Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Saatnya Untuk Lebih dari Sekadar Membangun Bandara

12 April 2023   03:18 Diperbarui: 15 April 2023   06:16 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandar Udara Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua. Foto: Kompas/FABIO MARIA LOPES COSTA 

Kepulauan Hawaii  yang letaknya terpisah dengan daratan utama Amerika sudah berhasil menjadi destinasi wisata pilihan wisatawan dari segala penjuru dunia.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran industri aviasi melalui maskapai dari berbagai negara yang membuka rute penerbangan ke Hawaii termasuk maskapai Hawaiian Airlines.

Menurut laporan ICF sebuah perusahaan jasa konsultan internasional, Hawaiian Airlines pada tahun 2022 telah berkontribusi sebanyak USD 10,2 milyar pada perekonomian Hawaii

Lebih lanjut pada laporan yang bertajuk 'No Kkou a Pau" tersebut, maskapai Hawaii Airlines telah mengangkut sebanyak 9,4 juta penumpang dari, ke dan antar lokasi di Kepulauan Hawaii, jumlah ini termasuk 1,6 juta wisatawan sepanjang tahun 2022.

Dampak lainnya adalah maskapai Hawiian Airlines juga menyediakan sebanyak 7,000 pekerjaan kepada penduduk atau sekitar 90% dari total penduduk di kepulauan Hawaii.

Map Kepulauan Sunda Kecil (Author: Lencer via Wikimedia Commons)
Map Kepulauan Sunda Kecil (Author: Lencer via Wikimedia Commons)

Hal ini menunjukan bahwa sebagai destinasi wisata, kepulauan Hawaii tidak menggantungkan seluruhnya kunjungan wisata pada maskapai maskapai dari daratan utama Amerika dan negara lain,  mereka tidak menunggu tamu melainkan menjemput tamu.

Apa yang dilakukan oleh maskapai Hawaiian Airlines membuktikan bahwa peran industri aviasi melalui maskapai adalah nyata terhadap pertumbuhan pariwisata.

Indonesia merupakan negara Kepulauan memiliki banyak pulau dengan potensi pariwisata yang besar namun konektivitas udara hingga saat ini memang masih pada pemenuhan kebutuhan mobilitas dan konektivitas antar pulau pulau utama baik bisnis, leisue dan sosial (kunjungan kerabat/keluarga).

Namun bukan berarti kemungkinan menghadirkan maskapai yang berperan sebagai penjemput wisatawan dengan leisure airlines mustahil untuk mulai dipikirkan dan direalisasikan secara nyata.

Bandara dan Maskapai

Penundaan pembangunan bandara Bali  kedua sebenarnya bisa menjadi momentum untuk mengubah visi dan misi yang sekadar membangun bandara bagi maskapai untuk mendatangkan wisatawan.

Kita dapat menjadikan bandara baru tersebut sebagai bandara leisure sekaligus sebagai base dan hub maskapai baru yang akan menjemput wisatawan baik domestik, regional maupun internasional.

Hub disini berarti menjadikan bandara ini sebagai bandara penghubung dengan bandara bandara di destinasi wisata di pulau sekitarnya atau tepatnya kepulauan Nusa Tenggara baik Nusa Tenggara Barat maupun Nusa Temggara Timur.

Dengan begitu, baik pengembangan pariwisata maupun distribusi wisatawan setidaknya akan menjadi merata di kawasan Bali dan Nusa Tenggara serta Kepulauan Sunda Kecil.

Paket Wisata Baru di Lombok Mengeksplor Gili Selatan (Sumber: SuaraNTB.com
Paket Wisata Baru di Lombok Mengeksplor Gili Selatan (Sumber: SuaraNTB.com
Wisatawan yang sedang berlibur di Bali dapat menikmati paket wisata baru di Lombok yaitu Southern Gate dengan berlayar dengan kapal pinisi di Gili Selatan Lombok serta dengan mudah menuju Sumbawa dan Labuhan Bajo dengan konektivitas udara, dengan segala kemudahan ini diharapkan wisatawan khususnya dari mancanegara dapat memperpanjang waktu liburan mereka.

