Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dunia Aviasi Bukan Playground untuk Pamer Kekayaan

12 Maret 2023   14:31 Diperbarui: 18 Maret 2023   07:15 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gaya Hidup, naik pesawat jet pribadi (foto: pixabay.com)

Apabila ada berita viral mengenai sesorang yang memborong seluruh kursi pesawat komersial pada sebuah rute penerbangan, maka akan ada penilaian tersendiri dikalangan audiencenya.

Latarbelakangnya memborong kursi pssawat mungkin selain karena tidak mau share dengan orang lain selama pandemi berlangsung juga karena dia menilai bahwa biaya memborong seluruh kursi pesawat komersial masih lebih murah dibanding dengan menyewa private jet.

Terlepas benar atau tidaknya berita tersebut namun hal ini menandakan masih terdapatnya lebih dari satu pilihan atau pembanding dari individu tersebut.

Lain halnya bila ada individu yang memang selalu menyewa pesawat atau justru memiliki pesawat pribadi setiap kali mereka berpergian, ini.memang adalah satu satunya pilihan sebagai bagian darii gaya hidup mereka .

Pesawat pribadi bagi mereka adalah cara atau sudah menjadi kebiasaan mereka yang ingin selalu terbebas dari antrean dan waktu tunggu di bandara tanpa melihat price tag.

Bagaimana dengan pamer berfoto di kelas utama atau bahkan suite ataupun apartement di penerbangan komersial berjadwal ?

Kelas utama atau bahkan suite dalam penerbangan komersial tidak bertujuan untuk memberikan kemewahan kepada penumpangnya melainkan kenyamanan dan privasi.

Sehingga bila ada yang menunjukan foto mereka berada di kabin kelas utama/suite, pada dasarnya mereka berada di tempat dan waktu serta memamerkan sesuatu yang keliru yaitu bukan kemewahan melainkan kenyamanan (comfort).

Inilah yang membedakan antara gaya hidup dengan pamer kekayaan.

Seorang executives dari sebuah rumah fashion ternama di dunia mengatakan bahwa ifestyle is the result of what we do, not the purpose' 

Gaya hidup adalah apa yang kita (memang) lakukan (kesehariannya) bukan sebuah tujuan atau maksud.

Sehingga kita sebagai audience perlu membedakan antara pamer kekayaan dengan gaya hidup mewah pada setiap postingan di medos.

Caranya bisa dengan memahami satu hal ini yaitu pamer harta dan kekayaan umumnya dengan benda atau barang yang akan menjadi pusat perhatian di kalangan audience nya sedangkan gaya hidup mewah tanpa tidak menjadikan benda atau barang sebagai pusat perhatian (center of attention).

Seseorang bisa terlihat tampak biasa alias natural atas dasar gaya hidupnya yang mewah dan justru menjadi pusat perhatian audience pada sebuah postingan media, namun tidaklah demikian dengan seseorang ysng.justru menjadikan barang sebagai pusat perhatian ketimbang dirinya sendiri. 

Dengan kita bisa membedakan mana yang gaya hidup dan mana yang pamer harta, kita bisa membuat penilaian pribadi yang hanya untuk diri kita sendiri.

Misalnya ketika kita melihat seseorang mem posting fotonya ketika berada di sebuah butik dari barang fashion dan membeli tas seharga Rp. 5 miliar namun kemudian memposting foto di kelas bisnis dengan tas barunya tersebut, kita sudah dapat menilai sendiri apakah itu memang gaya hidup nya atau bukan.

Beberapa audience mungkin akan timbul kepo nya untuk mengetahui brand dan harga dari barang yang menjadi pusat perhatian pada foto tersebut.

Hal yang berbeda ketika kita melihat orang orang terkaya didunia seperti pemilik perusahaan raksasa teknologi yang memposting mereka naik pesawat pribadi.

Kita mungkin tidak melihatnya itu sebagai pamer melainkan sudah bagian dari kehidupannya.Kita juga jarang melihat mereka mengenakan barang barang mahal yang bisa menjadi pusat perhatian.

Postingan dengan menunjukan gaya hidup terkadang justru dapat memotivasi orang untuk sukses dan menjalani hidup seperti yang dilihatnya dipostingan tersebut.

Namun demikian, pesawat pribadi juga tidak selamanya dimiliki 100% oleh satu orang karena pada jaman sekarang terdapat pilihan fractional ownership selain dari full ownership atau yang lebih dikenal dengan wet lease dimana kita tidak perlu pusing mengeluarkan biaya untuk sumber daya manusia dan biaya lainnya seperti biaya parkir pesawat.

Memiliki pesawat pribadi secara penuh bukanlah sekadar membeli mobil seharga Rp. 10 miliar sekalipun karena biaya biaya yang timbul dari pengoperasian pesawat tersebut tidak lah kecil mulai menggaji kru, pemeliharaan pesawat hingga biaya parkir, singkatnya walaupun pesawat tidak kita pakai alias tersimpan layaknya mobil dalam garasi, tetap saja ada biaya yang musti dikeluarkan.

Bagaimana kita menyikapi orang yang pamer kekayaan atau yang terlihat seperti menjalani gaya hidupnya ?

Ini balik kepada diri kita masing masing, apakah kita ingin menghabiskan energi kita untuk sesuatu hal yang tidak ada gunanya bagi kita.

Akan tetapi ketika pesan yang terkandung dalam postingan keliru dan mungkin apa yang mereka pamerkan merupakan hasil dari kegiatan illegal, maka akan memunculkan reaksi dari banyak orang.

Namun yang pasti dunia aviasi bukanlah playground untuk pamer harta karena selain pada dasarnya aviasi adalah berkaitan dengan alat transportasi (pesawat) juga karena dunia aviasi hanya menyediakan keselamatan penerbangan, serta dengan menawarkan kelancaran dan kenyamanan yang berbeda beda kepada penggunanya sebagai pilihan bukan kemewahan..

Refefensi :

  • mckinsey.com/capabilities/growth-marketing-and-sales/our-insights/how-luxury-brands-can-create-a-sense-of-lifestyle
  • jingdaily.com/lifestyle-changes-luxury-brands-wellbeing-nft/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun