Waktu penantian itu kian mendekati tepi kenyataan,Indonesia akan menyambut pesawat angkut militer Lockheed Martin.C 130 J-30 Super Hercules sebanyak 5 unit secara bertahap.
Kedatangan tipe terbaru dari pesawat legendaris LM C 130 Hercules tidak saja memperkuat armada pesawat angkut TNI AU tetapi juga menambah jumlah kesiapan terbang pesawat untuk angkut udara.
Memang terdapat perbedaan antara jumlah kekuatan dan jumlah kesiapan kekuatan pada armada pesawat karena tidaklah seluruh pesawat siap diterjunkan dalam misi maupun operasi pada setiap waktu karena pesawat juga memiliki siklus kehidupan (operasional) seperti pemeliharaan  sebagai contohnya.
Hal lain mungkin karena ada pesawat yang sedang dalam.misi dan operasional dan belum kembali ke pangkalannya sehingga mengurangi jumlah kesiapan pesawat pada pangkalan tersebut.
Selain itu peremajaan armada memang diperlukan walaupun semua pesawat C 130 B kita sudah melakukan retrofit atau penambahan usia operasionalnya, dengan begitu misi dan operasi angkut militer Indonesia dapat lebih efektif dan dengan konsumsi biaya operasionalnya.
Karena peremajaan berarti pula pesawat lebih baru, lebih mutakhir dan lebih efisien dalam konsumsi bahan bakarnya serta lebih memiliki kemampuan dan kapabilitas dalam membantu militer yang selalu berpedoman pada berhasilnya sebuah misi (mission accomplished).
Pembelian pesawat C 130 J-30 oleh TNI AU ini adalah pembelian terbaru dalam 41 tahun sejak pembelian terakhir tepatnya pada tahun 1982 saat TNI AU mendatangkan pesawat C 130 H-30 dengan registrasi A-1324 (w/o 5/10/91 Condet).
Sekaligus akan melengkapi nomor registrasi pesawat C 130 Hercules yang sempat melompat dari A-1320 ke A-1341 atas permintaan mendiang Jenderal TNI M.Jusuf yang menjabat sebagai Panglima ABRI ketika itu karena kegemaran beliau terhadap angka 9 untuk menyamakan jumlah nomor registrasi A-1314 ketika itu.
Beliau sendiri selalu memilih A-1305 dengan module VIP yang terpasang di badan pesawat, nomor registrasi A-1305 juga berjumlah 9 untuk melakukan kunjungan kerja ke daerah daerah sebelum TNI AU memiliki versi VIP.
Sedangkan lima pesawat C 130 L-100-30 (versi sipil) dengan registrasi A-1325 (w/o 20/05/09 Magetan), A-1326, A-1327, A-1328 dan A-1329 (w/o 20/12/01 Lhokseumawe) adalah tambahan bagi TNI AU dari Pelita Air Sevice pada tahun 1996.
Pelita yang sempat mengoperasikan enam unit C 130 L-100-30 awalnya untuk mendukung program transmigrasi dan kemudian sempat mengoperasikannya secara komersial, namun kemudian menyerahkan lima unit kepada TNI AU
Sedangkan satu unit lainnya dengan registrasi PK-PLV mengalami kecelakaan di bandara Kai Tak Hong Kong pada tanggal 23 September 1998 (written off) saat lepas landas.
Sdangkan registrasi dari A-1330 hingga A-1338 adalah pesawat C 130 H yang merupakan pesawat eks Angkatan Udara Australia.(RAAF).
Apa saja kelebihan dari Super Hecules ini?
Pesawat Super Hercules yang akan dimiliki oleh TNI AU kita adalah tipe J-30 yang merupakan versi scratch (lebih panjang) dari tipe J standard body (sekitar 15 feet atau sekitar 4,52 meter lebih panjang) yang merupakan tipe terbaru dari keluarga C 130 Hercules besutan Lockheed Martin.
Secara fisik tidak ada perbedaan antara tipe H-30 dengan tipe J-30 ini yaitu dalam hal panjangnya yaitu 112 feet atau 34,69 meter, tipe H-30 sebelumnya bernama tipe HS namun sejak tahun 1995 seiring dengan pengembangan tipe J diubah penyebutannya menjadi H-30.
Perbedaan yang paling mencolok adalah pada avionik dan mesin turboprops serta jumlah baling balingnya.
Kokpit J-30 sudah mengusung digital avionik serta dilengkapi dengan Head Unit Display (HUD) untuk kursi Captain Pilot dan Co Pilot (integrated) yang akan meningkatan kewaspadaan situasi (situational awarneess), fitur lainnya adalah Automated maintenance fault reporting yang meningkatkan keefisienan dan keefektifan waktu pada pemeliharaan pesawat.
Status sistem pesawat kini dapat di monitor langsung oleh kedua pilot berupa message yang disediakan oleh Advisory
Caution and Warning System (ACAWS) messages pada Color Multipurposes Display Unit (CMDU).
Selain itu terdapat Removable Memory Module (RMM) yang menyimpan data segala gangguan teknis pesawat jika sedang melakukan misi dan operasi, data ini akan berguna bagi teknisi di darat dengan Ground Based Data System (GBDS).
Sedangkan GBDS sendiri terdiri dari beberapa software yaitu Portable Maintenance Aid (PMA) with Organizational Maintenance System (OMS) software, Ground Maintenance System (GMS) software, and a Mission Planning System (MPS).
Memory Card (RMM) ini memiliki slot yang bernama Dual Slotted Data TransferSystem (DSDTS) yang terletak di sebelah kanan kursi co pilot.
Bilah baling baling J-30 di tambah menjadi enam yang sebelumnya empat dan mesin turboporps nya kini dengannya mesin Rolls-Royce AE 2100 besutan Rolls Royce North America (dahulunya Allison Engine Company).
Jadi dalam hal mesin, tipe J pada dasarnya masih menggunakan mesin besutan dari pabrik yang sama yaitu Alison Engine Company, sama dengan tipe tipe pendahulunya.
Selamat datang Super Hercules di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bravo kepada TNI AU yang sudah tidak dapat dipungkiri lagi sebagai salah satu operator pesawat C 130 Hercules yang handal di dunia.
Sumber dan Referensi :
1. Buku 50 Tahun Hercules di Indonesia, Author Tjokong Tarigan Sibero, Â ISBN 9799549051 Dinas Penerbangan TNI AU 2004.
2. Wawancara dengan Herky 01 (Marsda TNI (Purn) Tjokong Tarigan Sibero) (25/02/23).
3. rzjets.net
5. LockheedMartin.com
7. wikipedia.org/Rolls-Royce_North_America
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H