Kode 70--79 Kelompok kode ini adalah keterlambatan yang disebabkan oleh kondisi cuaca baik di bandara keberangkatan dan tujuan maupun pada sepanjang rute penerbangan.Â
Kode 80--89 Kelompok kode ini untuk penyebab keterlambatan dari pihak ATC serta bandara.Â
Kode 90--99 Kelompok kode ini untuk penyebab lain lain yang tidak pada kelompok kode 00--89.
Selain pengelompokan dengan angka, kode yang di standarisasi IATA juga menggunakan kode huruf dibelakang  dua kode angka, kode huruf ini untuk merinci lebih detil penyebabnya.Â
Jadi misalnya keterlambatan diakibatkan oleh penumpang maka kita tahu kode angkanya pasti dari 11-19 namun untuk rincinya kode 11 adalah kode untuk keterlambatan akibat penumpang yang telat check-in dalam hal ini ada kode PD (Passenger Delay) setelah angka 11.Â
Sistem pelaporan yang di standarisasi oleh IATA ini kabarnya akan diperbaruhi untuk menyesuaikan dengan perkembangan.Â
Kini pertanyaannya adalah sistem mana yang digunakan oleh maskapai yang sering delay, apakah sistem mereka sendiri atau sistem standar IATA?Â
Jika standar IATA yang digunakan namun tetap tidak bisa menghilangkan atau setidaknya mengurangi delay oleh maskapai tersebut maka sistemnya tidak salah karena sistem dibuat untuk mempermudah manusia dalam melakukan kegiatannya termasuk memecahkan masalah.Â
Sama halnya berlaku pada sistem yang non standar IATA namun bila dengan sistem ini juga tidak bisa menghilangkan kegemarannya membuat keterlambatan dan mengurangi kelancaran dan kenyamanan pelaku perjalanan udara, kesalahannya ada dimana?Â
Jawabannya adalah penerapannya serta pemanfaatan sistemnya, siapa yang menerapkan dan memanfaatkan sistem tersebut?,Â
Jawabannya adalah manusia yang seharusnya dapat memaksimalkan manfaat dari sistem tersebut.Â