Thailand juga dikabarkan membeli persenjataan dari Tiongkok seperti rudal anti udara (SAM), kapal perang dan kapal selam.
Sudah jelas hubungan ini dapat menjadi salah satu pertimbangan khusus bagi Amerika terutama pada potensi bocornya informasi mengenai pesawat F-35.
Kekhawatiran Amerika akan bocornya telnologi pada F-35 mungkin cukup beralasan mengingat dalam sejarahnya pernah terjadi kebocoran informasi mengenai teknologi stealth ini terutama ke Russia dan Tiongkok.
Pada tahun 1985 FBI berhasil menangkap seorang insinyur kedirgantaraan yang pernah bekerja di Northrop bernama Thomas Patrick Cavanagh di sebuah hotel di California saat bersiap melakukan transaksi dengan pihak Soviet dengan menjual informasi mengenai teknologi stealth.
Sang insinyur kemudian terbukti bersalah di pengadilan dan dijatuhi hukuman seumur hidup.
Kemudian pada tahun 2000 seorang ahli matematika asal Russia bernama Aleksey Yeremin dikabarkan telah berhasil mengambil data informasi stealth dari supercomputer milik Amerika.
Dia memang pernah bekerja dengan Lockheed Martin dalam  mendesain pesawat tempur siluman dan diberikan akses ke supercomputer yang berisi informasi tentang teknologi stealth.
Teknologi stealth yang mulai dikembangkan sejak awal tahun 1980 an memang menjadi keunggulan tak tertandingi bagi Amerika dalam hal kekuatan udara nya sejak beroperasinya penuh dua pesawat siluman pertama yaitu pesawat pembom Northrop Grumman B-2 Spirit pada tahun 1988 dan Lockheed F-117 Nighthawk pada tahun 1990.
Pengembangan lanjutannya termasuk yang diterapkan pada pesawat F-35 semakin canggih dan karena itu pertimbangan perlu dilakukan oleh Amerika dalam menjual pesawat ini ke negara lain termasuk ke 'sekutu' nya sendiri.
Juga dengan kemunculan Sukhoi SU-35 nya Russia dan Chengdu J-20 dan Shenyang J-31 asal Tiongkok membuat Amerika hanya satu satunya negara dari 'blok barat' yang memproduksi pesawat tempur generasi 5.
Oleh karena itu, technology security menjadi faktor pertimbangan bagi Amerika ketika akan menjual F-35 ke sebuah negara, yang pada kasus Thailand kekhawatiran didasari atas hubungan militer Thailand khususnya RTAF dengan Angkatan Udara Tiongkok PLAAF.