Langkah seperti inilah yang dilakukan oleh negara Arab Saudi sebagai bagian dari vision 2030 mereka dengan memasukkan industri aviasi sebagai salah satu industri yang akan mendukung industri pariwisatanya.

Dalam dokumen bertajuk "Introducing the Saudi Aviation Strategy" disebutkan bahwa Arab Saudi akan menggelontorkan dana sebesar USD 100 milyar pada industri aviasi

Dana USD 100 milyar ini akan mencakup upgrade dan pembangunan pada 29 bandara di seluruh wilayah KSA, investasi pada navigasi udara atau Air Traffic Management (ATM) serta maskapai baru.

Melalui Giga Projects nya (proyek besar), Arab Saudi akan mengembangkan pariwisata nya di tiga daerah yaitu NEOM, Amaala dan Red Sea dimana akan dibangun kawasan wisata (resort) dan kota hunian dengan berbagai pilihan aktivitas.

Dengan kunjungan lebih dari 100 juta jamaah haji dan umrah.setiap tahunnya, Arab Saudi akan memanfaatkan kesempatan tersebut dengan membuka beberapa kawasan kawasan wisata yang dikembangkan tadi untuk dikunjungi oleh para jamaah.

Pilot dan Armada

Untuk menyiapkan tenaga pilot, baik Bali maupun di Lombok terdapat sekolah pilot yang nantinya para lulusannya dapat dipersiapkan menjadi pilot pada armadanya yang sudah mengenal ruang udara sekitar.

Sedangkan untuk armada pesawat selain dengan pesawat jet, kita juga bisa menggunakan produk kebanggaan dari IPTN seperti pesawat N-219 baik dengan konfigurasi standar maupun dengan yang dapat dioperasikan di air sebagai sea plane untuk mengantarkan wisatawan ke pulau pulau kecil di sekitar kawasan kepulauan Sunda Kecil.

Dari sisi investasi,  nantinya apa yang ditawarkan kepada investor tidak hanya pembangunan bandara saja melainkan juga maskapai leisure yang akan memberikan dampak pada industri pariwisatanya selain sebagai nilai tambah maupun multiplier effects

Seaplane (pixabay.com)
Seaplane (pixabay.com)
Namun memang membangun maskapai hingga sukses bukanlah perjalanan yang mudah dan mulus, layaknya penerbangan yang tidak selamanya tanpa gangguan baik teknis maupun non teknis.

Hawaiian Aiirlines dalam perjalanannya  juga pernah mengalami jatuh bangun dan bahkan sempat bangkrut namun bangkit kembali dan justru semakin kuat.
Jika kru di kokpit selalu dituntut kedisiplinan dan kepatuhannya, maka kru didarat termasuk tim manajemen nya di segala tingkat perlu melakukan hal yang sama.

Mengembangkan maskapai juga memerlukan waktu tidak sebentar namun bila kita melihat dampak yang dapat dihasilkan oleh maskapai pada perekonomian seperti apa yang dilakukan oleh Hawaiian Airlines, bukankah itu sebuah kenyataan dan bukan mimpi belaka.

Sudah saatnya kita melihat apa yang sudah dicapai oleh maskapai Hawaiian Airlines serta dengan melihat potensi pariwisata yang kita miliki dan kemudian memulainya dalam aksi.

Siapapun itu baik itu pemerintah pusat, daerah maupun swasta ada baiknya mulai untuk mengubah persepsinya dari sekadar membangun bandara di destinasi wisatanya namun juga dengan mendirikan maskapai nya (leisure)

Referensi :

  •  futureaviationforum.storage.googleapis.com/media/documents/SAS_FAF_Brochure_V3.pdf
  • issuu.com/hoike/docs/ha-economic-impact-report-02-23
  • aerotime.aero/articles/hawaiian-airlines-generated-10b-in-economic-activity-for-state-report-says
  • suarantb.com/2022/09/05/paket-wisata-baru-southern-gate-wisatawan-nikmati-keliling-gili-gili-di-sekotong-naik-kapal-pesiar/
  • arabnews.com/node/2167321/saudi-arabia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun