Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Antara Dassault Mirage 2000 dan Rafale

7 Juli 2023   10:19 Diperbarui: 7 Juli 2023   11:04 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Dassault-Aviation.com

Indonesia dikabarkan akan membeli pesawat Mirage 2000 9 ex United Arab Emirates dimana sebelumnya Indonesia juga menandatangani pembelian Mirage 2000 5 dari Qatar.

Pesawat Mirage 2000 9 adalah varian ekspor dari Mirage 2000 5 Mk2 dan hanya dua negara didunia yang mengoperasikan varian ini yaitu Yunani dan UAE.

Varian ekspor dapat bermakna perubahan fitur asli nya, misalnya pada avioniknya --jadi misalnya pesawat Mirage 2000 Mk2 aslinya menggunakan avionik A maka versi ekspor nya bisa dengan avionik B yang bisa juga avionik pada varian sebelumnya.

Contoh lain dari versi ekspor adalah Sukhoi SU 35 yang merupakan varian Sukhoi SU 27M.

Mungkin ada yang bertanya mengapa Indonesia membeli pesawat tempur bekas kembali padahal sebelumnya sudah menandatangani kontrak pembelian Dassault Rafale varian F4 ?

Bahkan beberapa pihak juga beranggapan bahwa pesawat Mirage 2000 dan Rafale berbeda generasi dan sebagainya.

Pesawat Mirage 2000 dan Rafale secara model dasarnya (airframe) merupakan pesawat tempur generasi 4, tidak ada perbedaan pada generasi antar keduanya.

Hanya saja perlu diketahui bahwa pabrikan pesawat melakukan upgrade pada fitur pesawat dari waktu ke waktu dimana teknologi baru tercipta dan kemudian memasangnya ke pesawat.

Sebagai informasi tambahan, pesawat tempur generasi 4 umumnya adalah pesawat yang mulai diproduksi pada tahun 1980 an dengan konsep dan desain yang telah dibuat setidaknya dari tahun 1970 an.

Sebagai contohnya pesawat F-15 dan F-16 model awal A dan B sudah didesain sejak awal tahun 1970,  pesawat F 16 adalah produk dari program Lightweight Fighter Amerika di tahun 1970an.

Kedua pesawat tempur tersebut mengalami upgrade dari waktu ke waktu, pesawat F-15 A/B ke F-15 C/D (generasi 4) hingga terbaru F-15 EX yang merupakan generasi 4 upgrade an (generasi 4.5/4+).

Walau keduanya mengalami upgrade dari tahun ke tahun dengan teknologi yang lebih baru, namun secara airframe keduanya tetap merupakan generasi 4 hanya saja penerapan teknologinya pada sistem pesawat berbeda.

Begitu pula Mirage 2000 dan Rafale mengalami upgrade dengan munculnya varian varian lebih baru, contohnya Mirage 2000 5 Mk2 (Mirage 2000 9) serta Rafale F4 standard.

Penerapan teknologi juga dilakukan dari waktu ke waktu, misalnya pesawat Mirage 2000 9 menerima upgrade berupa fitur digital nya yang juga dipasang pada pesawat Rafale.

Indonesia sendiri memesan pesawat Dassault Rafale F4, varian terbaru yang mulai diproduksi sejak tahun 2019, sebelumnya ada F4 ada  F1 untuk Angkatan Laut, F2 untuk peran ganda dan F3 standard.

Upgrade yang dilakukan bisa berupa avioniknya yaitu sistem elektronik pesawat, ini dapat terlihat pada pesawat Rafale dengan Integrated Module Avionics nya yang juga terpasang pada beberapa pesawat Mirage 2000 yang di upgrade.

Jadi untuk melihat generasi pada pesawat tempur tidak hanya dari sisi fitur dan penerapan teknologinya atau bahkan melihatnya dari tahun pembuatannya saja tetapi juga dari airframe nya.

Masa atau periode waktu produksi setiap pesawat tempur tidak hanya dalam satu dua tahun saja dan tidak semua pesawat tempur generasi 4 diproduksi pada era yang sama.

Selain itu tidaklah murah memproduksi pesawat tempur benar benar baru dibandingkan dengan mengupgrade nya dengan teknologi terbaru.

Ini juga yang menjadi dasar penyebutan generasi 4.5 (beberapa pihak juga menyebutnya dengan 4+) karena mengembangkan pesawat tempur generasi 5 terutama pada airframe nya memerlukan biaya yang tidak sedikit terutama pada teknologi stealth nya.

Pesawat tempur generasi 5 lebih memfokuskan pada kapabilitas siluman nya (stealth), artinya desain dan material badan pesawat (fuselage) jelas berbeda dengan generasi sebelumnya.

Tingkat siluman pesawat tempur generasi 5 jauh lebih tinggi untuk mengurangi pancaran pesawat pada radar (radar cross section) dengan material fuselage yang sangat mahal harga nya serta penyimpanan persenjataan internal untuk mengurangi efek panas dari radar lawan.

Walaupun beberapa pesawat generasi 4 juga menggunakan material composite serta daya pancar radar (radar cross section) yang rendah tetap masih belum dapat menandingi pada generasi 5.

Maka lahirlah generasi 4+ (4.5) dengan airframe generasi 4 namun dengan beberapa fitur generasi 5 seperti supercruise dimana pesawat dapat terbang supersonik dalam fase cruising.

Dalam perkembangannya hanya ada penyebutan generasi 4.5, tidak ada generasi 2.5 atau 3.5, yang ada hanya generasi 1,2 3,4 sebelum timbulnya istilah penyebutan generasi 4.5 setelah timbulnya konsep generasi 5.

Menurut penulis, Mirage 2000 baik varian 5 maupun 9 bisa menjadi proses familirization (pengenalan) bagi pilot militer Indonesia pada avionik pesawat buatan Dassault Aviation, mengapa ?

Setiap pabrikan memiliki istilah yang bisa berbeda beda pada avionik mereka misalnya Boeing menggunakan istilah EICAS sedangkan Airbus dengan ECAM, keduanya berfungsi sama yaitu membantu pilot memonitor sistem pesawat namun dengan istilah yang berbeda.

Dengan memiliki Mirage 2000 bisa menjadi ajang pengenalan (familirization) dari isitilah istilah pada avionik pesawat besutan Dassault Aviation, bukan untuk proses transisi.

Sedangkan jawaban dari mengapa Indonesia kembali membeli pesawat pesawat bekas ini, jawabannya tidak hanya berkisar pada MEF serta jumlah pesawat tempur yang kita miliki saja tetapi juga pada jumlah kesiapan pesawat tempur, kesiapan disini bisa mencakup kesiapan operasi (operation readiness) maupun kesiapan tempur (combat readiness).

Indonesia saat ini memiliki pesawat tempur Sukhoi SU 27/30 dan General Dynamics F-16 namun bagaimana jumlah kesiapan terbangnya ?

Pesawat tempur juga sama dengan pesawat lainnya dimana memerlukan proses perawatan yang memerlukan waktu, belum lagi jika ada pergantian suku cadang yang tidak tersedia atau membutuhkan waktu lama dalam pengadaaannya.

Kondisi ini jelas dapat memengaruhi jumlah kesiapan pesawat tempur yang kita miliki, selain itu jumlah keseluruhan pesawat tempur kita juga berkurang sejak dipensiunkannya F-5 pada tahun 2017.

Sehingga untuk mengisi kekosongan atau kekurangan (gap) kesiapan jumlah pesawat tempur maka perlu pengadaan pesawat tempur dengan tidak menunggu lama seperti pada pemesanan pada pesawat baru.

Referensi :

  • nasional.kompas.com/read/2023/06/30/19573251/pengamat-prediksi-uea-baru-lepas-jet-tempur-mirage-2000-9-ke-indonesia
  • militaryfactory.com/aircraft/4th-generation-fighter-aircraft.php
  • militaryfactory.com/aircraft/detail.php?aircraft_id=232
  • nasional.kompas.com/read/2023/06/23/20482341/pengamat-sebut-teknologi-jet-tempur-mirage-2000-5-tak-cocok-untuk-transisi
  • eurasiantimes.com/rafale-vs-f-35-dassault-to-unveil-latest-version-of-rafale-jets-can-it-overpower-stealth-f-35s-in-one-to-one-combat
  • bulgarianmilitary.com/amp/2022/06/05/dassault-mirage-2000-9-mk-2-multirole-combat-aircraft/
  • en.m.wikipedia.org/wiki/Jet_fighter_generations

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun