Sedangkan pesawat F-15 Eagle II (F-15 ID) juga sama dengan Dassault Rafale, hanya saja jika bicara mengenai keunggulan udara dalam peperangan udara (kill ratio) pesawat F-15 memiliki track record yang sangat mengesankan dengan ratio 105:0 artinya pesawat telah menembak 105 pesawat lawan dalam peperangan tanpa adanya satu pun pesawat F-15 yang tertembak.
Baik Dassault Rafale maupun Boeing F-15 ID kelak akan menjadi tulang punggung kekuatan udara Indonesia dengan kemampuannya melakukan aerial warfare dalam ruang udara kita baik pada regime Beyond Visual Range dengan missile jarak jauhnya maupun pada regime Within Visual Range dengan kegesitan (agility) dan tingkat manouverability yang tinggi pula.
Bagaimana dengan pengadaan pesawat Mirage 2000 5 eks United Arab Emirates ?
Penulis melihat pengadaan Mirage 2000 5 ini adalah untuk mengisi kekosongan peran yang ditinggalkan oleh F-5 Tiger dan bersifat jangka pendek hingga menengah sambil menunggu kedatangan seluruh pesawat Dassault Rafale yang dipesan masuk ke jajaran kekuatan TNI AU kita.
Pemilihan ini juga bisa dilihat sebagai pengenalan pada sistem avionik Dassault kepada para penerbang lainnya karena baik Rafale dan Mirage  2000 5 diproduksi oleh pabrikan yang sama yaitu Dassault Aviation.
Dengan melihat karakteristik dan sejarah kepemilikan pesawat tempur oleh Indonesia diatas maka dapat kita analisis bahwa pesawat fighter untuk pertempuran di udara (aerial warfare) dan pencegat memang yang sesuai dengan Indonesia yang lebih mengedepankan pertahanan ruang udaranya
Sedangkan peran serang atau attack aircraft sebagai secondary role untuk menghadapi kemungkinan wilayah darat terjadi gangguan.
Salam Aviasi
Referensi :
- tni-au.mil.id
- Wikipedia untuk setiap tipe pesawat
- en.m.wikipedia.org/wiki/Strike_fighter
- en.m.wikipedia.org/wiki/Air_superiority_fighter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H