Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Masa Depan Penerbangan Haji Indonesia

24 Mei 2024   05:56 Diperbarui: 28 Mei 2024   03:44 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boeing 747 | Sumber gambar : Boeing.com

Setiap tahun umat muslim di dunia termasuk Indonesia yang mendapat kesempatan akan menunaikan ibadah Haji sehingga diperlukan penyediaan angkutan dari tanah air ke tanah suci pulang pergi.

Angkutan udara yang selama ini dipilih sudah tepat karena hanya melalui jalur udara lah pelaksanaan ibadah haji dapat terlaksana dengan efisien dan efektif serta tidak memakan waktu lama pada fase perjalanan dari tanah air ke tanah suci.

Angkutan udara bagi calon Jemaah Haji dari Indonesia dibagi dalam beberapa kloter mengingat jumlah calon jemaah haji yang cukup banyak dari berbagai daerah di Indonesia selain dari menyesuaikan dengan kapasitas angkut dari pesawat yang disediakan oleh penyedia jasa angkutan udara atau maskapai yang telah ditunjuk oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama.

Menurut situs Kementrian Agama, jumlah calon jemaah haji kita pada tahun 2024 adalah sebanyak 241,000 yang dibagi menjadi 554 kloter, bila kita hitung per kloter maka didapat angka sekitar 435 orang, jumlah ini belum termasuk pendamping dan official lainnya.

Dengan jumlah ini maka jenis pesawatnya pun perlu yang setidaknya memiliki kapasitas sebanyak itu pula dan sudah tentu pesawat tersebut mengacu kepada pesawat berbadan lebar.

Ada beberapa pesawat lebar yang kita kenal saat ini yaitu dari pabrikan Boeing yaitu B 747, B 777 dan B 787 sedangkan dari Airbus yaitu A 380, A 350 dan A 330 namun perlu diingat bahwa walaupun masing masing berkapasitas banyak akan tetapi tidak semua sama jumlah kapasitasnya dan dapat mengangkut jumlah jamaah haji per kloter saat ini. Mari kita lihat satu persatu pesawat.

Pesawat Airbus A 330-800 berkapasitas hingga 406 pax pada satu kelas sedangkan pada tiga kelas sebanyak 220 hingga 260 pax. Untuk pesawat Airbus A 350-1000 kapasitasnya 480 pax pada satu kelas dan 350 hingga 410 pax.

Sedangkan pesawat Boeing B 777-300ER memiliki kapasitas hingga 392 pax untuk dua kelas sedangkan Boeing B 787 dengan 296 pax untuk dua kelas.

Konfigurasi kursi dan jumlah kelas sudah tentu akan berbeda beda pada setiap operator atau maskapai karena menyesuaikan dengan kebutuhan mereka masing masing, namun pada dasarnya semakin banyak kelas semakin berkurang jumlah kursinya.

Perbedaan yang juga perlu dilihat adalah daya tempuh masing masing pesawat, dalam arti pesawat mana yang dapat melakukan penerbangan non stop dari tanah air ke tanah suci.

Dari data diatas masih tersisa dua pesawat pilihan yaitu Airbus A 380-800 dan Boeing B 747-400/747-8 namun tidak semudah juga untuk menghadirkan kedua pesawat ini untuk penerbangan Haji karena beberapa faktor.

Salah satu faktornya adalah ketersediaannya, pesawat Airbus A 380 dapat dikatakan diutilisasi secara maksimal oleh maskapai operator pada penerbangan reguler sehingga kemungkinan akan ketersediaannya untuk penerbangan Haji -- yang merupakan penerbangan charter -- sangat kecil.

Satu satunya pesawat yang selama bertahun tahun digunakan untuk penerbangan Haji adalah Boeing B 747 dimana kita masih melihatnya pada musim Haji pada tahun 2024.

Boeing 747 | Sumber gambar : Boeing.com
Boeing 747 | Sumber gambar : Boeing.com

Masa produksi Boeing B 747 yang cukup lama dari akhir tahun 1960 an hingga tahun 2022 membuat jumlah pesawat ini cukup banyak didunia sehingga ketersediaannya selama ini memungkinkan penerbangan Haji kita terlaksana.

Namun perlu diingat bahwa jumlah operator pesawat B 747 makin sedikit terutama karena banyak maskapai di dunia sudah mempensiunkan pesawat ini dan menggantinya dengan pesawat lebih baru dan efisien.

Pesawat Boeing B 747 yang dipensiunkan ini ada yang langsung menuju ke tempat peristirahatan terakhitnya atau disebut dengan aircraft boneyard serta ada pula yang dibeli oleh pihak atau perusahaan yang umumnya perusahaan penyewaan pesawat.

Dengan semakin sedikitnya jumlah pesawatnya maka semakin sedikit pula kemungkinan ada dua atau lebih pesawat B 747 dengan konfigurasi kelas dan kursi yang sama sehingga bila terjadi kerusakkan atau hal hal lain yang tidak terduga terjadi tidak mudah dan cepat untuk mendapat penggantinya.

Mengapa konfigurasi kelas dan kursi dapat menjadi hal penting?

Pada penerbangan Haji kita beberapa waktu yang lalu, salah satu pesawat yang menerbangkan kloter dari bandara UPG mengalami gangguan dan harus kembali ke bandara keberangkatan, pesawat ini merupakan pesawat yang disewa oleh maskapai Garuda Indonesia dari sebuah perusahaan penyewaan pesawat.

Pesawat dengan registrasi ER-BOS ini menurut situs planespotter memiliki konfigurasi kursi tiga kelas yaitu 12 kelas utama, 26 bisnis dan 409 ekonomi sehingga total kursi sebanyak 447 pax, konfigurasi ini sudah dirubah dari sebelumnya oleh salah satu operator terdahulu dengan 12 kelas utama, 26 bisnis dan 313 ekonomi sehingga total 352 pax. Disini terlihat bahwa perbedaan konfigurasi dapat merubah jumlah kapasitas dari 447 pax ke 352 pax atau sebaliknya dari 352 pax ke 447 pax.

Dengan terjadinya gangguan pada mesin maka perlu ada pengganti pesawat yang kapasitas setidaknya sama dengan pesawat tersebut yaitu dengan kapasitas 447 pax, sekarang pertanyaannya seberapa cepat dan berapa banyak pesawat B 747 yang masih operasional di dunia dengan kapasitas yang sama walau berbeda konfigurasi kelasnya ?

Perbedaan kapasitas pada setiap pesawat dapat menganggu kelancaraan angkutan Haji seperti yang terjadi pada musim Haji tahun 2023 yang lalu dimana maskapai Saudia mendatangkan pesawat dengan kapasitas 406 pax yang seharusnya pesawat dengan kapasitas 480 pax sesuai kesepakatan.

Gangguan pada penerbangan Haji akan sangat mengganggu pada fase perjalanan para calon jemaah Haji pastinya sehingga memang sangat penting jika penyedia angkutan Haji mentaati kesepakatan yang telah dilakukannya dengan tidak hanya menyediakan pesawat dengan kapasitas yang diminta tetapi juga pada mitigasinya berupa pesawat dengan kapasitas sama bila terjadi gangguan pada pesawat yang menerbangkan setiap kloter.

Akan tetapi yang kini perlu dipikirkan adalah bagaimana jika kelak ketersediaan pesawat Boeing B 747 -- baik itu seri 400 maupun seri 8 di dunia semakin sedikit dan bahkan sudah tidak tersedia, sedangkan kini para pabrikan lebih cenderung tidak memproduksi pesawat Jumbo maupun super Jumbo seperti B 747 dan Airbus A 380 ?

Salah satu opsinya adalah dengan pesawat seperti Airbus A 350 atau B 777-300ER dengan kapasitas lebih sedikit yang berarti pula akan ada penambahan kloter pada musim Haji di tahun tahun mendatang.

Penambahan kloter pastinya akan memengaruhi proses pelayanan kepada para calon jemaah Haji di Tanah Suci, baik saat kedatangan maupun keberangkatan kembali ke Tanah Air.

Oeh karena itu Pemerintah melalui Kementerian Agama sebaiknya sudah mulai melihat kemungkinan dimana ketersediaan pesawat B 747 tidak lagi dapat mengangkut sebanyak seperti saat ini, akan dibutuhkan setidaknya penambahan kloter sekitar 1,5 hingga 2 kali dengan pesawat berkapasitas lebih sedikit dari Boeing B 747.

Juga dengan mengingat kemungkinan bertambahnya jumlah calon jemaah Haji yang berangkat di tahun tahun mendatang dimana jelas akan menambah kebutuhan akan penerbangan .

Keadaan mungkin akan berbeda kelak jika ada beberapa maskapai yang mempensiunkan pesawat Airbus A 380 dan kemudian dioperasikan oleh maskapai charter, namun biaya sewanya pun akan lebih tinggi pula.

Sedangkan untuk maskapai --khususnya maskapai yang menyewa pesawat untuk penerbangan Haji agar lebih memiliki mitigasi yang konkret yaitu dengan mempersiapkan pesawat pengganti dengan kapasitas yang sama atau lebih agar tidak mengganggu kelancaraan ibadah para jamaah Haji Indonesia.

Keuntungan memang penting bagi maskapai akan tetapi perlu diingat bahwa walaupun penerbangan Haji bukanlah penerbangan reguler bukan berarti pelayanan berkurang karena justru pada umumnya pelayanan pada penerbangan charter lebih baik, seperti pada private jet misalnya.

Salam Aviasi.

Referensi :

https://money.kompas.com/read/2024/05/15/184059226/kata-dirut-garuda-soal-api-di-mesin-yang-sebabkan-penerbangan-haji-kloter-5

https://nasional.kompas.com/read/2023/06/06/05310021/saudi-airlines-kerap-ubah-kapasitas-seat-pesawat-kemenag-layangkan-protes

https://www.planespotters.net/airframe/boeing-747-400-er-bos-garuda-indonesia/r12wd3

Boeing.com

Airbus.com

https://haji.kemenag.go.id/v5/detail/kuota-2024-terbesar-sepanjang-sejarah-penyelenggaraan-ibadah-haji

https://onespotter.com/aircraft/fid/149186/ER-BOS

https://www.planespotters.net/airframe/boeing-747-400-er-bos-garuda-indonesia/r12wd3

https://www.planespotters.net/airframe/boeing-747-400-er-bos-garuda-indonesia/r12wd3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun