Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Makna dari Kemampuan dan Preferensi dari Pengguna Jasa Transportasi

4 Januari 2023   19:40 Diperbarui: 9 Januari 2023   10:15 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi KRL Jabodetabek. (Foto Kementerian Perhubungan via kompas.com)

Dalam dunia penerbangan khususnya penerbangan komersial, tidak ada pembedaan berdasarkan apapun tak terkecuali kemampuan yang ada hanyalah perbedaan pada layanan yang disediakan baik di bandara maupun di udara selama penerbangan.

Di darat maskapai menyediakan lounge sedangkan di udara maskapai menyediakan kelas bisnis dan utama, semua ini sekali lagi bukan untuk membedakan penggunanya melainkan mengakomodir preferensi dari setiap penggunanya.

Dunia penerbangan juga memberikan layanan penerbangan bagi yang menuntut fleksibilitas yaitu pesawat charter atau private jets dengan harga berlipat lipat dari harga tiket pesawat kelas bisnis maupun utama sekalipun.

Jadi mengapa sekarang ada moda transportasi yang membedakan penggunanya berdasarkan kemampuan, lebih ironisnya lagi terjadi pada kendaraan massal dengan tarif yang berbeda, apakah akan ada pembedaan layanan seperti pada penerbangan ?

Massal disini mempresentasikan orang banyak dan ketika itu pula mempresentasikan rakyat, itu yang pertama.

Selanjutnya yang kedua bila kita atau Pemerintah memahami benar apa definisi dari komuter maka sebenarnya ada istilah alteenatif yang dapat digunakan sebagai latarbelakang dari penyesuaian harga ini.

Kata komuter berasal dari bahasa Inggris yaitu "commute" yang memiliki definisi "travel some distance between one's home and place of work on a regular basis."

Sebuah perjalanan yang dilakukan (oleh orang) secara reguler dari tempat tinggalnya menuju tempat kerja (atau tujuan dimana beraktivitas).

Jika kita melihat kalimat "dari tempat tinggal ke tempat kerja" menunjukan pelaku perjalanannya adalah pekerja, pebisnis dan yang memiliki aktivitas reguler di tempat lain, hal ini berarti pula para pelaku perjalanannya adalah orang yang memiliki pendapatan.

Pendapatan tidak mencerminkan kekayaan seseorang melainkan mencerminkan pencapaian dalam kehidupan, semakin tinggi pencapaiannya semakin tinggi pula tingkat pelayanan yang mereka harapkan dari segala hal, inilah yang disebut dengan preferensi.

Ini ibarat sebuah mobil pribadi yang digunakan oleh rakyat yang memiliki preferensi menggunakan mobil pribadi untuk bolak balik, walaupun di beberapa negara  ada orang yang walau telah memiliki mobil pribadi tetap memilih commuter untuk menuju kerjanya dengan tarif yang sama dengan pengguna lainnya.

Sedangkan preferensi dari pelaku perjalanan kereta komuter adalah untuk menghindari kemacetan di jalan raya dan mempercepat waktu tempuh.

Kereta komuter adalah sama dengan pesawat maskapai yang menyediakan transportasi secara reguler hanya saja kereta komuter sangat spesifik pada penggunanya yaitu pekerja atau pebisnis, sesuai dengan namanya yaitu commuter dimana semua pelaku perjalanannya adalah commuter, orang yang bolak balik seriap hari dari tempat tinggalnya ke tempat kerja.

Dan karena mereka secara reguler menggunakan jasa layanan KRL maka mereka adalah pengguna setia, bagaimana dengan program kesetiaan seperti pada maskapai ?

Mereka semua adalah pengguna jasa transportasi darat dengan kereta komuter yang layanannya tidak membedakan antara satu dengan lainnya.

Jika pun ingin membedakan maka bedakan layanannya seperti pada pesawat dengan kelas bisnis dan utama dengan berbagai fasilitas baik di stasiun maupun di dalam kereta.

jika ingin menghapuskan subsidi tanpa membebani rakyat dengan berat maka bisa dilakukan subsidi silang dengan menyediakan layanan yang berbeda kepada pengguna dengan preferensi berbeda serta dengan tarif yang berbeda.

Salah satu caranya misalnya dengan menyediakan gerbong atau rangkaian kereta khusus seperti private jets nya dalam penerbangan.

Walau akan ada kemungkinan tingkat keterisiannya rendah, namun itu hanya menunjukan bahwa preferensi dari para penggunanya tidak membutuhkan layanan lounge atau tambahan lainnya.

Mereka harus tiba di tempat kerja tepat waktu dan pulang ke rumah untuk menghabiskan waktu lebih lama dengan keluarga setiap harinya.

Preferensi mereka memilih kereta komuter karena cepat dan terhindar dari kemacetan, oleh karenanya mereka membutuhkan transportasi yang memiliki keamanan, keselamatan, kenyamanan dan kelancaran yang mendukung aktivitas commuting mereka.

Penjabaran makna dari 'sesuai kemampuan' sulit untuk diterima dan dipahani oleh telinga rakyat terutama implementasinya.

Bila ingin menyesuaikan harga sebaiknya tidak menggunakan istilah apapun yang membedakan para penggunanya, tranparansi mungkin lebih dibutuhkan jika memang tujuannya untuk menutupi biaya operasional ataupun mengurangi subsidi

Harga umumnya membedakan kualitas atau mutu layanan bukan membedakan satu orang dengan lainnya berdasarkan pendapatan.

Sedangkan preferensi adalah pilihan seseorang atas beberapa pilihan, bisa dikatakan kebanyakan dari pengguna KRL memiliki kendaraan baik roda dua atau roda empat, namun preferensi mereka lebih ke KRL karena alasan diatas tadi.

Ada baiknya pula pemerintah mengkaji lagi wacana ini atau melakukan dengan cara lain dan jika perlu mendalami kembali definisi dari commute dan commuter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun