Malaysia dikabarkan telah melakukan penandatanganan pembelian pesawat militer mereka, diantaranya pesawat yang akan dibeli terserbut adalah pesawat jet tempur ringan FA 50 Light Combat Aircraft besutan Korean Aerospace Industries (KAI) sebanyak 18 unit.
Malaysia juga akan membeli pesawat patroli laut yaitu ATR 72 MPA (Maritime Patrol Aircraft) dan helikopter tempur UH 60 A sebanyak 4 unit untuk Angkatan Darat Malaysia (MA).
Pesawat KAI FA 50 ini merupakan varian paling mutakhir dibandingkan model dasarnya yaitu T 50 Golden Eagle yang merupakan pesawat jet latih dengan kecepatan supersonik, juga varian lainnya yaitu TA 50 yang merupakan pesawat serang ringan (Light Attack Aircraft).
Indonesia sendiri  merupakan salah satu pengguna pesawat T 50 ini dengan varian T 50i nya
Beberapa pihak mungkin menilai pembelian FA 50 ini sebagai ketidakmampuan Malaysia untuk membeli pesawat tempur sedang ataupun berat sekalipun namun kita tidak bisa melihatnya dari satu sisi saja karena pengadaan pesawat jet tempur bagi sebuah negara adalah termasuk bagian dari peningkatan kekuatan udaranya (air power) .
Pesawat jet tempur ringan juga tidak hanya dilirik oleh negara negara kecil saja, tetapi juga negara sebesar Amerika pun memilikinya dan bahkan menjadi salah satu kekuatan utama udaranya yaitu dengan pesawat F 16.
Amerika sudah memikirkan kebutuhan akan pesawat jet tempur ringannya (LWF) dengan dua kontraktor finalis berkompetisi yaitu General Dynamics dengan YF 16 dan Mcdonnell Douglas dengan YF 17.
Pada akhirnya General Dynamics lah yang menang dengan pesawat yang kini dikenal dengan F 16 (kini Lockheed Martin) , sedangkan YF 17 dari McDonnell Douglas akhirnya menjadi F/A 18 oleh Angkatan Laut Amerika (kini Boeing).
Pesawat jet tempur ringan memang secara kapasitas persenjataan dan daya tempuhnya tidak besar namun karena ukurannya yang kecil maka penampakan pada radar pun kecil dan tak tampak seperti pesawat tempur.
Hal ini akan menimbulkan efek kejutan (surprise) di sisi lawan. Sedangkan unsur kejutan merupakan salah satu faktor penentu kemenangan pertempuran di udara (air-to-air combat).