Apa semuanya sudah mencakup semua sampah yang ditinggalkan oleh manusia di bulan ?
Jawabannya tidak karena tidak semua pesawat antariksa yang berhasil mendarat di bulan beberapa nya mengalami kecelakaan dan jatuh ke permukaan bulan, akibatnya adalah tetciptanya makam untuk pesawat pesawat antariksa yang mengalami kecelakaan.
Tercatat ada beberapa negara yang pesawat luar angkasa nya mengalami kecelakaan di
di bulan yaitu Tiongkok, India, Jepang dan Israel serta dari Badan Luar Angkasa Eropa atau ESA (European Spacr Agency).
Hal ini berbeda ketika kecelakaan pesawat yang terjadi di bumi dimana sekecil apapun bagian pesawat yang jatuh sangat penting bagi investigasi kecelakaan pesawat, bahkan ada sebuah kecelakaan dimana pihak investigator merakit ulang dari semua serpihan serpihan pesawat yang dikumpulkan dari tempat kecelakaan agar dapat mengetahui apa yang dialami pesawat itu.
Sampah aviasi di bumi lainnya pada umumnya adalah bangkai berbagai pesawat baik sipil maupun militer, pesawat pesawat ini telah dipensiunkan oleh operatornya serta di tempatkan secara khusus di sebuah tempat bernama boneyard.
Sampah di ruang angkasa juga ada yang melayang seperti satelit yang sudah tidak terpakai alias pensiun, satelit satelit ini melayang dengan kecepatan tinggi dan membawa resiko akan menabrak staisun antariksa internasional (ISS) yang melayang pada kecepatan 17,130mph (27,568km/jam) sehingga benda sekecil apapun yang ditabraknya, dampaknya dapat berupa bencana.
Tidak mengherankan jika ISS harus mengubah haluannya sebanyak 25 kali sejak tahun 2019 agar terhindar dari sampah sampah di ruang angkasa.
Jangan juga dilupakan bahwa di ISS terdapat astronot yang tinggal disana yang berati ada sampah serta barang barang lainnya yang sudah tidak terpakai lagi, setiap empat astronot di ISS ini menghasilkan sekitar 2,500 kg sampah per tahunnya, sampah dan barang yang sudah tidak digunakan ini sebelumnya di angkut kembali ke bumi dengan pesawat antariksa yang singgah di ISS.
Namun sejak Juli 2022 sebuah perusahaan di Amerika yang berkolaborasi dengan NASA telah melakukan cara baru membuang sampah dari ISS dengan menggunakan kantong yang diangkut dari airlock (semacam kompartemen khusus) dan kemudian kantong tersebut dijatuhkan ke bumi atau tepatnya di kawasan samudera yang dinilai aman.
Semua hal diatas menunjukan bahwa sampah--apapun jenis dan bentuknya-- adalah hasil dari kegiatan manusia selain juga sebagai proses alami dari manusia itu sendiri dalam kehidupannya, sedangkan cara dan tempat pembuangannya serta pengelolaannya belum maksimal.
Semuanya kembali lagi kepada manusia nya, ada yang memilah sampah sebelum membuangnya, ada pula yang tidak, juga ada yang mendaur ulang serta ada pula yang menciptakan permasalahan baru seperti kebakaran hutan dan lahan yang juga mengakibatkan polusi udara sebagai akibat dari pembakaran sampah yang sembarangan.