Kedua pilot dari salah satu maskapai penerbangan Indonesia tertidur selama 28 menit dalam penerbangan dari Kendari ke Jakarta (CGK) pada tanggal 25 Januari 2024 yang lalu.
Mungkin dari kita ada yang langsung beranggapan bahwa kesalahan ada di kedua pilot yang tertidur tersebut, namun dalam dunia penerbangan baik itu insiden maupun accident tidak hanya melihat dari satu faktor saja karena pada dasarnya penerbangan atau pengoperasian pesawat yang merupakan satu kesatuan sistem dimana manusia juga ada didalmnya.
Sistem disini tidak hanya berupa sistem avionik pada pesawat saja tetapi juga lainnya seperti kebijakan, prosedur, dan aturan maskapai yang diterapkan oleh operator pesawat (maskapai) baik di udara saja (kokpit) maupun yang diterapkan di darat.
Ketidakhadiran kontrol oleh manusia dalam kokpit (pilot) adalah kondisi yang sangat serius karena walaupun terdapat sistem otomasi (auto pilot), namun pesawat terbang perlu melakukan penyesuaian baik arah maupun ketinggian dimana input hanya bisa dillakukan oleh manusia.
Saat kondisi cuaca tidak menguntungkan pada jalurnya, pilot bisa meminta kepada ATC untuk merubah arah (heading) pesawat untuk menghindari cuaca buruk, dalam kondisi ini hanya peran manusia yang dapat melakukan perubahan itu, bukan sistem otomasi (auto pilot) dengan merubah arah atau heading pada instrumen pesawat.
Bila tidak ada kehadiran peran manusia, maka pesawat akan selamanya berada pada kondisi yang sama atau sesuai pemograman otomasi sebelumnya hingga akhirnya dilakukan penyesuaian oleh manusia dalam kokpit sesuai dengan rencana penerbangan (flight plan).
Apa yang menjadi temuan KNKT pada laporan awal mereka?
Dalam kasus insiden ini pesawat memang tetap berada pada jalurnya tapi jalur yang diambil setelah mengalihkan arah pesawat untuk menghindari cuaca buruk, setelah itu pesawat yang seharusnya melakukan manuver untuk mencapai waypoint berikutnya tidak dilakukan karena kedua pilot tertidur selama 28 menit
Hingga akhirnya Pilot in Command (PIC) terbangun dan kemudian membangunkan first officer, namun pesawat sudah berada di hampir ujung bagian selatan pulau Jawa, namun akhirnya pesawat dapat dengan selamat mendarat di bandara CGK.