Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Penantian serta Harapan pada Bandara Baru di Ujung Barat Sumbawa

2 Oktober 2023   00:12 Diperbarui: 4 Oktober 2023   18:22 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) akan segera memiliki bandara umum tepatnya di desa Kiantar, Poto Tano dengan rencana panjang landasan pacu 2,100 m.

Bandara ini -- seperti bandara pada umumnya -- akan meningkatkan laju perputaran roda perekonomian daerah KSB di segala bidang termasuk pariwisata mengingat KSB memiliki cukup banyak destinasi wisata termasuk Sekongkang yang menurut penulis merupakan "pabriknya" pantai berpasir putih.

Terdapat pula kawasan Gili Balu yang merupakan gugusan 8 pulau termasuk pulau Kenawa yang sudah cukup terkenal dikalangan wisatawan baik domestik maupun mancanegara serta pantai Jelenga yang terkenal dikalangan peselancar dunia dengan scar reef nya.

Pembangunan bandara ini setidaknya memudahkan akses dari dan ke Sumbawa Barat yang sebelumnya mengandalkan kapal cepat dan kapal feri untuk menghubungkan lewat laut serta bandara di Sumbawa Besar yang jaraknya cukup jauh atau sekitar 3 jam an dengan kendaraan.

Namun jika kita melihat jaraknya yang tidak begitu jauh dengan bandara LOP di Praya, Lombok, apakah feasible bagi penyedia transportasi udara, karena sesaat kita lepas landas dari bandara LOP kita sudah dapat melihat garis pantai di ujung timur Pulau Lombok sudah dekat dan itu menandakan juga jaraknya tidak jauh juga dengan Poto Tano yang merupakan ujung barat Pulau Sumbawa.

Singkatnya, pesawat mungkin belum mencapai ketinggian jelajah (cruising altitude) tapi sudah harus bersiap melakukan approach dan landing dan jika dalam konteks konsumsi bahan bakar sudah tentu jauh dari ekonomis dimana akan memengaruhi harga tiket yang ditetapkan maskapai untuk menutupi biaya bahan bakar yang merupakan komponen terbesar dari pengoperasian pesawat baik yang dengan baling baling maupun dengan jet.

Jika penerbangan dari lainnya diluar LOP misalnya DPS atau SUB dan CGK mungkin akan lebih feasible, namun layaknya membangun sebuah bandara tentunya perlu masukkan dari para penyedia transportasi udara serta dengan usaha usaha dari berbagai pihak di daerah tersebut seperti pemasaran untuk pariwisatanya dan lainnya.

Jika kita melihat ke belakang, kabupaten Sumbawa Barat sebelumnya telah memiliki airstrip tepatnya di Sekongkang yang dikelola oleh pemilik resor terkenal yang notabene ibunda dari salah seorang aktor terkenal kita namun keberlangsungannya tidak lama dimana salah satu penyebabnya kurang gencarnya promosi wisata yang dilakukan selain dari hal hal lain.

Perluasan bandara Sekongkang dahulu juga sulit dilakukan karena beberapa hal dan yang terutama yang berkaitan dengan halangan atau obstacles di kawasan sekitar bandara Sekongkang tersebut serta perlunya bandara memiliki Sertifikat Operasi Bandara (SOB) dari Kementrian Perhubungan dimana ada beberapa persyaratan yang mungkin agak sulit untuk dipenuhi ketika itu.

Kembali ke bandara Kiantar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun