seruputnya menenangkan
di saat birahi meredang
aromanya meredahkan
seduhannya candu
dengan cairan pemantik ide
kopi dalam pelukan cangkir
sehangat senja di pelumuk mata
sauk menari dalam cangkir
kopi gula larut dalam bising
namun hening usainya
tak ada kemunafikan di secangkir kopi
tak pernah ringkih karena pahitnya
tak pernah congkak karena manisnya
kopi mengajarkan kita
hidup butuh pahit untuk menguji sabar
hidup butuh manis untuk tahu rasa syukur
kopi mengistimewakan penikmatnya
dan tak ada sekalipun keraguan didalamnya
kopi teman merenung yang baik
yang di setiap seruputnya
ada pahit manis yang memanjakan lidah
ingin seperti kopi
yang pahit dan manis selalu di pertemukan sebuah kehangatan
setiap genangannya ada kenangan yang menenangkan
awal mula barisan huruf ini
berbaris rapi menjelma sebuah kalimat
adalah hasil bercengkrama dengan secangkir kopi
di sebuah kedai kopi
dengan meja kayu dengan bangku yang sedikit goyang
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H