Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Meniru Kebijakan Thailand dalam Hal Turis Asing

12 Maret 2024   07:59 Diperbarui: 14 Maret 2024   05:23 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Negara Thailand tengah berusaha memperbaiki image pariwisatanya serta juga sepertinya melakukan seleksi wisatawan asing yang masuk ke negaranya khususnya untuk berlibur dengan menggunakan visa turis.

Latar belakang dari langkah Thailand mungkin saja karena beberapa faktor, pertama pada tahun 2018 Perdana Menteri Thailand saat itu, Prayut Chan-o-cha mengungkapkan tekadnya untuk mengubah image pariwisata Thailand yang telah lama dikenal sebagai destinasi wisata seks.

Kedua adalah jumlah turis asing sudah dirasakan padat terutama di pusat kota Bangkok dan juga selatan Thailand di mana terjadi kerusakan terumbu karang akibat kegiatan wisata yang mungkin agak berlebihan.

Langkah Thailand untuk memperbaiki image pariwisatanya serta menjaga kehidupan masyarakat lokal serta lingkungan dapat diartikan sebagai pergeseran dari kuantitas ke kualitas serta dari volume ke value.

Menurut situs ThaiEmbassy.com, setiap turis asing perlu memenuhi persyaratan untuk mendapatkan turis visa yaitu:

  • Paspor atau dokumen perjalanan dengan masa berlaku tidak kurang dari 6 bulan
  • Aplikasi Visa ( bagi beberapa negara)
  • Satu buah foto terkini berukuran 4 x 6cm
  • Tiket pulang pergi yang sudah dibayar lunas
  • Bukti Sumber Keuangan (contohnya Rekening Koran) sebesar (10,000 baht per orang atau 20,000 baht per keluarga.
  • Bukti pemesanan akomodasi.

Dari semua persyaratan di atas sepertinya terlihat sangat standar dan umum berlaku di hampir semua negara seperti tiket pulang pergi karena jika hanya satu arah justru akan menimbulkan pertanyaan dari pihak imigrasi yang akan mengira kita akan bekerja atau membuka bisnis di sana dengan visa turis.

Namun dari semua persyaratan di atas ada satu yang setidaknya seirama dengan tekad Thailand untuk menggeser kuantitas ke kualitas yaitu dengan diharuskannya turis menyertakan sumber keuangan mereka untuk membiayai selama keberadaan mereka di Thailand.

Ini tidak dilihat sebagai jaminan saja dari turis untuk meyakinkan Thailand bahwa sang turis mampu memenuhi segala biaya selama di Thailand saja tetapi juga seperti batas minimum pembelanjaan per turis, dengan begitu Thailand akan selalu kedatangan turis dengan jumlah pembelanjaan minimum tersebut.

Artinya juga bahwa setiap turis akan memberikan manfaat ekonomi kepada negara sedikitnya 20.000 Baht per orang atau 40.000 Baht per keluarga.

Langkah Thailand ini sebenarnya bisa diterapkan juga oleh Indonesia yang juga ingin menggeser kuantitas menjadi kualitas di mana Indonesia dalam beberapa waktu terakhir ini bertekad akan lebih membidik wisatawan berkualitas.

Apa definisi wisatawan berkualitas itu sebenarnya?

Definisi wisatawan berkualitas sendiri sepertinya selalu dikaitkan dengan wisatawan dengan pembelanjaan tinggi selama berlibur, sehingga bisa diartikan bahwa wisatawan berkualitas itu adalah wisatawan dengan pendapatan tinggi.

Namun perlu diingat bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang semakin tinggi pula gaya hidup mereka termasuk ekspektasi mereka terhadap tingkat layanan yang akan mereka terima terutama saat liburan.

Oleh karena itu pula kita perlu menyediakan apa yang sesuai dengan ekspektasi mereka, baik itu dari sisi akomodasi maupun fasilitas pendukung lainnya serta juga daya tariknya.

Kita juga perlu menyadari bahwa turis asing yang datang ke Indonesia adalah dengan pendapatan yang bervariasi, apabila kita hanya membidik wisatawan dengan pendapatan yang sangat tinggi maka pangsa pasar yang kita miliki akan terbatas.

Sehingga alangkah baiknya bila batas minimal sumber pengeluaran turis asing ke Indonesia tidak terlalu besar atau setidaknya sama dengan yang ditetapkan oleh Thailand (sekitar USD 500).

Wisata mewah memang perlu juga disediakan untuk membidik wisatawan dengan pendapatan tinggi (ultra high income), namun sebenarnya kita sudah memilikinya seperti hotel atau resort mewah serta kapal wisata dalam bentuk pinisi maupun non-pinisi yang biaya per trip bisa mencapai USD 9.000 per orang.

Akan tetapi, apakah definisi dari turis asing berkualitas hanya dilihat dari sisi pendapatan ataupun pembelanjaannya ?, bagaimana dengan tanggung jawab terhadap kelolakan dan lingkungan?

Di sini definisi turis asing berkualitas adalah turis asing yang bertanggung jawab dengan menghormati penduduk di lokasi yang dikunjungi serta segala warisan (budaya) yang berada di lokasi yang dikunjungi.

Selain itu, wisatawan bertanggung jawab juga menjaga lingkungan serta membantu perekonomian lokal untuk tumbuh, singkatnya wisatawan bertanggung jawab adalah wisatawan yang sangat memerhatikan wisata berkelanjutan.

Sudah tentu pastinya, mereka akan mencari destinasi yang memang mengusung konsep wisata berkelanjutan, dalam arti bahwa kita perlu mengembangkan destinasi wisata berkelanjutan lebih banyak lagi bila ingin membidik wisatawan berkualitas ini.

Sebenarnya ada lagi langkah Thailand yang perlu kita contoh yaitu pemberian accident compensation di mana Thailand menganggarkan sekitar 50 juta baht (sekitar Rp 21 miliar) untuk memberikan bantuan kepada turis asing yang mengalami kecelakaan, korban kejahatan serta kejadian yang tidak menguntungkan termasuk bencana.

Sudah tentu penerima kompensasi ini tidak berlaku jika penyebab kecelakaan akibat dari kesalahan sang turis sendiri, namun demikian pemberian kompensasi ini menggambarkan pergeseran dari volume ke value oleh negara Thailand kepada turis asing.

Jadi kalau kita mau mencontoh Thailand maka ada baiknya tidak hanya pada kuantitas ke kualitas saja tapi juga volume ke value sehingga pada akhirnya pariwisata Indonesia tidak hanya berkualitas tapi juga memberikan nilai kepada turis asing.

***

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun