Ironisnya lagi terdapat sebuah badan/organisasi  yang memang tujuannya untuk memastikan udara yang lega dan sehat tersebut.
Pancasila bukan hanya sekadar penghayatan dan pengamalan atau bahkan sebagai salah sagu kata kunci yang kita cari di mesin pencari di internet.
Penghayatan ataupun pengalaman tidak akan cukup untuk memahami makna dari keberadaan Pancasila di dada burung Garuda dikala kita sendiri tidak merasa burung Garuda dalam sebuah Bangsa dan Negara yang merdeka dan bebas dari segala penjajahan di muka bumi ini.
Dan akan lebih parah lagi ketika kita sudah merasa memahami benar keberadaan Pancasila di dada burung Garuda namun tetap membiarkan napasnya terganggu untuk sekian lama.
Burung Garuda adalah kita semua rakyat Indonesia baik yang duduk di sofa empuk maupun yang duduk di kursi yang terbuat dari bambu, bahan untuk membuat senjata yang dahulu digunakan para pejuang kita meraih kemerdekaan.
Pancasilais tidak hanya sekadar penghayatan dan pengamalan tetapi juga memahami status kita sebagai burung Garuda dengan Pancasila sebagai napas kita.
Selamat Hari Lahir Pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H