Nama pesawat tempur Sukhoi SU-27 sudah tidak asing lagi bagi kita di Indonesia karena kita memiliki SU-27 SK bersama dengan variant pengembangan nya yakni SU-30 Mk dioperasikan oleh TNI AU kita.
Pesawat ini merupakan jawaban dari Soviet (kini Rusia) terhadap pesawat Mcdonnell Douglas F-15 yang pengembangannya dalam program F-X Â jelang akhir tahun 1960 an dan awal 1970 an terdengar oleh pihak Soviet ketika itu.
Pihak Soviet kemudian memulai program Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel (PFI, literally "Prospective Frontline Fighter", atau "Advanced Frontline Fighter" dengan menggandeng pabrikan Sukhoi.
Program tersebut melahirkan prototipe T-10 yang terbang pertama kali pada tanggal 22 Mei 1977, pengembangan prototipe yang akan menjadi cikal bakal SU-27 tidak lah mulus dengan berbagai kecelakaan.
Dan setelah beberapa kali melakukan desain ulang dan kemunculan teknologi fly-by-wire, prototipe T-10S-3 menjadi prototipe yang akan menjadi pesawatn tempur sesuai dengan permintaan Angkatan Udara Soviet dengan nama Sukhoi SU-27.
Namun pada tahun 1971 Soviet pun mendengar program USAF yaitu Lightweight Fighter (LWF) yang kemudian melahirkan pesawat General Dynamics F-16 (kini Lockheed Martin).
Pihak Soviet pun kemudian memulai program serupa dengan nama Perspektivnyy Lyogkiy Frontovoy Istrebitel (LPFI, atau "Advanced Lightweight Tactical Fighter" yang kemudian melahirkan pesawat MIG-29.
Pada program ini pabrikan Mikoyan terpilih sebagai kontraktor pesawat dengan desain Mikoyan Product 9 yang kemudian melahirkan prototipe Aircraft 901 serta prototipe untuk versi lainnya seperti Aircraft 917 dan Aircraft 918.
Walau dikembangkan dalam waktu yang tidak berselang lama, namun Mikoyan MIG-29 tidak menggunakan fly-by-wire sebagai kontrol pesawat seperti Sukhoi SU-27 namun airframe kedunya sama dengan penyesuaian berdasarkan masing masin peran kedua pesawat.
Soviet menyebut program Perspektivnyy Lyogkiy Frontovoy Istrebitel (LPFI, atau "Advanced Lightweight Tactical Fighter" sebagai pendamping dari program Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel (PFI, literally "Prospective Frontline Fighter", atau "Advanced Frontline Fighter".
Kedua program Soviet ini tidak hanya serupa dengan program USAF dengan F-X dan program LWF yang semua nya melahirkan pesawat dengan peran yang sama alias untuk salin 'head-to-head', hal ini memang wajar melihat tujuan dari masing masing program.
Keempat pesawat memiliki karateristik dan peran yang sama, dalam arti saling melengkapi dan saling menyaingi.
Pesawat SU-27 dan F-15 sebagai pesawat air superiority untuk unggul dalam semua pertempuran udara sedangkan MIG-29 dan F-16 sebagai multi role atau peran ganda untuk pertempuran di udara dan penyerangan dari udara ke darat.
Secara penampilan, Sukhoi SU-27 dan Mcdonnell Douglas F-15 lebih besar ukurannya dari F-16 dan MIG 29, ini karena SU-27 dan F-15 merupakan pesawat tempur kelas berat dengan dapat mengangkut lebih banyak persenjataan.
Pesawat MIG-29 dikhususkan sebagai garda terdepan Angkatan Udara Soviet (VVS) saat masuk ke inventory mereka pada tahun 1984 sedangkan SU-27 lebih untuk misi dan operasi dalam menghadapi kekuatan NATO.
Sukhoi SU-27 disebut lebih cepat dalam akselerasi nya, setidaknya ini diungkapkan oleh seorang jenderal Angkatan Udara Amerika yang sempat mencicipi terbang dengan pesawat SU-27 didampingi oleh seorang jenderal dari Angkatan Udara Rusia (VKS) pada bulan Maret 1997.
Sang jenderal dari USAF tersebut adalah merupakan penerbang F-15 ketika masih aktif terbang, sehingga mengetahui karakteristik F-15, sang jenderal terkejut saat melakukan manuver vertikal dimana SU-27 dinilai lebih cepat dan gesit.
Pihak Amerika dan NATO kemudian memberi sebutan versi mereka pada pesawat SU-27 dengan 'Flanker' sedangkan untuk MIG-29 dengan 'Fulcrum'.
**
Keempat pesawat tempur ini menandai lahirnya pesawat tempur generasi 4 ketika itu menggantikan pesawat tempur generasi 3 pada masing masing kekuatan militer Soviet dan Amerika.
Mereka semua lahir dari desain akhir tahun 1960 an dan awal 1970 an namun keempatnya menjadi tulang punggung kekuatan udara masing masing negara asalnya hingga kini.
Upgrade pada keempat pesawat ini terus berlangsung hingga Sukhoi SU-35, Mikoyan MiG-35 serta F-15 E dan kemudian EX dan F-16V sebelum lahirnya pesawat tempur generasi 5 masing masing sisi.
Amerika memiliki F-22 dan F-35 sedangkan Soviet baru dengan Sukhoi SU-57 sedangkan pengembangan SU-75 belum terdengar kelanjutannya.
Sukhoi memang terpilih sebagai pemenang pada program PAK FA untuk melahirkan pesawat siluman generasi 5 Rusia dengan mengalahkan pabrikan Mikoyan dengan desain LMFS yang juga dengan sebutan MIG-XX
Mikoyan Liogkiy Mnogofunktsionalniy Frontovoi Samolyet (LMFS) atau Light Multi-Function Frontline Aircraft memang lebih kecil secara penampilan dan diklaim oleh Mikoyan lebih irit pada biaya operasionalnya.
Referensi :
- smithsonianmag.com/air-space-magazine/fighter-jet-fights-both-sides-180975834/
- militaryfactory.com/aircraft/detail.php?aircraft_id=30
- aviastar.org/russian-aircraft/flanker/index.html
- en.m.wikipedia.org/wiki/Mikoyan_LMFS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H