Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Altitude Sickness di Darat dan Udara

5 Februari 2023   12:43 Diperbarui: 6 Februari 2023   18:31 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi High Altitude (image oleh Iris Vallejo/ Pixabay.com)

Namun tingkatan resikonya pada umumnya tergantung pada beberapa faktor diantaranya kecepatan dalam mencapai ketinggian, seberapa tinggi kita melakukan pendakian (umumnya 8,000 feet ke atas), ketinggian tempat untuk kita tidur dan faktor lainnya.

Untuk orang yang memang memiliki sejarah penyakit jantung atau stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), kehamilan beresiko tinggi, Kista fibrosis, sel sabit (kerusakan pada sel darah merah) dikelompokan sebagai orang orang yang rentan terhadap perubahan ketinggian secara drastis.

Aklimatisasi

Beberapa tips aklimatisaai direkomendasikan oleh CDC diantarnya hindari minuman beralkohol 48 jam sebelum perjalanan ke elevasi yang lebih tinggi, bagi yang biasa dengan minuman  kafein dianjurkan tetap mengkonsumsinya.

Jika ingin melakukan perjalanan ke tempat dengan elevasi tinggi seperti pendakian dan trekking serta hiking, dianjurkan untuk bertahap dan tidak langsung berpindah tidur di tempat dengan elevasi 9,000 feet (sekitar 2,750 meter), lakukan penyesuain secara bertahap dengan berpindah tempat untuk tidur pada setiap 3,300 feet atai 1,000 meter.

Hindari kegiatan olah tubuh yang berat berat pada 48 jam pertama dan dianjurkan untuk membiasakan diri terlebih dahulu dengan elevasi lebih dari 9,000 feet atau sekitar 2,750 meter setidaknya selama 2 malam.

Altitude Sickness pada Penerbangan

Saat kita melakukan perjalanan udara dengan pesawat, proses perubahan tekanan atmosfir bisa berlangsung cepat (drastis), hal ini karena adanya kecepatan vertikal pesawat (Rate of Climb/Descent) yaitu kecepatan vertikal pesawat untuk mencapai ketinggian terbang.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) mengatakan bahwa perjalanan dengan pesawat adalah salah satu kegiatan dengan resiko tinggi bagi pelaku perjalanan.

Setiap pesawat memiliki kecepatan vertikal atau Rate of Climb/Descent  (RoC) berbeda beda yang diindikasikan dengan feet per minutes (fpm) atau ada juga yang menggunakan meters per second (m/s). Nilai RoC ketika pesawat naik ke ketinggian nilai RoC nya positif sedangkan negatif ketika pesawat turun dari ketinggian.

Sebagai ilustrasinya, bila RoC pesawat 500 fpm berarti pesawat akan membutuhkan waktu 20  menit dari ketinggian 0 hingga 10,000 feet, semakin besar RoC nya semakin cepat pesawat dapat mencapai ketinggian terbang yang diinginkan.

Dengan sedikitnya waktu yang tersedia untuk tubuh kita menyesuaikan perubahan ketinggian ini maka ada kemungkinan timbulnya gangguan tersebut yang umumnya terjadi ketika pada ketinggian terbang 6,000--8,000 feet atau sekitar 1,828--2,438 meter.

Pada penerbangan, tekanan udara didalam kabin akan sama dengan tekanan udara pada ketinggian 5,000-8,000 feet, hal ini menurut  Dr.J. Michael Muhm seorang pejabat senior kesehatan pada Boeing Commercial Airplanes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun