Maskapai A melayani penerbangan dari CGK ke KNO satu kali dalam sehari, ini berarti pesawat melakukan penerbangan dalam satu hari adalah waktu tempuh CGK ke KNO pp ditambah dengan turnaround time nya atau jeda waktu antara kedatangan dan keberangkatannya kembali.
Jadi misalnya waktu tempuh dari CGK ke KNO sekali jalannya 3,5 jam maka pulang pergi adalah 7 jam ditambah waktu jeda misalnya 30-40 menit untuk pesawat berbadan sedang seperti B-737/A-320 berarti total utilisasi pesawat sama dengan 7 jam 40 menit dikurangi 40 menit = 7 jam.
Apabila total utilisasi pesawat dimulai dari jam 5 pagi hingga jam 22.00 maka sebenarnya masih ada sisa jam yang bisa diterbangkan oleh pesawat yaitu 17 jam - 7 jam= 10 jam dikurangi 40 menit X 2 (jeda waktu di KNO dan di CGK sebelum penerbangan selanjutnya) = 8 jam 40 memit.
Sisa waktu ini bisa dimanfaatkan oleh maskapai dengan menambah frekuensi penerbangan ke Medan yaitu 7 jam 40 menit atau ke kota lain yang ada dalam jaringannya
Waktu 17 jam tersebut meliputi waktu tempuh penerbangan dan jeda waktu antara penerbangan, waktu tempuh penerbangan disebut block hours yaitu waktu sejak pintu pesawat ditutup di bandara keberangkatan hingga pintu pesawat dibuka di bandara tujuan, sedangkan jeda waktu disebut turnaroud time adalah waktu untuk disembarkasi dan embarkasi penumpang dan bongkar muat kargo/bagasi.
Apabila semua pesawat dalam armada nya sudah diutilisasi secara maksimum maka tidak ada ketersediaan pesawat dari maskapai A untuk membuka rute baru meskipun hanya sekali dalam seminggu misalnya.
ilustrasinya bila maskapai A memiliki 70 pesawat  dimana 60 unit nya adalah pesawat berbadan sedang yang untuk penerbangan jarak pendek dan sedang dan semuanya sudah tidak ada sisa jam pada utilisasinya maka tidak memungkinkan maskapai A melayani rute baru.
Apakah hal ini berarti maskapai kekurangan pesawat ? jawabnya bisa iya dan bisa tidak -- jawaban tidak karena dalam konteks memaksimalkan pesawat, maskapai A sudah memenuhinya yang berarti pula pendapatan bisa maksimum.
Sedangkan dalam konteks konektivitas udara nasional, jawabannya iya tapi bukan pada maskapai A saja tapi seluruh maskapai yang beroperasi di Indonesia.
Bagaimana dengan kemunculan maskapai baru dimana juga akan bertambah lagi dua maskapai yaitu BBN Airlines dan Surya Airlines, akankah menambah pesawat atau kapasitas kursi ? kembali lagi, jawabannya bisa iya dan bisa tidak.