Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kontribusi dan Kendala dalam Mengurangi Polusi di Perkotaan

5 September 2023   11:29 Diperbarui: 8 September 2023   10:15 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi polusi udara. (Sumber: Shutterstock/Sudarshan Jha via kompas.com)

Namun kontribusi kita terutama bagi pemilik dan pengguna kendaraan pribadi ada baiknya tidak sebatas pada uji emisi kendaraan pribadi saja melainkan kontribusi lainnya.

Apa kontribusi kita tersebut, apakah harus beralih ke alat transportasi massal agar emisi per orangnya akan lebih kecil dibanding dengan kendaaraan pribadi?

Pada titik ini kita akan sampai pada argumentasi lainnya yakni bagaimana tingkat kenyamanan dan keamanan transportasi massal saat ini, apakah sudah dapat membuat pergeseran pilihan dari pengguna kendaraan pribadi?

Definisi kenyamanan sendiri bisa berbeda beda bagi masing masing individu, ada yang mendefinisikannya dengan tersedianya tempat duduk untuk setiap penumpang yang membayar tiket dengan harga yang sama, ada pula yang mendefinisikannya dari segi fasilitas di stasiun stasiun serta aksesnya.

Dalam hal ini memang diperlukan kesamaan persepsi antara pemerintah sebagai pihak penyedia jasa transportasi massal dengan para penggunanya agar ada titik temu akan definisi kenyamanan tersebut.

Namun ada baiknya juga jika kita memulai untuk menumbuhkan keinginan mengalihkan preferensi dari penggunaan kendaraan pribadi ke konsep car-sharing ataupun transportasi massal atas dasar kepentingan bersama dalam mengurangi tingkaf polusi.

Seberapapun nyamannya kendaraan pada transportasi massal bisa tidak mampu menggeser preferensi seseorang ketika masih ada yang menghambatnya, misalnya statusnya.

Sumber gambar: needpix.com
Sumber gambar: needpix.com

Kata massal secara universal sebenarnya tidak mengacu pada status seseorang, sama halnya dengan kata penduduk itu sendiri, mungkin kita sudah sering melihat baik secara langsung ataupun di film dimana pekerja senior di perusahaan pun juga menggunakan transportasi massal di berbagai negara.

Namun transportasi massal juga akan tiba di titik dimana peningkatan jumlah penduduk yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan akan transportasi massal mungkin tidak akan cukup dengan penambahan armada dan jadwal trip, sedangkan penambahan infrastruktur seperti track dan stasiun menjadi tantangan yang kecil di kota yang sudah padat dengan pencakar langit dan bangunan (terdengar seperti keadaan di Jakarta?).

Hal lain yang sangat dipahami adalah suhu udara di negara tropis seperti Indonesia yang membuat berjalan kaki menjadi sebuah tantangan tersendiri dan berbeda di negara negara dengan 4 musim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun