Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Seberapa Siap Indonesia Menghadapi Kebakaran Hutan?

12 September 2023   13:46 Diperbarui: 12 September 2023   17:13 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Author : Technical Sergeant Rick Sforza, United States Air Force via Wikimedia Commons

Kebakaran di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memasuki hari kelima. Berbagai usaha pemadaman terus dilakukan, baik melalui darat maupun udara. Pemadaman kebakaran melalui udara atau dikenal dengan sebutan aerial firefighting atau waterbombing dikabarkan dilakukan dengan menggunakan helikopter milik BNPB (Kompas.com 11/9/23).

Kebakaran ini bermula dari asap flare yang digunakan pada pemotretan pre-wedding di area taman nasional yang dikabarkan juga tidak melalui izin sebelumnya. Namun, mari kita melihat dari semakin luasnya kebakaran ini yang setidaknya menimbulkan pertanyaan seberapa siap kita sebagai negara yang memiliki hutan dan taman nasional yang cukup banyak ini dalam menghadapi kebakaran hutan?

Di darat, terutama di perkotaan, kita mengenal dinas pemadam kebakaran dengan kendaraan khusus yang memang didesain untuk memadamkan kebakaran. Bagaimana dengan kebakaran hutan dan taman nasional, apakah ada dinas kebarakan hutan?

Meskipun kebakaran juga merupakan bencana di mana pihak Badan Nasional Penanggulan Bencana menjadi garda terdepannya, penanganan kebakaran membutuhkan peralatan khusus dan personel terlatih agar pemadaman kebakaran dapat dilakukan secara efektif.

Ketika area kebakaran hutan ataupun taman nasional sulit diakses dengan kendaraan darat, satu-satunya cara adalah lewat udara dengan pesawat, baik yang bersayap tetap (air tanker) ataupun pesawat bersayap putar (heli tanker). Selain pesawat melakukan waterbombing, juga ada penerjunan personel pemadam kebakaran, yaitu smokejumper dari pesawat bersayap tetap serta ada rappeller dari rotorcraft atau helikopter.

Pengoperasian pesawatnya maupun pemadaman dari darat memerlukan teknik khusus agar dapat efektif. Oleh karena itu, diperlukan juga sumber daya, baik peralatan dan perlengkapan maupun sumber daya manusianya, yang mumpuni agar secara efektif memadamkan kebakaran hutan ataupun taman nasional kita.

Presisi pada penjatuhan bom dengan pesawat pengebom militer sangatlah berbeda dengan waterbombing. Pada penjatuhan bom presisi terletak pada titik kordinat, sedangkan pada waterbombing terletak pada sebaran (spray) air atau zat-zat pemadam kebakaran pada area atau spot kebakaran sehingga teknik dropping-nya juga berbeda.

Koordinasi dengan pihak yang memonitor keadaan dan kondisi cuaca juga sangat diperlukan karena dalam operasinya pesawat akan terbang rendah dan kecepatan yang tidak cepat. Hembusan angin kencang ataupun turbulensi dapat membahayakan pesawat bersayap tetap yang terbang rendah dan dalam kecepatan rendah, juga pada rotorcraft atau helikopter saat hoovering.

Sebuah pesawat angkut Lockheed Martin C 130 Hercules jatuh setelah mengalami stalled saat melakukan dropping agen pemadaman kebakaran (retardant) di Australia beberapa tahun yang lalu. Kecelakaan ini mengakibatkan tewasnya 3 kru pesawat.

Jenis dan Tipe Pesawat

Dalam perkembangannya, berbagai tipe dan jenis pesawat, baik bersayap tetap maupun bersayap putar, telah diterjunkan dalam operasi pemadaman kebakaran hutan mulai dari pesawat airliner seperti Boeing B 737 Dc 10 hingga pesawat kargo militer C 130 Hercules serta helikopter khusus pemadam kebakaran, yaitu Sikorsky S 70 Firehawk yang versi militernya dikenal dengan UH-60 Blackhawk.

Pesawat bersayap tetap yang melakukan waterboming terbagi beberapa kategori sesuai kapasitas pesawat mengangkut air ataupun zat/agen untuk memadamkan kebakaran, yaitu:

  • Ringan, dengan.kapasitas dibawah 3,800 L
  • Medium, dengan kapasitas dibawah 38,000 L
  • Berat:, dengan kapasitas dibawah 76,000 L
  • Super Berat, dengan kapasitas diatas76,000 L

Dengan melihat tipe dan jenis pesawat di atas, beberapa pesawat juga dimiliki oleh Indonesia. Apakah sudah saatnya kita memaksimalkan penggunaan pesawat-pesawat ini dalam peran dan fungsi pemadaman kebakaran hutan selain dalam peran dan fungsi utamanya?

Jawabannya sangat mungkin. Hanya saja diperlukan peningkatan kapabilitas dan kemampuan baik pada pesawatnya maupun pada krunya melalui pelatihan-pelatihan dari pihak yang memang ahli dalam pemadaman kebakaran hutan.

TNI kita memiliki pesawat angkut, mulai ringan, sedang, hingga berat, serta helikopter yang bisa dimaksimalkan. Akan tetapi, akan lebih baiknya jika kita memiliki seperti satuan tugas atau task force yang terdiri dari berbagai instansi, termasuk dinas kebakaran.

Semua instansi ini dibawah kordinator yang bisa Basarnas atau BNPB ataupun dengan menbentuk badan baru yang secara khusus menangani pencegahan dan penaggulangan kebakaran hutan dan taman nasional kita.

Satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah dibutuhkan sumber daya keuangan yang tidak kecil, baik untuk pengadaan pesawat dan pelatihan kru ataupun menyewa pesawat dari pihak yang secara khusus memang bergelut dalam pemadaman kebakaran hutan. Akan tetapi, kita juga perlu mengingat kerugian yang kita harus tanggung akibat kebakaran hutan yang begitu besar dan luas.

Pihak United States Forest Service (USFS) yang merupakan bagian Departement of Agriculture Amerika dan Bureau of Land Management (BLM) dari Departemen of Interior Amerika dikabarkan menghabiskan setidaknya USD 250 juta dalam beberapa tahun terakhir ini untuk mengoperasikan ataupun menyewa pesawat dan seluruh kru untuk memadamkan kebakaran hutan ataupun semak-semak (bushfire).

Hutan dan taman nasional adalah bagian dari alam yang perlu kita jaga dan lestarikan, dalam arti bahwa kita tidak hanya mulai bergerak saat terjadi kebakaran, tetapi mengawalinya dengan pencegahan yang sama pentingnya dengan pemadaman itu sendiri.

Kita telah memiliki Badan SAR nasional dan Badan Nasional Penanggulan Bencana yang mungkin perlu ditingkatkan kapabilitas dan kemampuan dalam hal pemadaman kebakaran hutan ataupun kebakaran lahan/semak semak (bushfire).

Badan atau kementerian yang ruang lingkup tanggung jawabnya termasuk hutan dan taman nasional juga perlu menjadi garda terdepan dalam hal pencegahan melalui edukasi dan monitoring yang intens.

Salam Aviasi

Referensi :

  • regional.kompas.com/read/2023/09/11/210136578/hari-ke-5-kebakaran-bromo-semakin-meluas-muncul-tornado-api-dan-akses
  • en.m.wikipedia.org/wiki/Aerial_firefighting
  • aerotime.aero/articles/32029-c130-stalled-fighting-australian-bushfires-report

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun