Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

{Opini} Menghidupkan Kembali Napas Pariwisata di Pantai Senggigi dan Sekitarnya

7 Mei 2023   19:42 Diperbarui: 7 Mei 2023   20:53 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com

Memang tidak ada yang salah di pantai Senggigi akan tetapi pantai yang indah ini sebenarnya bisa sama ramainya dengan pantai Kuta di Bali misalnya.

Kunjungan pertama penulis ke pantai Senggigi pada tahun 1989 tidak hanya membuat penulis jatuh hati tetapi juga menjadikan kunjungan ke Senggigi layaknya film berseri dengan episode yang tak pernah berakhir. 

Pemandangan pantai Senggigi ketika itu memang masih sepi baik sepi bangunan maupun wisatawan, harga tanah pun masih terbilang belum tinggi walau dengan kondisi ekonomi ketika itu.

Kini pemandangan banyak berubah dan semakin ramai, namun ramai bangunan sedangkan wisatawannya tidak begitu banyak terlihat di sepanjang jalan, mungkin beberapa wisatawan lebih memilih berada di kamar hotelnya atau sedang melakukan tur ke gili utara atau gili selatan.

Setiap kali melewati pantai Senggigi, penulis selalu bertanya mengapa pantai Senggigi tidak bisa seramai pantai Kuta di Bali, apakah keindahannya yang tidak cukup menarik perhatian para wisatawan?

Penulis ingin mengajak kita semua untuk melihat dari dekat kedua pantai ini, bukan untuk mencari mana yang lebih indah atau lebih baik namun mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas.

Jika kita ke pantai Kuta maka kita melihat bahwa pantainya bisa diakses oleh semua orang karena letak jalan rayanya berada tepat di pinggi pantai sedangkan hotel, cafe, restoran dan lainnya berada di sisi lainnya dari jalan raya.

Sedangkan jika kita ke pantai Senggigi keadaan berbeda dimana akses ke pantai terlihat hanya dapat di akses melalui hotel, cafe, restoran dan fasilitas wisata lainnya, hanya pada beberapa titik dimana pantai bisa diakses oleh publik dan wisatawan yang tidak menggunakan layanan wisata di pinggir pantai Senggigi.

Jikapun ingin mengakses pantai maka kita setidaknya harus melalui bangunan yang berada di tepi pantai. 

Mungkin tanpa kita sadari pula bahwa setiap melintas kawasan pantai Sengggi ini ada saat pemandangan pantainya terhalangi oleh bangunan bangunan di tepi pantai, seakan terkesan bahwa hanya bisa dinikmati oleh orang orang yang berada di dalam kawasan bangunan. 

Pemandangan ini sepertinya juga sama di sepanjang jalan raya Senggigi kecuali di beberapa titik seperti Mentigi dimana terdapat pelabuhan wisata disana. 

Pantai selalu menjadi tempat favorit  semua orang baik masyarakat sekitar maupun wisatawan, namun ketika pantai sulit diakses maka dimana orang dapat berekreasi, berkumpul bersama teman dan keluarga serta melakukan aktivitas lainnya.

Padahal di pantai Sengggi, pemandangan sunset sunggulah indah menawan dan jika langit cerah tampak sosok Gunung Agung yang menambah keindahan lukisan alam di pantai ini.

Juga di kawasan Mangsit yang menjadi kawasan favorit pemulis di sore hari chilling di sebuah cafe yang lokasinya bersebelahan dengan salah satu chain hotel. 

Keadaan di malam hari mungkin agak sedikit hidup di beberapa fasilitas hiburan seperti cafe dengan live music nya.

Fasilitas rekreasi terasa kurang karena lahan dikawasan pantai Senggigi lebih banyak didominasi hotel, cafe dan restoran, sedangkan bila kita bergeser ke arah perbukitan maka kita bisa melihat kawasan yang terisi oleh villa dan akomodasi lainnya.

Memang tidak ada yang salah dengan semua ini, juga masing masing pantai pasti memiliki keunikan masing masing baik alamnya maupun segala fasilitas wisatanya.

Namun kawasan pantai pada dasarnya adalah resort atau kawasan dimana terdapat beragam aktivitas dengan hotel sebagai pusatnya, selain itu pantai pada umumnya adalah kawasan yang dapat diakses oleh sebanyak mungkin orang, kecuali bila didesain menjadi pantai private yang bisa diakses oleh para tamu dari hotel, restoran dan cafe yang terletak di pinggir pantai.

Dan karena pantai Senggigi adalah salah satu destinasi wisata andalan Lombok maka sudah sepantasnya kawasan Senggigi ini ramai dengan lalu lintas masyarakat sekitar dan wisatawan.

Apa yang terjadi saat ini adalah banyak wisatawan yang menggeser tujuan wisatanya ke Gili Tramena, keadaan ini sebaiknya diantisipasi serta sebagai usaha untuk mendistribusikan wisatawan secara merata.

Mungkin keadaaan bisa berbeda bila kawasan pantai Senggigi menjadi kawasan wisata yang sebenarnya (resort) dengan berbagai pilihan aktivitas (recreational activities).

Mungkin bisa berupa bungee jumping, pembangunan kawasan retail yang tidak terpusat di satu lokasi, atau bisa berupa amusement park seperti di Ancol, atau bahkan Golf Course.

Menghidupkan kawasan resort tidak hanya cukup dengan fasilitas hotel sebagai pusatnya, diperlukan fasilitas lainnya sebagai area rekreasi, hiburan yang sifatnya tidak seasonal seperti konser musik atau festival.

Konsep Island Resort ataupun Beach Resort seperti Ancol mungkin bisa menjadi salah satu konsep yang bisa menghidupkan kembali kehidupan wisata di pantai Senggigi.

Menurut penulis, sudah cukup bangunan essentialnya berupa hotel dan restoran di kawasan Senggigi, namun bila memang ingin membangun hotel lagi ada baiknya disertai dengan kawaaan rekreasi di tepi pantai dan dapat diakses oleh semua orang. 

Mudah mudah an para pemangku kepentingan di daerah bisa mulai dengan inovasinya serta meminta partisipasi dari masyarakat Lombok untuk segala ide dan masukkannya.

Semua ini hanya sebuah opini dari salah satu wisatawan yang mengklaim dirinya sebagai orang Lombok dan sudah menjadikan Lombok sebagai kampung halaman kedua.

Tetap maju pariwisata Lombok. 

Salam pariwisata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun