Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Saat Efisiensi Menggeser Frekuensi dalam Konteks Utilisasi Pesawat

7 Oktober 2023   17:53 Diperbarui: 11 Oktober 2023   09:31 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pesawat terbang.(UNSPLASH/Mika via Kompas.com)

Penerbangan jarak jauh atau long haul selama ini dilakukan oleh para maskapai dengan menggunakan pesawat berbadan lebar baik yang dengan dua lorong maupun satu lorong serta dengan dua mesin atau empat mesin.

Latar belakangnya sudah tentu karena maskapai ingin memaksimalkan kapasitas kursinya dalam setiap penerbangan yang pada akhirnya akan berimbas pada pendapatan operasional maskapai.

Kelahiran pesawat jumbo pada awal tahun 1970an tidak hanya menciptakan pengalaman baru terbang jarak jauh dengan pesawat tapi juga meningkatkan kapasitas dan pendapatan bagi maskapai operatornya, begitu pula kelahiran super jumbo walau hadir di ujung era pesawat berbadan lebar bermesin empat.

Sedangkan pada penerbangan jarak sedang, penggunaan pesawat berbadan sedang memang lebih cocok dioperasikan akan tetapi jika terjadi kenaikan permintaan kursi pada sebuah rute penerbangan maka maskapai harus memilih dua opsi yaitu penambahan frekuensi yang berarti penambahan slot di bandara atau mengganti pesawat lain dengan kapasitas yang lebih banyak.

Penambahan slot juga berarti penambahan biaya rutin pada pengoperasian pesawat selain dari pembelian pesawat dengan kapasitas yang lebih banyak jika maskapai melihat peningkatan permintaan kursi tersebut berpotensi membawa keuntungan secara jangka panjang.

Sebagai contohnya maskapai Transavia Netherlands yang merupakan anak perusahaan dari Air France-KLM berencana akan mengganti armada pesawat sedangnya dari Boeing B-737 800NG ke A-321 yang akan menambah kapasitas dari 189 kursi ke 235 kursi dalam setiap penerbangan. Latar belakangnya adalah karena mereka ingin menambah kapasitas mereka pada rute jarak sedang terutama ke destinasi wisata di kawasan Mediterranean.

Namun adakalanya langkah ini tidak selamanya mudah terutama jika ada bandara yang sudah tidak lagi memiliki slot atau juga ketika bandara memutuskan untuk mengurangi frekuensi lalu lintasnya untuk mengurangi tingkat kebisingan seperti yang dilakukan oleh Bandara Amsterdam (AMS).

sumber gambar: needpix.com
sumber gambar: needpix.com

Keadaan bisa akan lebih buruk lagi apabila langkah bandara AMS ini diterapkan juga oleh bandara-bandara lain di kawasan Eropa, penerbangan yang akan terdampak adalah khususnya untuk penerbangan jarak pendek dan pendek serta regional yang berfokus pada frekuensi.

Perkembangan inilah yang melatatbelakangi beberapa maskapai menggunakan pesawat berbadan lebar pada rute-rute pendek dan sedang serta regional yang umumnya dilayani oleh pesawat berbadan sedang dalam waktu terakhir ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun