Kabin pesawat memang bukan ruang terbuka serta umum yang banyak dilalui oleh banyak orang sehingga mungkin dapat membuat beberapa orang berpendapat bahwa kabin pesawat bukan ruang terbaik untuk melakukan advertising (inflight advertisement).
Namun mari kita lihat ilustrasi berikut yang mungkin dapat mengubah persepsi kita terhadap kabin pesawat sebagai ruang advertisement yang patut diperhitungkan.
Jika sebuah maskapai memiliki 50 buah pesawat dengan kapisitas penumpang 180 pax dimana masing masing pesawat memiliki utilitas per harinya sebanyak 10 jam maka setiap.peaawat rata rata terbang dalam seharinya ke dua hingga tiga rute pendek/menengah pulang pergi dan sekali pada penerbangan jarak jauh.
Jika kita ambil maksimum load factornya hanya 150 pax per pesawat per penerbangan, maka jumlah penumpang dalam sehari yang diangkut oleh maskapai tersebut adalah 50 X 150 pax X 2 flight X 2 pp = 30,000 pax dalam sehari.
Jumlah ini mungkin terbilang sedikit namun jika dalam dihitung dalam sebulan yang berjumlah 30,000 pax X 30 hari = 900,000 dan per tahunnya 10,800,000 pax tentu angka ini cukup besar.
Semakin banyak jumlah pesawat dalam armada maskapai semakin banyak jumlah audience yang dapat menjadi target dari pesan yang kita akan sampaikan.
Banyaknya jumlah pesawat ini jangan juga dilihat dari sisi kemampuan maskapai melayani penerbangan ke sebuah destinasi (frekwensi penerbangan) melainkan lebih pada jumlah rute yang dapat dilayani maskapai tersebut.
Karena dari sisi perusahaan produk, rute rute penerbangan yang dilayani oleh maskapai dapat membantu perusahaan dalam hal 'demographic targetting' dari advertisement mereka.
Selain semakin banyak daerah yang menjadi tujuan penerbangan semakin banyak cakupan daerahnya juga semakin mudah kita menentukan daerah mana yang menjadi fokus target audience dari pesan kita
Penempatan dan jenis poduk yang ditampilkan juga tidak selamanya dapat mengenai sasaran terutama bila.cara menampilkannya terlihat terlalu kasar atau tidak lembut.