau untuk nonton sepak bola sih ke Jerman juga gak apa-apa ya . . .he . .he . .he . . Lah ini untuk menangkarkan burung endemic Indonesia kok, pakai Jerman dan Singapura segala.

Apa lagi kalau jumlahnya hanya 23 ekor. Jumlah segitu di Kabupaten Klaten atau Kota Solo hanya dimiliki oleh satu orang penangkar, karena bagi penangkar senior dikedua kota ini biasanya mereka memiliki puluhan pasang indukan. Sehingga perbulannya mereka bisa menghasilkan anakan dalam jumlah puluhan pula.

Akhirnya jelaskan, kita tidak perlu ngirim penangkaran Jalak bali ke Singapura atau ke Jerman ? Lain halnya kalau itu dimaksudkan sebagai bagian dari diplomasi antar negara. Karena di dalam negeri penangkaran ini dijamin beres kok . . . iya toh. Ini pendapat kita lho..

Bagaimana dengan anda ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun