Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Istilah Kembali ke Barak TNI

6 Oktober 2023   18:55 Diperbarui: 8 Oktober 2023   08:57 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tni.mil.id

Tentara Nasional Indonesia (TNI) kita baru saja merayakan hari jadinya yang ke 78,  usia yang cukup matang bagi sebuah institusi yang dalam sejarah dan perkembangannya selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan negara di seluruh wilayah NKRI baik di darat, laut dan udara.

Pada jelang hingga berakhirnya Orde Baru, peran dan fungsi TNI mengalami penyesuaian mulai dari pengurangan dan penghapusan fraksi ABRI di parlemen hingga kemunculan seruan "Kembali ke barak".

Seruan ini tentunya tidak sulit dipahami dengan memahami makna dari barak itu sendiri yaitu sebuah kompleks atau sekumpulan fasilitas bangunan yang digunakan oleh pihak militer, akan tetapi pada penerapannya mungkin ada baiknya kita memahaminya lebih luas dan dalam lagi.

TNI adalah sebuah institusi yang berada di garda terdepan dalam menjaga kedaulatan negara yang melalui matra darat, laut udara, tanpa keberadaan TNI di garda terdepan, mungkin kita tidak dapat sebebas seperti sekarang ini dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan membangun negara kits.

Perkembangan jaman dengan berbagai inovasi dalam berbagai hal seperti teknologi tidak hanya membuat peralatan dan perlengkapan militer semakin canggih tapi juga meningkatkan serta menambah potensi dan jenis ancaman (threat) terhadap kedaulatan negara.

Ancaman juga kini tidak hanya berasal dari negara lain melainkan juga dari dalam negeri melalui pihak pihak yang memiliki asosiasi dengan pihak pihak non negara dari negara lain dengan agenda mereka masing masing.

Semua ini juga menciptakan jenis peperangan baru seperti peperangan informasi dan elektronik (electronic warfare), sehingga juga membutuhkan antisipasi yang mumpuni untuk menghadapi peperangan jenis baru ini.

Peralatan dan perlengkapan pada peperangan konvensional seperti kapal perang, kendaran dan pesawat tempur memang masih dibutuhkan akan tetapi penambahan fitur ataupun modernisasi juga perlu dilakukan.

Pada sisi pertahanan udara, kini beberapa negara bahkan menambah matra baru seperti aerospace (dirgantara) dan space (luar angkasa) yang tidak hanya diperlengkapi oleh peralatan dan perlengkapan konvensional saja serta dengan peningkatan kemampuan dan kapabilitas para personnelnya.

Baca juga: Power Projection

Ada pula negara yang menggabungkan matra udara menjadi Angkatan Udara dan Dirgantara atau memasukkan unsur dirgantara menjadi bagian dari matra udara seperti yang dilakukan oleh TNI AU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun