Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menjadikan Morotai sebagai Hub Menyaingi Singapore

27 April 2023   18:01 Diperbarui: 1 Mei 2023   16:41 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber image : Kompas.com

Perkembangan teknokogi telah membawa dampak pada industri aviasi, tidak saja dengan meningkatkan tingkat keselamatan penerbangan tetapi juga kemampuan jelajahnya yang semakin jauh.

Rute penerbangan yang sebelumnya perlu pemberhentian untuk mengisi bahan bakar kini dapat dilakukan dengan tanpa henti atau non stop dengan mengooerasikan pesawat keluaran baru.. 

Adalah pesawat seperti Boeing B 787-8/9/10 dan Airbus A 350-900/1000 yang mrmungkinkan semua itu terjadi sekaligus menggeser fakta pada pengoperasian pesawat berbadan lebar untuk penerbangan jarak jauh yang sebelumnya berorientasi pada kapasitas (passenger capacity) ke jarak tempuh (range).. 

Hal ini akan lebih terasa ketika kedua pesawat jumbo Boeing B 747  dan super jumbo Airbus A 380 tak lagi diproduksi karena dinilai sudah tidak memberikan efisiensi konsumsi bahan bakar. 

Maskapai Singapore Airlines telah membuka rute penerbangan non stop pulang pergi dari New York (JFK dan EWR) ke Singapore dengan waktu tempuh 18 jam 40 menit ke JFK dengan menempuh jarak 9585 miles atau sekitar 15,425 km

Miaskapai asal Kiwi Air New Zealand juga sudah membuka rute penerbangan non stop dari Auckland (AKL) ke New York (JFK) tahun lalu yang akan diikuti pula oleh Qantas Airways dengan rute non stop. 

Sebelumnya para penumpang harus transit atau bahkan menginap (layover) di LAX untuk melanjutkan penerbangan ke New York atau ke Auckland pada rute sebaliknya. 

Perkembangan inii sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia terutama pada aviasi dan pariwisatanya dengan memikirkan peluang yang bisa tercipta. 

Pertama, kita dapat membangun bandara yang menjadi hub maskapai untiuk menghubungkan pesisir barat Amerika Utara dan Selatan dengan kawasan Asia dan Pasifik utamanya destinasi wisata di bagian tengah dan timur Indonesia yang sebelumnya tak tersentuh dengan penerbangan dari benua Amerika. 

Bandara yang menjadi hub tersebut bisa di Kepulaian Morotai yang letaknya sangat strategis di utara Indonesia dan dekat dengan negara negara lain di Asia, nantinya kita akan menjadi hub di bagian timur menyaingi Singapore di bagian barat.

Morotai dengan potensi pariwiasata dan juga lokasinya dapat dikembangakan seperti Singapore baik sebagai hub penerbangan maupun sebagai hub perdagangan antara Kawasan Amerika dan Asia Pasifik (APAC). Mengapa harus Morotai? 

Mari kita mulai dengan memahami bahwa meskipun pesawat memiliki daya tempuh super jauh namun para maskapai masih perlu memikirkan mengenai kapasitas bahan bakarnya yang tidak hanya untuk mencukupi rute penerbangannya saja tetapi juga untuk mengantisipasi segala kondisi. 

Kondisi tersebut bisa berupa kondisi dimana pesawat harus mengalihkan penerbangan ke bandara lain akibat kerusakan atau  kondisi cuaca yang dalan penerbangan ultra long perlu diperhatikan.

Kita mungkin masih mengingat ada sebuah maskapai asal Australia yang karena kurang melengkapi perijinan terbangnya dari Melbourne ke Denpasar terpaksa harus kembali ke Melbourne, oleh karenanya pesawat perlu memikirkan besarnya cadangan bahan bakar. 

Bila pesawat tersebut tidak memiliki persediaan cadangan bahan bakar mungkin pesawat perlu melakukan pendaratan di sebuah bandara untuk mengisi bahan bakar yang berarti pula biaya tambahan bagi maskapai. 

Dalam penerbangan ke arah timur (eastbound flight) mungkin tidak menjadi masalah karena adanya jetstream baik polar jetstreamnya maupun subtropical jetsreamnya yang dapat mempersingkat waktu tempuh dan konsumsi bahan bakar pesawat.

Akan tetapi tidak berlaku dalam penerbangan sebaliknya ke arah barat (westbound) atau tepatnya dari kawasan pesisir barat Amerika ke Asia bisa memakan waktu lebih lama.

Inilah sebabnya kenapa maskapai Qantas dikabarkan tengah memikirkan untuk memasang tangki tambahan untuk pesawat yang akan melayani penerbangan non stop ke New York. 

Dengan pertimbangan tersebut serta mengingat posisi geografis dan potensi pariwisata Morotai yang lebih dekat daripada ke Singapore akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia karena maskapai dari Amerika akan lebih memilih Morotai daripada Singapore untuk tujuan akhir maupun transit bagi penerbangan mereka. 

Dari Morotai semua para pelaku perjalanan bisa melanjutkan ke berbagai destinasi di kawasan APAC serta utamanya destinasi wisata di Indonesia seperti Labuan Bajo dan Raja Ampat. 

Untuk mewujudkan itu memang bukan perjalanan yang mudah dan singkat karena kita tidak hanya akan membangun infrastruktur bandara saja tapi juga navigasi udara dengan peralatan dan perlengkapan serta sumber daya manusia yang perlu mumpuni. 

Bagi maskapai nasional kita terutama national carrier kita, inilah saatnya juga untuk bertandang ke lebih banyak kandang lainnya karena pasar penerbangan tidak hanya di kandang sendiri maupun di kawasan regional saja tetapi juga global, terlebih Amerika merupakan pasar penerbangan kedua terbesar di dunia setelah Tiongkok.

Trafik penumpang juga tidak hanya di kawasan regional dan Samuedra Atlantik tapi juga Samudera Pasifik dimana Indonesia berada tidak jauh darinya. 

Morotai bisa juga menjadi bandara pilihan selain Tokyo (NRT), Taipei (TPE) den Hong Kong (HKG) serta juga SIN untuk penerbangan Samudera Pasifik antara kawasan Amerika dan Asia Pasifik. 

Maskapai kita mungkin bisa mulai memikirkan untuk mendatangkan pesawat dengan daya tempuh yang jauh seperti Boeing B 787 atau Airbus A 350 untuk menjemput wisatawan dari Amerika dan juga daratan Eropa. 

Jangan lupa pula potensi penerbangan non stop dari daratan Eropa baik yang menuju ke destinasi wisata di Indonesia maupun yang biasanya transit di Singapore, baik maskapai asing maupun nasional bisa berpindah dalam memilih hub nya ke Morotai untuk menghubungkan dengan tujuan lainnya di kawasan Asia Pasifik. 

Namun jika tidak memungkinkan maka pemerintah bisa mulai memikirkan mengundang investor untuk mengembangkan maskapai di Indonesia dengan tetap memerhatikan aturan dan hukum yang berlaku terutama untuk penanaman modal asing. 

Dari sisi pariwisata, saatnya kita menjaring wisatawan dari benua Amerika baik Utara maupun selatan, saatnya kita tidak hanya berfokus pada beberapa kawasan saja untuk menjaring wisatawan mancanegara tetapi juga kawasan lainnya didunia. 

Kita juga tidak bisa selamanya berfokus pada pengembangan destinasi wisata berkualitas serta puas dengan bertambahnya maskapai asing yang melakukan penerbangan langsung ke destinaai destinasi wisata kita karena ini sama saja kita .menggantungkan maskapai negara lain untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Kita perlu menumbuhkan industri aviasi dan pariwisata, karena keduanya saling mendukung untuk lebih mempercepat roda perekenomian - - kalau hanya satu yang berputar maka lajunya tidak sama  secepat harapan. 

Dari sisi investasi, dengan adanya penerbangan non stop dari pantai barat Amerika maka akan memudahkan para imvestor untuk melakukan perjalanan bisnis nya baik itu penjajakan proyek, memantau progress dan lainnya yang berlokasi di Indonesia. 

Semoga Morotai bisa dikembangkan dan dapat menyaingi Singapore sebagai hub penerbangan dan perdagangan antata kawasan Amerika dan Asia Pasifik, selain itu pemerataan pembangunan di tengah dan timur Indonesia dapat terwujud. 

Ini semua hanyalah pandangan dari orang awam yang melihat perkembangan yang sedang terjadi dan sebenarnya menyimpan potensi besar bagi Indonesia, bukankah lebih baik bermimpi besar daripada tidak bermimpi sama sekali?. 

Sedangkan hal besar terkadang dimulai dari mimpi yang besar dan diikuti dengan langkah yang besar pula. 

Harapan kini ada pada para pemangku kebijakan dan juga pemangku kepentingan untuk dapat melihat potensi yang bisa kita manfaatkan dari perkembangan yang tengah terjadi di dunia penerbangan ini sepertI pada Asian Century misalnya. 

Salam Aviasi dan Pariwisata. 

Referensi :

  • singaporeair.com/en_UK/sg/plan-travel/local-promotions/sg-newyork/
  • denpasar.kompas.com/read/2022/12/29/181228478/pesawat-jetstar-dilarang-mendarat-di-bali-ini-penjelasan-pihak-bandara
  • cntraveler.com/story/air-new-zealand-review-nonstop-flight-new-york-to-auckland
  • qantasnewsroom.com.au/media-releases/qantas-announces-direct-auckland-new-york-flights-and-upgrade-to-lounges/#:~:text=Qantas%20will%20recomm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun