Kordinasi dengan berbagai pemegang kebijakan dan kepentingan seperti pemerintah daerah dan AirNav serta lainnya perlu dilakukan agar pengoperasian bandara dapat efektif dan efisien.
Pemerintah Daerah ada baiknya sangat mendukung jika pengelolaan bandara dilakukan oleh pihak swasta dari daerah mereka sendiri, dukungan tersebut mencakup berbagai industri dan sektor agar permintaan akan kursi dan kargo dapat tercipta dan bahkan selalu meningkat.
Dengan dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta maupun pemerintah daerah maka manfaat ekonomi dari pengoperasian bandara dapat lebih maksimal dan meningkatkan tingkat kehidupan penduduk di daerah, mengapa demikian?
Jawabnya karena seluruh pendapatan bandara akan masuk ke daerah mereka sendiri, tidak untuk subsidi silang pada usaha atau bandara lain misalnya. Keuntungan dari pengoperasian juga dapaf dijadikan sumber jika kelak bandara memerlukan perluasan dan peningkatan berbagai fasilitasnya.
Secara singkat, bandara akan mandiri secara finansial dan tidak memberatkan anggaran daerah jika memerlukan revitalisasi namun justru dapat memberikan kontribusi.
Dan jika pihak pemilik bandara Dhoho akan juga mengelolanya maka segala persiapan perlu dilakukan seperti misalnya mempersiapkan sumber daya manusianya agar dapat menguasai teknis dan non teknis dari pengoperasian sebuah bandara.
Apa yang dilakukan oleh pengelola bandara Heathrow di London dapat ditiru yaitu oleh sebuah perusahaan yang dulunya juga mengelola bandara Gatwick, Stansted dan bandara lainnya namun karena dinilai monopoli maka kini dilepas pengelolaannya kecuali bandara Heathrow.
Penguasaan teknologi juga perlu menjadi bagian dari persiapan tersebut karena pengoperasian bandara sangat lekat dengan teknologi sehingga kelak bandara lebih cepat dalam penerapan teknologi terkini.
Pembukaan sekolah aviasi dapat dilakukan agar dapat mencetak pekerja/profesional pada bidang aviasi yang akan mengisi posisi posisi di semua level di bandara.
Dan terakhir mudah mudah an bandara Dhoho dapat memainkan perannya dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Provinsi Jawa Timur yang kini memiliki empat bandara selain dari bandara BWX di Banyuwangi, bandara MLG di Malang dan bandara SUB di Surabaya.
Juga tidak mustahil bandara Dhoho juga dapat melayani para pelaku perjalanan dan wisata di sebagian daerah di Jawa Tengah terutama pada penerbangan internasional sebagai alternatif dari bandara YIA karena tidak adanya bandara internasional di Jawa Tengah.