Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Critical Eleven Versi Militer

8 Juli 2023   11:16 Diperbarui: 8 Juli 2023   16:24 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : needpixels.com

Pada aviasi militer, pengoperasian pesawat tidak lah selamanya sama dengan aviasi sipil dimana terdapat beberapa cara pengoperasiannya yang justru dijadikan taktik untuk menghindari serangan lawan.

Jika kita mengenal sebutan critical eleven di aviasi sipil komersial yang merujuk pada waktu kritikal penerbangan pada fase mendarat dan lepas landas maka pada aviasi militer kedua fase penerbangan juga kritikal.

Bandara dan pangkalan udara yang berlokasi di daerah dengan konflik serta di daerah yang menjadi medan pertempuran memiliki potensi  serangan dari lawan, proses mendarat dan lepas landas sangat berbahaya untuk itu diperlukan cara yang berbeda dalam melakukan kedua fase penerbangan ini.

Para pilot perlu melakukan kedua fase ini dengan cara yang dinamakan tactical takeoff/landing, juga ada yang menyebutnya dengan assault, combat takeoff/landing.

Walaupun jenis landing ini dikabarkan telah digunakan oleh militer Amerika semasa perang Vietnam, namun muncul nama lainnya yaitu 'Sarajevo Approach/landing' ketika perang di Bosnia.

Pada bulan September 1992 ada pesawat kargo asal Italia yang dalam penerbangan kemanusiaan tertembak oleh missile saat akan mendarat,  pesawat dibelakang yaitu pesawat kargo militer Transall-160 kemudian berusaha menghindari serangan dengan melakukan teknik approach dan landing ini.

Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengurangi lama waktu pesawat terkespos oleh segala bidikan missile dan persenjaataan lainnya di kawasan bandara atau pangkalan udara.

**

Pada saat takeoff, segera setelah roda pesawat tidak lagi dilandasan pacu maka pesawat akan terbang rendah diatas landasan pacu untuk mengambil ancang ancang sebelum menggerakan pesawat ke atas dengan angle of attack yang sangat tajam untuk mencapai ketinggian yang aman secepat mungkin.

Sedangkan saat mendarat, prosesnya dimulai pada ketinggian 18,000 feet dimana diluar jangkauan missile dari darat ke udara, pesawat turun dari ketinggian tersebut kemudian menungkik tajam, teknik lainnya adalah dengan manuver melingkar (spiral) sebelum lined up dengan landasan pacu.

Karena melakukan manuver lingkaran atau spiral, teknik ini juga disebut dengan spiral atau corckscrew (alat pembuka botol wine) approach/landing

Saat setelah semua roda pesawat menyentuh landasan pacu, pilot kemudian melakukan full reverse mesinnya hingga berhenti total di landasa pacu.

Pesawat airlines biasanya mengambil ancang ancang mendarat dengan menurunkan hidung pesawat kira kira 3 derajat maka pada tactical landing dilakukan dengan 60 derajat menungkiknya.

Tactical landing mungkin tidak akan pernah dilakukan di penerbangan komersial karena bisa membuat perut penumpangnya bagai alat pembuat jus.

Akan tetapi khusus di bandara Baghad (SDA) menjadi standar landing bagi pesawat baik pesawat militer maupun sipil, hal ini diberlakukan setelah pesawat dari maskapai kargo asal Belgia yang sedang melakukan penerbangan untuk perusahaan DHL menjadi korban sasaran missile.

Pesawat Airbus A 300 milik European Air Transport yang dalam penerbangan menuju kota Muharraq di Bahrain ini tertembak missile darat ke udara di sayap kiri saat takeoff, namun pesawat dapat mendarat kembali dengan selamat di bandara SDA.



Tactical landing tetap perlu dilihat sebagai salah satu faktor keselamatan penerbangan khusunya pada aviasi militer, karena apa ?

Pesawat kargo/angkut militer umumnya mengangkut peralatan dan perlengkapan tempur serta pasukan ke daerah daerah berkonflik atau medan pertempuran, jika penerbangan tidak berhasil -- misalnya pesawat menjadi korban sasaran missile lawan saat takeoff/landing maka semua yang diangkut akan juga menjadi korban.

Alhasil, tidak hanya misi penerbangan yang tidak tercapai tapi juga mengurangi kekuatan tempur di medan operasi/pertempuran.

Oleh karena itu pula para pilotnya perlu melalui latihan dan cukup qualified untuk melakukan teknik ini agar tidak mengalami mishap ataupun overshoot di landasan pacu.

Keselamatan penerbangan pada aviasi militer juga menjadi prioritas dalam penerbangan dan teknik lepas landas dan mendarat ini menjadi salah satu buktinya.

Keselamatan penerbangan militer selain untuk kru pesawat dan payload nya juga menjadi salah satu faktor penting dalam mencapai misi (mission accomplished).

Referensi :

  • en.m.wikipedia.org/wiki/Corkscrew_landing
  • en.m.wikipedia.org/wiki/2003_Baghdad_DHL_attempted_shootdown_incident

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun