Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Melesatnya Perkembangan Business Aviation

6 Maret 2023   20:08 Diperbarui: 6 Maret 2023   20:12 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Interior Helikopter Airbus ACH 175 (sumber: AirbusCorporateHelicopters.com)

Pandemi telah banyak mengubah cara kita menjalani kehidupan termasuk juga dalam hal pemenuhan mobilitas dengan moda transportasi.

Sebelum pandemi, kelas bisnis pada aviasi komersial tidak saja terdiri dari pelaku perjalanan dari kalangan bisnis saja tetapi juga dari berbagai.kalangan yang pada dasarnya menginginkan pelayanan dan pengalaman terbang yang berbeda.

Pada awal dan selama Pandemi, pemandangan tersebut sangat jauh berbeda dimana jumlah penerbangan komersial tidak menyediakan banyak pilihan kepada pelaku perjalanan bisnis atau corporate untuk memenuhi kebutuhan mobilitasnya.

Solusinnya bagi mereka adalah dengan beralih ke penerbangan tidak berjadwal atau umum dikenal dengan penerbangan charter, walau jenis pelayanan penerbangan ini bukanlah sesuatu yang baru dalam industri aviasi akan tetapi dengan tambahnya pengguna pada penerbangan ini maka business aviation semakin menjadi primadona dikalangan pebisnis dan corporate pasca pandemi.

Telah terjadi pergeseran yang dilakukan oleh para pebisnis dan corporate ini dalam hal memilih transportasi udara dalam memenuhi kebutuhan mobilitas mereka.

Apa definisi busniess aviation?

Sebelum mendefinisikannya mari kita mengenal jenis aviasi pada umumnya sehingga akan lebih mudah kita memahami business aviation ini nantinya.

Jenis aviasi dapat dilihat dari pengoperasian pesawatnya yaitu pengoperasian untuk militer disebut dengan aviasi militer sedangkan pengoperasian pesawat untuk sipil disebut dengan aviasi sipil.

Pada aviasi sipil, pengoperasian pesawat bisa untuk pribadi, kegiatan di udara (aerial work), serta komersial, oleh karena itu pada aviasi sipil terdapat istilah general aviation yang membedakan antara pengoperasian untuk komersial (commercial aviation) dengan non komersial.

Akan tetapi ada juga istilah private aviation dimana ada pihak ataupun perorangan yang mengoperasikan pesawat untuk keperluan pribadi dimana sang pilot tidak mendapatkan kompensasi dari kegiatan terbangnya.

Dengan kata lain, pilot pada private aviation tidak perlu meraih sertifikat pilot komersial atau Commercial Pilot License (CPL), hanya perlu Private Pilot License (PPL).

Walaupun pesawat yang dioperasikan adalah jenis pesawat pada general aviation akan tetapi pilot pada private aviation tidaklah sama dengan pilot pada pesawat di general aviation lainnya dalam hal kompensasinya.

Pesawat pada aviasi komersial yang umumnya dioperasikan oleh maskapai untuk melakukan penerbangan komersial berjadwal (scheduled flight) adalah pesawat dengan kapasitas penumpang dan kargo banyak sedangkan pesawat pada general aviation melakukan penerbangan komersial tidak berjadwal dan umumnya dengan kapasitas penumpang lebih sedikit.

Kembali ke definisi..

Business aviation adalah pengoperasian pesawat pada general aviation untuk keperluan bisnis, ini yang membedakan dengan penerbangan charter pada umumnya yang bisa untuk keperluan bisnis, leisure dan sosial (kunjungan keluarga).

Keperluan bisnis disini bisa berarti mengunjungi proyek di tempat lain, pertemuan dengan rekan bisnis hingga melakukan pertemuan di pesawat selama.penerbangan.

Jenis pesawatnya yang dioperasikan adalah pesawat yang masuk dalam general aviation atau dioperasikan untuk militer maupun penerbangan berjadwal.

Pesawatnya dapat bersayap tetap bermesin jet (business jet) turboprops maupun bersayap berputar atau helikopter, contohnya Gulfstream G series, Embrare Phenom, Dassault Falcon, King Air 350, Piper M600, Sikorsky S-92, Leonardo AW 109 dan Airbus ACH 175.

Interior Helikopter Airbus ACH 175 (sumber: AirbusCorporateHelicopters.com)
Interior Helikopter Airbus ACH 175 (sumber: AirbusCorporateHelicopters.com)

Khusus untuk helikopter, sebuah analisis yang dilakukan oleh Airbus Helicopters menyebutkan akan terjadi peningkatan akan permintaan pada helikopter oleh sektor private dan parapublic seperti perusahaan milik negara.

Dari hasil analisis yang dikeluarkan pada tanggal 16 Februari 2023 yang lalu tersebut, Airbus melalui salah sagi divisinya yaitu Airbus Helicopters memprediksi bahwa akan terjadi peningkatan permintaan akan helikopter sebesar 16% dalam 20 tahun mendatang.

Sedangkan jika dilihat dari kawasan, Airbus melihat kawasan Asia Pasifik sebagai kawasan dengan permintaan terbanyak atau sekitar 33% dari peningkatan yang diprediksi tersebut.

Bagaimana dengan Bizliner?

Masuknya pabrikan pesawat airliner seperti Airbus melalui Airbus Corporate Jets dan Boeing melalui Boeing Business Jet serta pabrikan pesawat lainnya ke business jet sepertinya diperlukan definisi ulang pada business aviation ini terutama pada penggunaan pesawat general aviation.

Sebagai informasi, bizliner adalah istilah untuk pesawat airliner (penumpang dan kargo) yang diubah menjadi business jet terutama pada interiornya.

Selain itu, baik pesawat pada general aviation maupun bizliner juga bisa dioperasikan unuk bisnis, private dan leisure sehingga dapat dikatakan bahwa bizliner bisa masuk kategori untuk pesawat pada business aviation walaupun pada dasarnya bizliner bukan jenis pesawat pada general aviation.

Mengapa kalangan bisnis lebih tertarik business aviation ?

Pertanyaannya sebenarnya bukan terhadap business aviation akan tetapi terhadap jenis penerbangan yang dilakukan pada business aviation yang tidak berjadwal, berbeda dengan maskapai pada umumnya.

Fleksibilitas waktu dalam memilih jadwal penerbangan, bandara, serta efisiensi waktu dengan tidak menunggu di terminal bandara menjadi latarbelakangnya.

Business aviation bukan lagi merupakan pengalihan dari penerbangan berjadwal ke penerbangan tidak berjadwal sebagai alternatif belaka melainkan suddhah merupakan pergeseran pilihan dan preferensi dari pengguna dari kalangan bisnis atau corporate.

Referensi :

  • bizavadvisor.com/why-companies-utilize-business-aviation/
  • nbaa.org/business-aviation/business-aviation-just-the-facts/
  • ainonline.com/aviation-news/business-aviation/2023-03-04/brighter-market-outlook-prompts-airbus-upgrade-helicopters
  • airbuscorporatehelicopters.com
  • en.m.wikipedia.org/wiki/Private_aviation

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun