Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antara Work from Home dan Jet Syndrome

20 Januari 2023   21:32 Diperbarui: 20 Januari 2023   21:36 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi WFH (foto:pixabay.com)


Jika kita melakukan perjalanan ke daerah lain dengan adanya perbedaan waktu, kita akan mengalami apa yang disebut dengan jet syndrome atau umum dikenal dengan jetlag. Hal ini karena jam pada badan dan pikiran kita belum sinkron dengan lingkungan sekeliling badan dan pikiran kita.

Untuk menyesuaikannya dibutuhkan waktu yang biasanya 24 jam untuk agar badan dan pikiran kita bisa sama dengan orang orang disekitar kita, namun kita akan mengalami jet syndrome itu kembali dan harus menyesuikan diri tetiba di lingkungan rutinitas.

Jet syndrome ini sepertinya memiliki kemiripan dengan penerapan WFH pasca pandemi karena irama atau ritme tubuh dan pikiran kita masih berada di pandemi, penyesuaian untuk kembali ritme selama pandemi ke lingkungan sebelumnya juga memerlukan waktu.

Banyak perusahaan yang menerapkan WFH ini selama pandemi dalam menekan penyebaran virus di lingkungan kerja, namun demikian tidak semua perusahaan dapat menerapkan WFH.

Sebabnya  bukan karena tidak mendukung anjuran protokol kesehatan selama pandemi berlangsung melainkan karena perusahaan tersebut harus tetap memberikan pelayanan mereka kepada orang orang yang membutuhkannya.

Hal ini karena kehadiran fisik manusia diperlukan pada setiap layanan yang diberikan serta untuk mengantisipasi segala kemungkinan timbulnya sebuah keadaan dan kondisi yang memerlukan tindakan segera dapat timbul pada setiap saat, reaksi dan aksi dari badan dan pikiran kita akan berbeda antara di lingkungan kerja dan lingkungan non kerja.

Pelayanan kesehatan, transportasi publik baik itu darat, laut dan udara, kemudian pekerja pemerintahaan, militer dan lainnya adalah contoh beberapa instansi yang tidak dimungkinkannya penerapan WFH.

Namun bagaimana bila ada perusahaan dari berbagai industri yang memutuskan untuk tetap menerapkan WFH dan apa dampaknya ?

Dengan banyaknya karyawan perusahan tidak berada di kantor setiap harinya maka perusahaan  mungkin akan memikirkan luas ukuran tempat kerja yang mereka butuhkan atau dengan ukuran yang lebih kecil, hal ini bisa mengurangi beban biaya sewa ruang kerja mereka.

Namun pada pasar office space akan mengalami dampaknya dimana akan banyak permintaan ruang kerja yang lebih kecil ukurannya, sedangkan yang lebih besar akan lebih banyak persediaannya dibandingkan permintaannya.

Dari sisi karyawan, ada baiknya juga perlu mengamati perkembangan dari pasar kerja dan juga perusahan perusahaan, karena pasar kerja hanya dapat seimbang ketika permintaan dari perusahaan dapat disediakan oleh para pencari pekerjaan.

Beberapa perusahaan juga dihadapkan oleh keadaan yang disebut sebagai "skill gap" yang menurut situs Forbes semakin melebar akibat pandemi, skill gap ini adalah keadaan dimana perusahaan banyak membutuhkan karyawan dengan skill yang mereka tetapkan, untuk mengisi gap tersebut perusahaan dapat meningkatkan skill karyawan nya sendiri (upskilling) atau dengan memperkerjakan karyawan baru.

Pada jaman serba teknologi, perusahaan akan semakin membutuhkan karyawan yang memiliki kualifikasi dan pengalaman dalam hal penguasaan teknologi sedangkan kualifikasi tidak hanya dalam hal edukasi formal tetapi juga keterampilan (skill).

Persaingan di pasar kerja akan semakin ketat untuk mendapatkan pekerjaan yang khususnya memerlukan skill tertentu, oleh karena itu karyawan perlu melengkapi dirinya dengan sklii tersebut.

Namun demikian semua kembali kepada kebijakan masing masing perusahaan sebagai pemberi kerja yang juga penyedia kerja di pasar kerja, serta pula masing masing individu yang memang akan selalu dihadapi persaingan dalam mendapatkan pekerjaan.

Penerapan WFH akan tergantung dari jenis perusahan dan scope of works pekerja, apabila penerapannya memang dapat memberikan dampak positif baik dari sisi perusahaan maupun karyawan mengapa tidak dilanjutkan. Apabila dampaknya dapat diminimalkan maka penyesuaian pun perlu dillakukan

World Economic Forum menyebutkan bahwa karyawan dengan usia muda justru tidak ingin menghabiskan waktu kerja mereka di rumah lebih dari dua atau tiga hari setiap minggunya karena mereka masih ingin menjalankan kehidupan sosial dan hubungan kerja (profesional) dengan lainnya.

Hal ini menandakan bahwa penerapan WFH dengan jumlah hari yang lama akan memgurangi waktu karyawan dalam menjalankan kehidupan sosial mereka dibandingkan jika berada di lingkungan kerja.

Apakah WFH hanya bersifat sementara seperti pada jet syndrome ataupun berlanjut, ini hanya lah satu dari  sekian banyak penyesuaian yang kita semua hadapi pasca pandemi dalam segala aspek kehidupan, dan apa pun itu sebutannya, apakah itu post -pandemic syndrome ataupun  the next normal.

Referensi :

  • mckinsey.com/featured-insights/coronavirus-leading-through-the-crisis/charting-the-path-to-the-next-normal/mind-the-skills-gap
  • forbes.com/sites/forbescommunicationscouncil/2020/12/03/the-pandemic-widened-the-skills-gap-and-the-tech-industry-must-step-up/?sh=13dfe0f660e8
  • weforum.org/agenda/2022/07/work-from-home-employers-workers-work-life/
  • thenationalnews.com/uae/2022/11/19/is-working-from-home-here-to-stay-in-the-post-pandemic-world/
  • mckinsey.com/featured-insights/future-of-work/the-future-of-work-after-covid-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun