barisan huruf
tersusun rapi
berbaris vertikal
menjelma menjadi paragraf
disisipkan makna
terurai kisah peluh
ada air mata disetiap petikan huruf
nuansa lalu memicu imajinasi
membentuk kata
menuangkan di secarik kertas putih
menodainya, namun tak piluh
tak sedikit jadi korban imsomnia
tak sedikit pula membuahkan tulisan
walau sedikit berantakan
namun ketahuilah
semua yang tertuang didalamnya
adalah keluh kesah bahagia
yang sudah jadi horizontal vertikal pertikaian hidup dan mati
melodramatsi cinta jadi taburan pahit dan manis
sejak itu, kursi kosong  telah usang yang jadi bahan tertawaan senja di pasir putih
malam dan gagak histeris melihat bintang jatuh
pekatnya warna menepis sayapnya
satu helai sayapnya terjatuh
ranting yang disinggahinya patah
jatuh, terbangun dibawah tumpukan tanah
yang diatasnya batu nisan tertancap dengan rapi
tetap gelap mendominasi
dengan rintihan gagak tak tersampaiakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H