Pemicunya adalah tidak lain karena terdapat fitur baru pada pesawat B 737 MAX yang berhubungan dengan kontrol pesawat dan yang seharusnya membutuhkan pelatihan simulator tambahan bagi para pilot maskapai pengguna pesawat ini namun karena untuk mempersingkat waktu (shortcut), hal tersebut terlewati.
Sedangkan pada keluarga B 787 telah ditemukan kualitas lingkungan produksi yang tidak semestinya hingga mengakibatkan penundaan penyerahan pesawat kepada para maskapai.
Untuk sedikit memahami semua ini, mari kita kembali ke tahun 1997, saat merger antara Boeing dan McDonnell Douglas dilakukan, di mana beberapa posisi penting dijabat oleh petinggi Mcdonnell Douglas, salah satunya adalah Presiden Boeing setelah merger yang dijabat oleh Harry Stonecipher yang sebelumnya CEO McDonnell Douglas.
Sang Presiden kemudian merestrukrisasi budaya perusahaan yang membuat banyak karyawan Boeing tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh pemimpin baru mereka.
Tidak hanya berhenti disitu, masukkan dari karyawan khususnya para engineer mereka terhadap segala permasalahan pada proses produksi tidak lagi berarti bagi manajemen di tingkat atas.
Telah terjadi pergeseran filosofi Boeing dengan mengedepankan profit di atas keselamatan, juga inovasi yang bisa tercipta dari segala masukkan para engineernya terhadap segala perubahan perubahan yang diperlukan pada proses produksi.
Penulis berpendepat bahwa merger pada tahun 1997 dari sisi McDonnell Douglas jauh berbeda dengan merger antara Mcdonnell Aircraft dan Douglas Aircraft pada tahun 1967 yang menggabungkan nama dua perusahaan, sedang merger dengan Boeing tidak.
Pesawat DC 10 merupakan desain murni dari Douglas Aircraft Company berdasarkan pengembangan dari desain pesawat mereka pada program CX-HLS dari USAF dimana Lockheed menjadi pemenangnya dengan C-5 Galaxy nya.
Pengembangan DC 10 dimulai pada tahun 1966 tepatnya setahun sebelum merger (1967), pengembangan pesawat ini berlanjut hingga tahap produksi pada tahun 1968 tanpa mengubah nama pesawat mereka sesuai dengan nama perusahaan setelah merger yakni McDonnell Douglas, berbeda dengan produk lanjutan dari pesawat ini menjadi MD-11.
Mungkin sebelum merger dengan Boeing terjadi kesepakatan yang bersifat strategis diantara kedua perusahaan ini, mengingat McDonnell Douglas juga merupakan kontaktor dari USAF dengan memegang beberapa kontrak strategis, di mana salah satunya pesawat F-15 yang hingga kini berlanjut pada generasi terbarunya, selain dari F/A-18 dan pesawat kargo C-17 Globemaster III.
Diantara kesepakatan-kesapakatan tersebut menghasilkan penempatan orang orang pada beberapa posisi penting di Boeing yang kemudian melakukan perubahan perubahan termasuk pada budaya perusahaan.