Mudah-mudahan kita tidak melupakan bahwa bandara tidak hanya merupakan tempat pergerakan orang tapi juga barang (kargo), dari sisi bisnis ini merupakan potensi pemasukan yang menjanjikan bagi bandara.
Sebagai gambaran, bandara SIN melalui terminal kargonya pada tahun 2023 volume kargo yang ditangani adalah sebanyak 1,74 juta ton, jika kita patok biaya jasa per tonnya USD 1 maka terdapat pendapatan USD 1,74 juta kepada bandara.
Kita tidak perlu membangun terminal kargo di semua bandara internasional kita, akan tetapi bisa dijadikan rencana jangka panjang pengembangan bandara.
Kegiatan kargo di bandara tidak hanya merupakan kegiatan pendistribusian barang kebutuhan penduduk serta perdagangan dalam negeri saja tapi juga kegiatan perdagangan antar bangsa atau ekspor dan impor.
Pemegang kebijakan daerah ada baiknya melihat bandara tidak hanya sebagai tempat pergerakan orang saja tapi juga barang yang dapat meningkatkan kegiatan ekspor produk unggulan daerah dengan mengajak para usaha termasuk UMKM untuk melakukan ekspor.
Namun bila pemegang kebijakan hanya melihat bandara sebagai tempat pergerakan orang saja maka perlu dipikirkan bagaimana dapat menarik minat para pelaku perjalanan dari berbagai negara untuk mengunjungi daerahnya -- misalnya melalui kegiatan pariwisata.
Sedangkan dari sisi pelaku perjalanan kita sendiri, sebuah bandara internasional ada baiknya memperluas jaringannya dengan terkoneksi dengan berbagai kota di dunia agar dapat memenuhi kebutuhan pelaku perjalanan akan transportasi udara ke mancanegara.
Sebesar apa pun catchment area dari sebuah bandara namun rendah konektivitasnya dengan kota-kota di dunia akan tidak mudah bagi bandara untuk tumbuh kembang karena pada dasarnya bandara adalah juga mengenai konektivitas (udara) -- sama dengan maskapai.
Salam Aviasi.
Referensi :
www.kompas.com
www.stattimes.com
www.aviationweek.com
www.garuda-indonesia.com