Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Istilah Kembali ke Barak TNI

6 Oktober 2023   18:55 Diperbarui: 8 Oktober 2023   08:57 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tni.mil.id

Selain penyediaan peralatan dan perlengkapan, para personnel TNI juga perlu diasah kemampuan dan kapabilitssnya melalui latihan latihan peperangan ataupun pertempuran baik yang dilakukan oleh setiap matra maupun gabungan (latgab) antar matra serta dengan pihak militer dari negara lain terutama pada kawasan yang sama.

Latihan latihan dengan amunisi sungguhan (live excercise) sudah tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit selain dari biaya pelaksanaan dari sisi personnelnya, latihan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesiapan tempur TNI kita.

Selain itu pula ada istilah yang mungkin kita sering mendengarnya yaitu "jumlah tidak menentukan", mungkin ada benarnya akan tetapi bila kesiapan peralatan dan perlengkapan tempur kita yang berjumlah tidak banyak tersebut juga rendah maka istilah tadi sepertinya tidak dapat dijadikan antisipasi yang mumpuni dalam menghadapi segala ancaman, setinggi apapun kemampuan dan kapabilitas para personnelnya.

Bila kita melihat semua ini dan dikaitkan dengan seruan "kembali ke barak", ada baiknya kita juga mempertanyakan kemampuan dan kapabilitas TNI kita dalan menghadapi semua perkembangan ini.

Dengan kata lain, kita perlu memikirkan bagaimana melengkapi TNI kita dengan peralatan dan perlengkapan yang tidak hanya konvesional tapi juga yang mengikuti perkembangan yang terjadi.

Sudah tentu kita perlu melihat kemampuan finansial negara dalam menjalankan pembangunan termasuk pada anggaran belanja untuk TNI kita, akan tetapi kita juga tidak sebaiknya hanya berpatokan dengan makna barak itu sendiri.

Kita memiliki program bernama Minimum Essential Force (MEF) yang sudah berjalan, namun adakalanya terlihat adanya kelambatan dalam penerapannya, hal ini kita bisa lihat dari terjadinya kekosongan (gap) dari beberapa peralatan dan perlengkapan militer kita.

Seperti misalnya pengganti pesawat tempur F-5 kita yang sudah pensiun sejak tahun 2017 namun baru terlaksana lebih dari 5 tahun setelahnya dengan pembelian pesawat tempur Dassault Rafale dan Mirage 5.

Kembali ke barak sepertinya tidak hanya sekadar menempatkan para serdadu atau prajurit kita ke tempat tinggal dan kerja mereka tetapi juga mempersiapkan mereka agar tidak hanya selalu siap tempur saja melainkan juga dengan ketrampilan serta dengan peralatan dan perlengkapan yang mumpuni.

Dari sini, kepercayaan diri para serdadu atau prajurit kita juga meningkat dan selain juga menambah kobaran api semangat juang yang notabene sudah menjadi napas mereka pada setiap waktu.

Kembali ke barak berarti menjadikan TNI kita lebih profesional dalam menjalankan peran dan fungsi pokoknya dalam pertahanan negara dengan menyerahkan sepenuhnya tanpa adanya campur tangan kepada pemerintahan sipil dalam menjalankan pembangunan dan membawa negara ke tujuan yang sudah ditetapkan oleh UU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun