Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pentingnya Pelampung Saat Melakukan Aktivitas di Air

6 Januari 2023   14:50 Diperbarui: 6 Januari 2023   16:50 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Life Jacket (pixabay.com)

Hukum dan aturan kala dilanggar dengan alasan masing masing walau sudah menjadi aturan baku sekalipun, dan lebih parah nya lagi bila sikap tidak patut dicontoh tersebut dialirkan ke arus media sosial yang dilihat orang banyak.

Dalam melakukan segala kegiatan di segala lokasi dan keadaan tertentu terdapat batasan batasan yang kita harus perhatikan yang tujuannya tidak lain untuk keselamatan.

Sebagai contoh bila kita melakukan inspeksi proyek harus menggunakan pelindung kepala, para pekerja menggunakan vest yang menyala ketika tersorot lampu, selama penerbangan kita diminta untuk selalu menggunakan seat belt, serta di laut kita menggunakan pelampung.

***
Ada sebuah berita baru baru ini di Kompas.com mengenai sepasang suami isteri yang merupakan "public figure" mengajak anaknya atau tepatnya balita beraktivitas di air tanpa pelampung (walau diberitakan sebelumnya sempat menggunakan).

Penggunaan pelampung ketika melakukan kegiatan di air bukan untuk ketika kita "kecebur" di air melainkan "jika" kita kecebur, kata "ketika" berarti sudah kecebur sedangkan kata "jika" menunjukan bahwa kita belum kecebur, maka pelampung dapat melakukan fungsinya ketika kita kecebur.

Apa fungsi dari pelampung ?

Pelampung baik itu life jacket atau life buoy akan selalu membuat posisi kepala kita diatas air, untuk apa ? agar kita tetap bisa bernapas karena kita menghirup udara yang hanya tersedia di atas permukaan air.

Menurut data dari U.S. Coast Guard Recreational Boating Statistics pada tahun 2018 terdapat 633 kematian.saat melakukan kegiatan air dimana 77% dari jumlah itu karena tenggelam dan 88% karena tidak menggunakan pelampung.

Adakalanya "pride" kita mengambil alih kesadaran kita dalam mengambil sikap dan menghadapi semua keadaan dengan kemahiran kita, yang dalam masalah penggunaan pelampung menggunakan dalih pandai berenang.

Ada satu hal yang semua dari kita tidak bisa mengetahuinya yaitu keadaan bawah laut, arus tidak hanya terjadi di permukaan tetapi juga di bawah permukaan dan tak terlihat jika kita berada di permukaan dan ketika kita melihatnya maka pembuktian justru dapat menempatkan kita dalam keadaan yang mengancam jiwa, dimana keadaan terburuknya kita bisa terseret di bawah permukaan air laut dalam sekejap.

Menurut University of Hawaii, arus laut di permukaan berada pada kedalaman antara 50--100 meter, dimana besar kecilnya arus permukaan air laut ini dipengaruhi oleh angin, oleh karenanya kita hanya bisa bersiap diri ketika tidak bisa mengetahui tepatnya besar arus di bawah permukaan air luat tersebut.

Reaksi kita akan berbeda dalam segala kondisi dan keadaan, ada rasa panik yang walau bisa hanya dalam.sejekap sebelum kesadaran kita mengambil alih, namun dalam sekejap itu akan selalu ada kemungkinan tindakan yang kita ambil adalah dengan dasar panik bukan dengan kesadaran.

Berenang ketika kita berniat melompat ke air laut dengan berenang karena terlompat dari kapal adalah dua hal yang berbeda dalam hal reaksi tanpa memperdulikan kemahiran.

Pada situsnya, Palang Merah Kanada mengatakan bahwa pelampung dapat melindungi otot otot kita dari shock dari suhu air laut yang dingin yang dapat mengakibatkan suhu pada jantung dan otak kita turun drastis (hypothermia).

Jika kita akan berenang atau melakukan kegiatan  di air sepeti snorkeling dan diving maka pakaian yang kita kenakan berbeda dengan saat kita terlompat dari jetski, begitu pula reaksi otot otot kita akan juga berbeda.

Pada penerbangan jika terjadi penurunan tekanan udara maka oxygen mask akan secara otomatis keluar agar kita bisa mendapatkan oksigen dimana orang tua yang terbang bersama anak anak harus menggunakan dulu pada dirinya baru memasangkan pada anaknya.

Secara nalar mungkin kita bertanya kenapa kok tidak anak kita dulu ? jawabanya bisa dengan bertanya kembali dengan bagaimana orang tua bisa memasangkannya bila mereka tidak bisa bernapas karena kehabisan oksigen.

Keadaan yang sama juga bisa terjadi ketika kita menggunakan pelampung di laut dan terjadi sesuatu pada kapal yang mengakibatkan kita terjatuh ke air laut maka kita bisa menyelamatkan orang lain dalam kapal itu karena otot otor kita dalam keadaan yang terlindungi dari suhu air laut.

Ini kembali lagi kepada reaksi kita yang dapat berbeda beda dalam segala keadaan dan kondisi, hanya dengan.nalar dan kesadaran bisa mengembalikan kita dengan keadaan dan kondisi sebenarnya, untuk itu rekomendasi dan aturan diterapkan sebagai pengingat dan panduan kepada kita.

Aturan memang cenderung dilanggar namun semua aturan itu bertujuan untuk melindungi terlebih di air dimana oksigen hanya tersedia di atas permukaan laut, pelampung akan membuat kepala kita selalu berada di atas permukaan air laut.

Oleh karenanya ketika kita melakukan kegiatan yang berhubungan dengan air terlebih laut, ada baiknya memulai untuk mengubah "mindset" kita dan tinggalkan pride di darat dan gabungkan kemahiran kita dengan persiapan lainnya serta tetap menempatkan nalar dan kesadaran kita di atas segalanya untuk tujuan safety atau keselamatan.

Keselamatan bukan hanya berlaku kepada diri kita sendiri tetapi juga semua orang yang berada di sebuah keadaan dan kondisi yang mengandung resiko akan insiden maupun kecelakaan yang lebih tinggi kadarnya. 

Jika kita dalam liburan maka euforia jangan sampai membuat kita lupa akan keberadaan kita pada kondisi dan keadaan sekitar terlebih jika kita membawa putera puteri kita dimana keselamatan mereka dimulai dari  keselamatan kita sebagai orang tua mereka.

Tidak ada ruginya untuk mengikuti aturan tersebut karena kesadaran untuk mentaatinya akan menjadikan kita contoh yang baik buat banyak orang meskipun kita bukan "public figure" dengan banyak follower.

Referensi :

  • beyondthetent.com/10-reasons-why-you-should-wear-a-life-jacket/
  • watersafetyusa.org/life-jackets-save-lives.html
  • manoa.hawaii.edu/exploringourfluidearth/physical/atmospheric-effects/ocean-surface-currents

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun