Lewat kegiatan ini, mereka bisa terlibat langsung dalam pembuatan kebijakan, baik di lembaga pemerintah, LSM, ataupun organisasi internasional. Hal ini bikin mereka nggak cuma paham teori, tapi juga lebih siap dengan tantangan nyata di lapangan.Â
Menurut Brown & Green (2018), belajar dari pengalaman langsung itu sangat penting untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin yang bisa menghadapi masalah sosial dan kebijakan publik dengan bijak. Â
"Belajar di kelas itu penting, tapi kita juga perlu pengalaman langsung. Itu yang bikin kita paham betul gimana teori bisa diterapkan di dunia nyata." Seorang mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMY.Â
3. Teknologi Jadi Alat Bantu Pemerintahan yang Lebih BaikÂ
Bagi Gen Z, teknologi itu bukan cuma buat main game atau scrolling di media sosial. Teknologi juga bisa jadi alat yang sangat berguna untuk menciptakan pemerintahan yang lebih efisien dan transparan. Mahasiswa Ilmu Pemerintahan di UMY sadar betul bahwa digitalisasi pemerintahan bisa membuat pelayanan publik lebih cepat dan lebih terbuka.Â
Banyak dari mereka yang aktif berdiskusi tentang bagaimana teknologi bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja pemerintah. E-learning, aplikasi pemerintahan digital, dan platform online lainnya mereka manfaatkan untuk mendalami kebijakan yang ada dan mencari cara untuk membuat pemerintahan lebih dekat dengan masyarakat.Â
Miller (2019) menyatakan bahwa pemerintahan digital nggak hanya mempercepat pelayanan, tapi juga bikin proses pengambilan keputusan lebih terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat.Â
"Teknologi itu penting banget buat pemerintahan. Dengan digitalisasi, semuanya jadi lebih terbuka dan cepat." Seorang mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMY.
4. Aktivisme Sosial: Gen Z yang Peduli Isu SosialÂ
Gen Z itu nggak cuma peduli dengan hal-hal yang terjadi di dalam negeri, tapi juga dengan isu global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan hak asasi manusia. Banyak mahasiswa Ilmu Pemerintahan di UMY yang terlibat dalam gerakan sosial dan aktivisme untuk memperjuangkan isu-isu ini. Mereka percaya, pemerintah harus lebih peka terhadap masalah sosial yang ada.Â
UMY memberi mereka ruang untuk mengembangkan diri dan berperan aktif dalam perubahan sosial. Melalui berbagai kegiatan kampus dan organisasi mahasiswa, mereka bisa lebih banyak terlibat dalam diskusi dan aksi yang bertujuan mengubah kebijakan yang ada.Â