Mohon tunggu...
arie setiawan
arie setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelance writer

Menjadi new be untuk tetap bisa to be

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahasiswi Bercadar dan Polemik yang Membuntutinya

4 Maret 2018   15:43 Diperbarui: 4 Maret 2018   18:29 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, dosen juga perlu mengenal mahasiswanya. Setidaknya para dosen familiar dengan mahasiswa didikanya, meskipun tidak dapat menghafal satu persatu mahasiswanya. Membentuk suasana keakraban dikelas dalam perkuliahan saya rasa sangat penting. Mengajar tidak hanya menyampaikan materi dan selesai begitu saja, tetapi bagaimana interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat menarik minat mahasiswa, memberikan motivasi untuk mengikuti perkuliahan hingga efeknya pun mata kuliah akan lebih mudah diterima dan dipahami hingga dapat diingat selama hayatnya. 

Suasana keakraban,,, yaaaa setidaknya dosen dapat menghafal wajah mahasiswanya dan menyebutkan namanya, tanpa perlu menggunakan presensi untuk berinteraksi dengan mahasiswa. Saya rasa itu dapat menjadi metode mengajar yang efektif dimana dosen dapat menjadi 'teman' bagi mahasiswa selama perkuliahan. 

Suasana cair dan hangat dikelas memberikan rasa nyaman bagi mahasiswa untuk belajar, bertanya, berdiskusi, dan mungkin bahkan sedikit berdebat akademis, saya rasa. Saya tidak dapat membayangkan misalkan dalam satu kelas semua mahasiswi bercadar dan warna pakainya sama, hahaha... Apa yang dirasakan dosen saat berinteraksi dan yang hanya mengenali mahasiswinya dari namanya saja tidak tau seperti apa bentuk rupanya. 

Perkuliahan adalah keadaan alami dimana terjadi komunikasi dan saliang berinteraksi antar manusia yang terlibat didalamnya, termasuk bercanda untuk mencairkan suasana. Maaf, bukan berniat untuk menjudge mahasiswi yang bercadar adalah mereka yang serius, kaku dan tidak dapat bercanda, hingga bahkan cenderung menjaga jarak. 

Tapi berdasarkan pengalaman saya hal itu berlaku terutama komunikasi yang terjadi dengan lawan jenis, jika dosen adalah lawan jenis, bisa jadi suasana yang terbentuk dikelas adalah suasana yang kaku, jenuh, bahkan membosankan. Bagaimana perkuliahan akan menyenangkan? Sekali lagi ini adalah persepsi saya sendiri yang belum tentu benar adanya. hehe

Saya rasa kebijakan pengawasan terhadap mahasiswi yang bercadar tidak ada salahnya, hingga mungkin kebijakan pelarangan. Hal ini semata-mata demi keberlangsungan kegiatan akademik yang ada di kampus. Bahkan dimungkinkan jika terjadi hal-hal diluar dugaan, mau tidak mau kampuslah yang menjadi sorotan bahkan harus bertanggung jawab. Jelas hal ini akan menurunkan citra kampus itu sendiri dengan berbagai cap yang melekat dari masyarakat...

Salam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun