Setiap kali mendengar seruan yang berkaitan dengan keberlanjutan, umumnya kita mendengar imbauan untuk mengurangi penggunaan sumber daya berlebihan baik sumber daya alam maupun energi.
Pada transportasi termasuk moda transportasi udara, imbauan berupa pengalihan dari penggunaan bahan bakar fosil ke listrik dan lain sebagainya, namun benarkah dengan pengalihan tersebut keberlanjutan di dunia transportasi memang terlaksana atau hanya solusi jangka pendek jika kelak bumi tidak lagi memiliki stok bahan bakar fosil?
Atau juga apakah sekadar sebagai pembuktian oleh para pelaku usaha di industri aviasi kelak di tahun 2050 terhadap perjanjian Paris atau Paris Agreement 2015 melalui inisiatif industri aviasi yang mereka sebut dengan Fly Net Zero?
Mungkin dahulu penggunaan mesin uap ataupun batu bara yang menghasilkan polusi udara yang juga tinggi tidak menjadi kekhawatiran saat itu karena jumlah kendaraan dan penggunanya tidaklah sebanyak kini, oleh karenanya industri aviasi perlu bersiap diri.
Inisiatif pun sudah dimulai dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang terdiri dari dua jenis yaitu yang menggunakan bahan bahan alami dan organik seperti tumbuhan, hewan serta sisa olahan/sampah (waste) atau disebut dengan biofuel serta yang menyaring karbondioksida (captured CO2) di angkasa yang kemudian dijadikan energi atau yang disebut dengan electrofuels (e-fuel).
Namun untuk saat ini SAF yang berasal dari tumbuhan, hewan dan waste (biofuels) yang sudah banyak diproduksi dan digunakan.
Beberapa maskapai memang sudah menggunakan SAF secara 100% pada pesawatnya walau pada beberapa rute penerbangan, akan tetapi kapan tepatnya bahan bakar fosil akan tidak lagi digunakan pada semua pesawat di dunia baik sipil maupun militer, bersayap tetap dan bersayap putar, bermesin jet dan Turboprop?
Jawabannya adalah pada proses pengembangan SAF ini yang tidaklah semudah yang dibayangkan, begitu pula untuk mengetahui kapan SAF ini benar-benar secara penuh dan total menggantikan bahan bakar fosil kepada seluruh pesawat di dunia.
Menurut Financial Times, jika SAF akan menggantikan bahan bakar fosil kelak maka jumlah produksi SAF untuk menerbangkan seluruh pesawat di dunia adalah sebanyak 450 milyar liter per tahun sedangkan persentase produksi SAF saat ini masih di bawah 1% dibanding jet fuel.
Jumlah SAF ini terdengar sangat banyak tapi jika kita menyadari bahwa pertumbuhan industri aviasi akan berlipat lipat pula, setidaknya berdasarkan prediksi dari banyak pihak.