Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mencoba Menganalisis Harga Tiket Pesawat Berdasarkan Jarak Antar Bandara

13 Maret 2023   23:26 Diperbarui: 15 Maret 2023   17:38 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau harga tiket pesawat bisa dikatakan sudah normal.akan tetapi pada saat saat tertentu ada yang menyebutkan bahwa harga tiket itu mahal.

Hal apa yang menjadi tolak ukur nya, apakah berdasarkan penilaian pribadi atau atas dasar perbandingan dengan penyedia lainnya (jika ada) ? atau dengan dasar lainnya?

Terucapnya kata 'mahal' bisa juga bersifat spontan dengan hanya melihat atau mendengar angkanya tanpa melihat komponen dari harga tersebut.

Harga tiket pesawat yang ditetapkan oleh maskapai pastinya terdiri dari komponen komponen yang merupakan biaya yang harus dikeluatkan oleh maskapai atas pengoperasian pesawat mereka pada setiap rute penerbangan.

Komponen komponen tersebut berupa tarif dasar (termasuk bahan bakar),  Passenger Service Charge atau disingkat PSC dan dan pajak pertambahan nilai (Ppn) serta terkadang surcharge fee bila harus menyesuaikan dengan fluktuasi harga minyak.

Konsumsi bahan bakar pesawat pada tarif dasar akan berbeda beda pada setiap rute tergantung pada jaraknya sedangkan PSC tergantung dari masing masing bandaranya. 

Komponen bahan bakar bagi orang awam mungkin akan sama perhitungannya saat kita melakukan perjalanan darat, hanya saja jumlah bahan bakar pesawat yang disii bisa melebihi kebutuhannya untuk menempuh jarak antar bandara.

Alasannya adalah untuk mengantisipasi hal hal seperti proses menunggu saat akan mendarat (holding), antrean di bandara dan juga pengalihan penetbangan ke bandara keberangkatan atau terdekat.

Akan tetapi tidak lah selalu demikian karena penetapan harga pada akhirnya merupakan kebijakan masing masing maskapai sebagai strategi penetapan harga mereka.

Mari kita melakukan analisis harga tiket pesawar berdasarkan jarak pada rute rute sebagai berikut yang datanya diambil dari google flight untuk keberangkatan tanggal 3 April 2023 dan kembali tanggal 10 April 2023 dengan jarak antar bandara dari situs AirMilesCalculator.

Rute Jakarta (CGK) ke Sorong (SOQ) berjarak 5,030 km jika langsung dengan harga tiket berkisar antara Rp 5.875.705 -- Rp 7.282.680 sedangkan rute Jakarta (CGK) ke Seoul Incheon (ICN) , berjarak 5,300 km dengan harga tiket kisaran Rp 4.249.641 -- Rp 10.341.500 untuk keberangkatan dan kembali tanggal yang sama.

Dari kedua rute diatas dengan melihat perbedaan jarak yang tidak terpaut jauh ini mana yang terlihat mahal jika kita mengambil harga yang termurah misalnya, harga tiket pp Jakarta ke Sorong dengan jarak 5,030 km adalah Rp 5.875.705 sedangkan jakarta ke Seoul dengan jarak 5,300 km adalah Rp. Rp 4.249.641 ?

Kata mahal mungkin tidak terucap ketika kita membeli tiket ke Seoul Incheon (ICN) namun terucap ketika membeli tiket ke Sorong,

Satu hal yang mungkin perlu diketahui adalah penerbangan dari CGK ke SOQ umumnya transit di DPS atau UPG begitu pula penerbangan CGK ke ICN dimana beberapa pilihannya ada yang merupakan penerbangan non stop dan transit (via SIN atau KUL) yang berarti pesawat melakukan dua kali takeoff dan landing yang sudah jelas akan menambah konsumsi bahan bakarnya.

Tiket pada penerbangan langsung CGK ke ICN justru lebih mahal daripada transit via SIN maupun Kuala Lumpur (KUL).
Namun mengapa harga tiket di dua sektor CGK-DPS-SOQ masih lebih mahal dari CGK-SIN-ICN ?

Hal ini bisa terjadi karena adanya persaingan ketat pada rute penerbangan SIN ke ICN antar maskapai yang melayani rute tersebut.

Data diatas memang membedakan antara penerbangan domestik dan internasional yang bisa membedakan pula PSC nya di masing masing bandara, namun tetap bisa menimbulkan pertanyaan saat melihat konsumsi bahan bakar yang diperlukan dalam menempuh jaraknya.

Selain itu pasar penerbangan internasional menyediakan lebih banyak pilihan maskapai dibandingkan pada pasar domestik, maskapai maskapai di pasar internasional cenderung saling berkompetisi dalam harga, 

Bagaimana dengan penerbangan domestik ?

Kita ambil contoh lainnya misalnya Jakarta (CGK) ke Palembang (PLM) dengan jarak 418 km dengan harga tiket pp berkisar Rp 1.214.580 -- Rp 1.493.686 sedangkan rute dari Jakarta ke Semarang dengan jarak 422 km harga tiket berkisar Rp 980.880 -- Rp 1.802.885.

Kedua rute hanya berbeda 4 km dalam jarak yang jika mengikuti fase fase penerbangan adalah bisa sama waktu per fase nya seperti berapa lama fase takeoff, fase jelajahnya (cruising) serta fase mendaratnya.

Dari sisi perbedaan biaya PSC nya di bandara tujuan pada penerbangan kembali mungkin tidak sebesar perbedaan harga keseluruhan, namun sekali lagi ini adalah kembali kepada kabijakan maskapai masing masing dalam menentukan harga tiket.

Faktor faktor lain yang bisa menentukan harga tiket pesawat pada kedua rute ini seperti misalnya hari hari besar dan liburan sekolah atau juga dilihat dari tujuannya apakah merupakan tujuan dengan permintaan tinggi dan lainnya.

Kesimpulannya adalah perkataan mahal sangat relatif tergantung bagaimana kita menganalisis segala faktor faktornya serta urgency dari kebutuhan kita masing masing.

Kita mungkin tidak akan berkata mahal saat harus terbang dalam keadaan darurat namun tidak demikian jika kita terbang untuk berlibur dimana segala perhitungan biaya menjadi perhatian.

Namun demikian karena masing masing maskapai memiliki pricing strategy serta dengan tingkat layanan yang berbeda beda maka harga tiket pun bisa berbeda beda pula bahkan pada jarak antar bandara yang sama sekalipun.

Akan tetapi yang jelas adalah semakin banyak maskapai, semakin banyak pula pilihan harga yang tersedia kepada pelaku perjalanan udara, inilah yang kemudian kita sebut sebagai harga pasar.

Ini bisa terlihat pada sektor penerbangan dari Singapore ke Seoul Incheon pada kasus penerbangan diatas yang bahkan masih jauh lebih murah dari penerbangan non stopnya dari maskapai nasional Korea Selatan sekalipun.

Namun jangan lupa untuk melihat jenis pasarnya apakah itu pasar bebas atau pasar dimana dikuasai oleh beberapa maskapai saja karena beda negara bisa berbeda pula pasar penerbangannya sehingga harga pasarnya pun turut berbeda.

Harga keseimbangan (equilibrium price) bisa jadi tidak mempresentasikan permintaan dan penawaran secara aktual pada pasar.

Referensi :

  • Google.con/travel/flights
  • AirMilesCalculator.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun